Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Teknologi tersaji lengkap di sekitar kita. Salah satu contoh nyata dari hal itu adalah kehadiran sosial media. Lebih dari sekadar alat berkomunikasi, ternyata sosial media menyimpan fungsi-fungsi lebih di dalam kehidupan kita yang sering kali luput dari perhatian dan tidak pernah disadari.
Seniman new media Benny Wicaksono menunjukkan hal tersebut lewat instalasi yang ada di pameran tunggalnya, Bitversus. Pameran tersebut berlangsung selama dua hari, yaitu Rabu (8/5) dan Kamis kemarin (9/5) di Visma Gallery.
Dengan mengambil tema Seteru Dua Kubu Data Mining, Benny mencoba menunjukkan bagaimana dualisme kehidupan bermain dalam rutinitas kita sehari-hari, khususnya dalam menggunakan sosial media. Lebih dalam lagi, Benny mengulik hal tersebut lewat isu yang sedikit banyak berhubungan dengan politik dan sedang hangat dibicarakan oleh banyak orang.
1. Bitversus adalah pameran instalasi yang menggunakan isu cebong dan kampret sebagai materi
IDN Times/Abraham Herdyanto Bagi kalian yang mengikuti berita-berita dalam dunia politik, pastinya kalian mendengar kata cebong dan kampret. Itu adalah dua kata yang digunakan untuk menyebut para pasang calon presiden. Uniknya, kedua kata itu sangat ramai berada di sosial media. Benny mengambil hal tersebut dan mencoba menunjukkan seberapa ramaikah isu itu di dunia maya.
2. Keseruan perseteruan kedua kata itu ditunjukkan lewat real count
IDN Times/Abraham Herdyanto Bekerja sama dengan seniman lain bernama Streampunk, Benny menunjukkan bagaimana kata cebong dan kampret sangat ramai digunakan di Twitter. Di tiap detik dipastikan salah seorang anggota masyarakat akan mencuitkan kata tersebut. Saat mendatangi pameran saja, sudah ada lebih dari 200 cuitan yang menggunakan kata cebong atau kampret.
“Proyek karya ini dimulai dari 7 hari sebelum pemilu dan 7 hari setelah pemilu dengan mencari data kata apa yang paling banyak disebutkan. Ditemukanlah dua kata ini. Data ini coba aku mainkan dengan spirit seni karena sebagai seorang seniman, seorang kreator, saya harus mencoba untuk terus berkarya,” jelas Benny dalam menjelaskan motivasinya membuat pameran ini.
Baca Juga: Menilik Pameran Indonesia Bermusik di House of Sampoerna, ke Sini Yuk!
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
3. Instalasi keren pun tercipta akan hal ini
IDN Times/Abraham Herdyanto Tidak berhenti hanya menunjukkan data saja, Benny pun turut menunjukkan jika materi ini dapat dikemas menjadi sebuah seni suara. Sebagai contoh, data real count dari Twitter ini dapat di-print-kan ke selembar kertas yang mana suara proses printing itu dikeluarkan lewat speaker. Hal ini bisa terlaksana berkat adanya mic yang terpasang di dalam mesin print tersebut.
IDN Times/Abraham Herdyanto 4. Ada pula instalasi visual yang sangat tersirat disajikan dalam kode binari
IDN Times/Abraham Herdyanto Mereka yang datang pada pameran ini pasti akan bertanya-tanya terhadap lampu di tengah ruangan yang memiliki kode binari. Benny menjelaskan jika kode binari itu sebenarnya merupakan kode dari kata cebong dan kampret itu sendiri. Yang bagian atas adalah kode binari dari cebong dan yang bagian bawah adalah kampret.
5. Instalasi visual juga terbentuk dalam bentuk data diagram
IDN Times/Abraham Herdyanto Di sisi kanan ruangan, kamu juga bisa melihat data dari kedua kata tersebut yang telah diolah dalam bentuk diagram. Tidak ada judul jelas data apakah sehingga banyak orang bertanya-tanya. Ternyata hal itu memang sengaja dilakukan oleh Benny.
“Aku memang tidak memberikan judul data sebagai penjelas karena di sini aku mencoba menampilkan sisi estetiknya, bukan analisis data. Itulah kenapa jika diperhatikan ada semacam penataan posisi di dalamnya.” Benny pun menjelaskan lebih jika data diagram di sebelah kiri adalah data cebong merespons kampret dan diagram kanan adalah data kampret merespons cebong.
Baca Juga: Inacraft Pameran Kerajinan Terbesar di ASEAN, Manjakan Pecinta Seni