7 Aplikasi Open-Source Gratis Sebagai Alternatif Aplikasi Adobe

- Paint.NET: Aplikasi editing foto gratis dengan UI sederhana dan fitur mudah dipahami
- Darktable: Cocok untuk pengguna yang sering bekerja dengan file RAW dan aplikasi editing tingkat lanjut
- Scribus: Aplikasi layout cetak dengan fitur lengkap untuk proyek editorial
Adobe Creative Cloud telah lama dianggap standar emas untuk aplikasi kreatif, tapi sistem berlangganannya terasa seperti “menyewa kreativitas” sehingga kurang ideal bagi pengguna biasa, pelajar atau mereka yang punya budget terbatas. Selain itu, biaya berlangganan yang jauh dari kata terjangkau dan kekhawatiran soal privasi data juga menjadi masalah lainnya. Untungnya, internet dipenuhi dengan banyak aplikasi termasuk aplikasi open-source yang bisa digunakan secara gratis sebagai alternatif berbagai aplikasi Adobe. Berikut ulasannya.
1. Paint.NET
Sebagai alternatif Photoshop, ada Paint.NET, aplikasi editing foto gratis dan open-source yang sudah eksis selama lebih dari 20 tahun. Kelebihannya terletak pada UI sederhana dan fitur yang mudah dipahami untuk pengguna biasa. Cukup gunakan menu Image untuk mengubah ukuran atau Effects untuk mengaplikasikan filter dan editing cepat, tanpa harus ribet dengan Layers, Adjustments atau panel Tools. Kendati demikian, fitur yang lebih canggih tetap tersedia, sehingga pengguna yang lebih berpengalaman bisa melakukan pengeditan kompleks seperti color grading hingga masking.
2. Darktable

Sebelum masuk ke topik pembahasan, perlu dicatat bahwa Darktable tidak terlalu ramah untuk pemula. Namun, bagi pengguna yang sering bekerja dengan file RAW dan sudah terbiasa dengan aplikasi editing tingkat lanjut, aplikasi ini sangat bisa diandalkan. Darktable menawarkan pengolahan file RAW, batch editing serta color grading canggih layaknya Lightroom. UI-nya agak unik namun itu jadi bagian paling menariknya. Selain itu, aplikasi ini juga gratis, sehingga cocok sekali untuk fotografer hobi.
3. Scribus
Bagi pengguna yang butuh aplikasi untuk membuat dokumen dengan banyak halaman seperti buku atau brosur, tidak perlu bayar mahal untuk InDesign karena ada Scribus, aplikasi open-source yang punya fitur lengkap untuk proyek editorial. Meski UI-nya agak jadul, Scribus mudah digunakan dan mendukung master pages, text frame yang saling terhubung, penempatan gambar, layer, warna CMYK hingga ekspor PDF siap cetak. Aplikasi ini sempurna untuk layout cetak dengan budget terbatas, tapi kurang ideal untuk halaman digital atau e-book, meski masih bisa diakali dengan mengonversi PDF ke EPUB.
4. OmniTools
OmniTools merupakan aplikasi berbasis browser yang menawarkan berbagai fitur lengkap untuk mengelola PDF tanpa biaya, berbeda dengan Acrobat yang membatasi beberapa fiturnya di balik paywall. Dengan OmniTools, pengguna bisa melakukan banyak hal mulai dari menyisipkan gambar atau tanda tangan, memisah, menggabung, memutar mengompres, mengonversi, hingga memberi kata sandi pada PDF. Selain itu, tersedia juga beragam alat tambahan untuk mengolah media dan data lain seperti audio, gambar, video, PNG, GIF, JSON, XML, CSV dan teks, sehingga semua kebutuhan PDF bisa dikerjakan dalam satu tab yang sama.
5. Penpot

Seperti halnya XD (yang kini sudah disuntik mati), Figma (yang kini diakuisisi Adobe) juga membatasi beberapa fitur terbaiknya di versi berbayar. Untuk itulah Penpot hadir sebagai pengganti XD dan Figma. Perangkat ini bersifat open-source dan sepenuhnya gratis. Penpot menyediakan semua fitur yang dibutuhkan untuk seluruh proses desain sehingga cocok untuk desainer profesional yang peduli privasi sekaligus mudah digunakan bagi pemula. Selain itu, Penpot juga dilengkapi dengan berbagai template desain dan wireframe serta UI sederhana dan mudah dinavigasikan.
6. OpenShot
Premiere Pro merupakan aplikasi editing video yang luar biasa dan harganya bisa dianggap sepadan, tapi bagi pengguna dengan budget terbatas mungkin terasa berlebihan. Sebagai alternatif yang open-source sekaligus gratis, OpenShot menjadi pilihan utama karena mudah digunakan namun tetap cukup mumpuni untuk menghasilkan video yang tampak profesional. OpenShot menawarkan fitur dasar pengeditan video seperti pemotongan, pengaturan frame, volume, kecepatan pemutaran dan berbagai efek serrta transisi, dengan UI yang sederhana dan intuitif mirip seperti aplikasi editing video di HP.
7. Audacity
Audacity merupakan aplikasi open-source klasik yang gratis, bisa digunakan di berbagai platform, dan mudah dipakai sekalipun bagi pengguna yang tidak ahli audio. Dengan Audacity, pengguna bisa merekam suara, menghapus kesalahan, menambahkan efek fade, serta menyempurnakan lagu dengan reverb, kompresi dan EQ. Fungsinya juga bisa diperluas lewat plugin. Meski UI-nya terkesan jadul seperti Scribus, justru itulah yang membuat Audacity begitu simpel. Aplikasi ini cocok untuk produser rumahan, podcaster pemula atau siapa saja yang ingin mengedit file audio dengan cepat.
Demikian tadi ulasan sekaligus rekomendasi beberapa aplikasi open-source gratis sebagai alternatif berbagai aplikasi Adobe. Tertarik menggunakan aplikasi-aplikasi di atas?