TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Teknologi Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental

Banyak inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan mental

ilustrasi sedih (pexels.com/Engin Akyurt)

Menurut data yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO), hampir 800 ribu orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya. Lebih lanjut, orang dengan masalah kesehatan mental memiliki peningkatan risiko pikiran dan perilaku untuk bunuh diri.

Sayangnya, masih banyak stigma di masyarakat tentang masalah kesehatan mental yang membuat banyak orang enggan mencari bantuan. Ini membuat banyak individu yang memiliki masalah kesehatan mental, tetapi tidak terdiagnosis.

Ada semakin banyak strategi yang dikembangkan untuk mengatasi masalah kesejahteraan mental, mulai dari obat-obatan, terapi perilaku, hingga olahraga. Bahkan, saat ini inovasi teknologi baru terus dikembangkan untuk membantu mengatasi masalah tersebut. Untuk mengetahui bagaimana teknologi bisa membantu meningkatkan kesehatan mental, simak pembahasan berikut ini.

1. Banyak tersedia aplikasi untuk kesehatan mental

ilustrasi aplikasi smartphone (unsplash.com/James Yarema)

Saat ini, banyak sekali aplikasi yang telah dikembangkan untuk berbagai keperluan, salah satunya kesehatan mental. Seperti meditasi, konsultasi dengan psikologi secara daring, memudahkan tidur, mengelola kecemasan, dan sebagainya.

Bahkan, ada juga yang dirancang secara khusus untuk berbagai kondisi mental, seperti PTSD, bipolar disorder, depresi, dan sebagainya. Tentu saja, ini dapat membantu individu bertahan dengan perawatan kesehatan mental.

Aplikasi kesehatan mental tentu saja memiliki banyak manfaat dalam hal kenyamanan, anonimitas, dan harga yang terjangkau. Namun, National Institute of Mental Health memperingatkan agar tidak menggunakan aplikasi sebagai pengganti untuk perawatan profesional, khususnya untuk individu yang memang terdidiagnosis dengan gangguan tertentu dan membutuhkan terapi konsisten.

Baca Juga: Waspada! Aplikasi Discord Makin Ramai Hacker

2. Banyak situs web yang dapat memberikan bantuan langsung kapan saja dan di mana saja

ilustrasi menjelajah internet (pexels.com/Kaboompics.com)

Melalui internet, bantuan tersedia secara online untuk siapa pun dan di mana pun. Ada banyak sekali situs web yang dapat memberikan dukungan bagi individu dengan masalah kesehatan mental. Misalnya, Heads Together. Ini merupakan situs pendukung kesehatan mental yang mempertemukan para relawan dan pejuang kesehatan mental untuk saling berbagi cerita.

Untuk mencegah bunuh diri, ada situs The Campaign Against Living Miserably yang memimpin kampanye untuk meningkatkan kesadaran diri dan menyediakan akses ke saluran bantuan. Situs nonprofit, Mind juga menyediakan layanan untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan segera.

3. Asisten suara sebagai solusi untuk mereka yang tidak nyaman bercerita dengan orang lain

ilustrasi asisten suara (unsplash.com/BENCE BOROS)

Berbicara pada orang lain tentang masalah yang sedang kita alami sering kali dapat membantu membuat kita merasa lebih baik. Namun, ada juga orang yang justru merasa tidak nyaman mengungkapkan masalahnya pada orang lain karena berbagai alasan.

Untuk mengatasi masalah ini, banyak dikembangkan asisten suara yang dapat menemani orang berbagi isi hati. Kecerdasan buatan (AI) ini bisa menjadi terapis yang membantu mereka yang kurang nyaman berbagi masalah dengan orang lain.

Lebih jauh, menurut laporan laman Ability Net, USC Institute for Creative Technologies sedang mengembangkan aplikasi yang mampu memantau ekspresi mikro. dengan begitu, asisten suara bisa menanggapi isyarat wajah, melakukan gerakan simpatik, dan kemudian membangun hubungan baik dengan orang.

4. Terapi paparan dengan virtual-reality

ilustrasi teknologi virtual reality (pexels.com/Eugene Calon)

Selain mengobati PTSD dengan obat-obatan dan terapi, terkadang dokter juga menggunakan teknik yang disebut terapi pemaparan. Hal ini dirancang untuk membantu pasien menghidupkan kembali fenomena terkait trauma dalam lingkungan yang terkendali dan aman, seperti ruang praktik dokter. Terapi ini membantu pasien terbiasa dengan ingatan sehingga tidak lagi memicu kecemasan.

Dijelaskan dalam laman NBC News, para ilmuwan telah menguji virtual reality sebagai alat untuk terapi paparan dalam uji klinis. Hasilnya, beberapa dokter di AS sekarang dilatih untuk menggunakannya dalam praktik mereka.

Baca Juga: BPJS Kesehatan Ujicobakan Aplikasi P-Care Vaksinasi Mobile

Verified Writer

Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya