Meta Hidupkan Lagi Facial Recognition untuk Facebook dan Instagram

- Meta kembali perkenalkan fitur facial recognition di Facebook dan Instagram setelah 3 tahun, guna mencegah celeb-bait ads dan membantu pemulihan akun yang terkunci.
- Fitur ini akan mendeteksi iklan penipuan dengan wajah selebritas, membandingkan dengan foto profil resmi, dan memblokir iklan yang mencurigakan.
- Sistem pengenalan wajah juga digunakan untuk memverifikasi identitas pengguna yang kehilangan akses akun, menghadirkan lapisan keamanan tambahan.
Setelah tidur panjang selama 3 tahun, Meta kembali memperkenalkan fitur facial recognition atau pengenalan wajah pada platform Facebook dan Instagram. Fitur ini dirancang untuk meningkatkan keamanan dengan mendeteksi iklan penipuan yang menggunakan wajah selebritas serta membantu pengguna yang kehilangan akses ke akun mereka. Meta sebelumnya menghentikan fitur ini karena kekhawatiran privasi. Namun, kini mereka mengembangkan pendekatan baru yang lebih aman dan terarah dalam penggunaannya.
Konon, kabarnya salah satu fitur baru besutan Meta ini akan mendeteksi iklan penipuan yang menggunakan wajah selebritas dan tokoh publik. Jika sistem mencurigai adanya iklan palsu yang menggunakan wajah terkenal, teknologi pengenalan wajah akan membandingkan gambar di iklan dengan foto profil di Facebook atau Instagram. Jika kedapatan melakukan penipuan, tentu saja iklan tersebut akan segera diblokir. Penasaran dengan ulasan menarik dari fitur facial recognition ala Meta? Simak lebih lanjut lewat ulasan dalam artikel berikut!
1. Hadirnya fitur Facial Recognition dinilai sebagai cara utama untuk memerangi celeb-bait ads

Salah satu faktor utama Meta menghadirkan teknologi pengenalan wajah adalah untuk memerangi penipuan iklan berkedok "celeb-bait." Penipuan ini melibatkan penipu yang menggunakan gambar selebritas atau tokoh publik untuk menarik perhatian pengguna dan mengarahkan mereka ke situs berbahaya. Situs-situs tersebut sering kali meminta pengguna untuk memberikan informasi pribadi, seperti detail kartu kredit atau bahkan mentransfer uang dengan iming-iming hadiah atau investasi palsu. Penipuan jenis ini sulit dideteksi karena tampilannya mirip dengan iklan sah yang memang menampilkan selebritas sehingga banyak orang tertipu. Jika menggunakan pengenalan wajah, Meta dapat membandingkan gambar selebritas yang digunakan dalam iklan tersebut dengan foto profil resmi mereka di Facebook dan Instagram sehingga mereka dapat mendeteksi dan memblokir iklan penipuan lebih cepat dan akurat.
Sistem peninjauan iklan Meta saat ini menggunakan machine learning untuk menandai iklan yang mencurigakan. Namun, mendeteksi penipuan celeb-bait bisa sulit karena banyak iklan sah juga menampilkan tokoh publik. Ketika sistem menemukan iklan yang dianggap mencurigakan, wajah dalam iklan tersebut akan dibandingkan dengan foto profil tokoh publik di Facebook dan Instagram. Jika ditemukan kecocokan, iklan tersebut akan diblokir. Meta memastikan bahwa semua data wajah yang digunakan dalam proses ini akan dihapus segera setelah perbandingan, baik ada kecocokan maupun tidak. Saat ini, teknologi ini sedang diuji pada sejumlah selebritas. Meta sendiri berencana memperluas perlindungan ini ke lebih banyak tokoh publik dalam beberapa minggu mendatang.
2. Meta juga menguji fitur Facial Recognition untuk membantu pemulihan akun

Selain upaya untuk memerangi iklan penipuan, Meta juga tengah menguji penggunaan pengenalan wajah dalam proses pemulihan akun. Pengguna yang kehilangan akses ke akun Facebook atau Instagram mereka, baik karena lupa kata sandi, kehilangan perangkat, atau menjadi korban penipuan, dapat menggunakan video selfie untuk memverifikasi identitas mereka. Sistem akan mencocokkan video selfie tersebut dengan foto profil akun yang terkunci untuk memastikan keabsahan identitas.
Pendekatan ini menawarkan lapisan keamanan tambahan dan lebih cepat dibandingkan metode verifikasi menggunakan dokumen tradisional. Setelah verifikasi selesai, data wajah akan segera dihapus. Meta meyakini bahwa metode ini akan membuat peretas lebih sulit memanfaatkan celah dalam proses pemulihan akun. Video selfie dienkripsi dan disimpan dengan aman sehingga tidak akan terlihat oleh siapa pun di platform.
3. Walaupun ada sisi manfaat, fitur ini masih terbayang dengan kekhawatiran privasi

Meski keberadaan fitur ini disambut baik, teknologi facial recognition besutan Meta ini tengah menimbulkan kekhawatiran terkait privasi dan potensi penyalahgunaan data. Beberapa pihak khawatir bahwa penggunaan teknologi ini dapat membuka jalan bagi pelanggaran privasi, terutama mengingat sejarah Meta yang pernah menghadapi tuntutan hukum atas pengumpulan dan penggunaan data biometrik tanpa izin yang memadai. Selain itu, teknologi ini juga memicu perdebatan tentang keamanan data pengguna, khususnya jika terjadi kebocoran atau penyalahgunaan oleh pihak ketiga yang bisa menimbulkan risiko lebih besar bagi informasi pribadi.
Menurut laporan Engadget, sebelumnya Meta menggunakan teknologi pengenalan wajah untuk fitur seperti penandaan otomatis pada foto yang menyebabkan munculnya sejumlah tuntutan hukum. Meta pun harus membayar sejumlah besar penyelesaian, termasuk 650 juta dolar Amerika Serikat (10 juta kuadriliun rupiah) untuk menyelesaikan gugatan di Illinois dan 1,4 miliar dolar Amerika Serikat (21 juta kuadriliun rupiah) di Texas. Akibatnya, teknologi pengenalan wajah yang baru ini tidak akan diluncurkan di Illinois, Texas, Inggris, atau Uni Eropa pada tahap awal. Meta berharap dapat meluncurkannya secara global pada 2025. Namun, hal tersebut bergantung pada hasil diskusi yang sedang berlangsung dengan regulator di wilayah-wilayah tersebut.
4. Upaya Meta mengaktifkan fitur Facial Recognition kembali untuk terus melawan kasus penipuan online

Meta berupaya mengaktifkan kembali teknologi pengenalan wajah di Facebook dan Instagram sebagai bagian dari komitmen mereka untuk terus melawan penipuan online. Teknologi ini diharapkan dapat mempercepat deteksi penipuan dan pemulihan akun yang lebih efisien meski Meta juga menyadari tantangan dalam menjaga keseimbangan antara keamanan dan privasi pengguna. Dengan terus melakukan pengujian dan peningkatan pada alat-alat ini, Meta bertujuan memberikan keamanan yang lebih baik bagi penggunanya sambil tetap menjaga transparansi terkait upaya perlindungan privasi mereka.
Jika sistem mendeteksi iklan yang berpotensi sebagai penipuan dengan menggunakan gambar tokoh publik yang mungkin menjadi umpan selebritas, teknologi pengenalan wajah akan membandingkan wajah dalam iklan dengan foto profil tokoh tersebut di Facebook dan Instagram. Apabila sistem tersebut mengonfirmasi kecocokan dan menyimpulkan bahwa iklan tersebut adalah penipuan, Meta akan memblokirnya. Namun, fitur ini mungkin tidak efektif bagi akun bisnis yang tidak menggunakan foto profil pribadi. Meski dulu Meta menghentikan teknologi ini karena kekhawatiran privasi, kali ini mereka berjanji untuk segera menghapus data wajah setelah digunakan dan memastikan data tersebut tidak akan dipakai untuk tujuan lain.