5 Tantangan dalam Membangun Web3, Rentan terhadap Serangan? 

Revolusi digital semakin dekat

Web3 atau juga dikenal sebagai Web Decentralized adalah konsep yang sedang berkembang pesat dalam dunia teknologi. Dalam Web3, internet dibangun di atas teknologi blockchain dan dikembangkan dengan tujuan menciptakan masyarakat yang lebih terdesentralisasi, terbuka, dan aman.

Namun, dalam membangun Web3, ada beberapa tantangan yang harus diatasi agar teknologi ini berkembang dan memberikan manfaat lebih besar. Dalam artikel ini, mari mengeksplorasi beberapa tantangan kunci dalam membangun Web3 serta mencari solusi yang dapat membantu mengatasi problematika yang dihadapi. Simak ulasannya sampai habis, ya!

1. Skala yang masih terlalu jauh dengan infrastruktur yang ada

5 Tantangan dalam Membangun Web3, Rentan terhadap Serangan? ilustrasi komputer (unsplash.com/Kevin Ku)

Salah satu tantangan utama dalam membangun Web3 adalah skala. Saat ini, blockchain dan teknologi terkait masih jauh dari mencapai skala yang dibutuhkan untuk menyaingi infrastruktur internet yang sudah ada. Meskipun ada beberapa solusi seperti pengelompokan dan sharding, implementasinya masih terbatas dan belum terbukti secara praktis.

Hal ini menjadi masalah terutama dalam menghadapi permintaan tinggi, seperti dalam pasar NFT saat ini yang sering mengalami peningkatan permintaan yang sangat besar. Solusi jangka pendek seperti meningkatkan kapasitas jaringan mungkin dapat membantu, tetapi solusi jangka panjang yang lebih efektif masih perlu ditemukan.

2. Regulasi pemerintah yang berbelit

5 Tantangan dalam Membangun Web3, Rentan terhadap Serangan? illustrasi koran dan tablet (unsplash.com/Matthew Guay)

Web3 didasarkan pada teknologi blockchain yang kompleks dan masih terus berkembang. Regulator dan pemerintah perlu memahami teknologi ini lantas memberikan peraturan yang jelas tentang bagaimana blockchain dan aset digital harus diatur. Namun, saat ini masih belum ada peraturan yang jelas mengenai hal tersebut sehingga membuat keamanan dan privasi pengguna di Web3 menjadi rentan.

Hal ini mengakibatkan kebingungan dan ketidakpastian bagi pengembang dan pengguna Web3 tentang bagaimana mereka harus beroperasi secara legal dan mematuhi aturan. Oleh karena itu, penting untuk membangun kerja sama dan komunikasi antara pihak-pihak terkait untuk membantu membangun regulasi yang sesuai dengan karakteristik Web3 dan memastikan keamanan serta privasi pengguna tetap terjaga.

Baca Juga: Geekzwolf Gaming Hub, Permudah Real Gamer Menuju Ekosistem Web3  

3. Interoperabilitas yang masih kurang

5 Tantangan dalam Membangun Web3, Rentan terhadap Serangan? ilustrasi blockchain (unsplash.com/Shubham Dhage)

Web3 terdiri dari banyak blockchain dan protokol yang berbeda, seperti Ethereum, Polkadot, dan Cardano, yang semuanya beroperasi secara independen. Masing-masing blockchain dan protokol ini memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda-beda, seperti kecepatan transaksi, keamanan, dan fleksibilitas. Namun, hal ini juga menghasilkan masalah interoperabilitas, yaitu kesulitan dalam menghubungkan dan mengintegrasikan blockchain dan protokol yang berbeda.

Karena itu, pengembang dan pengguna Web3 memerlukan jembatan antara blockchain dan protokol yang berbeda untuk memungkinkan aliran data dan aset digital secara bebas. Ini dapat dilakukan melalui pengembangan protokol interoperabilitas dan penggunaan teknologi seperti cross-chain bridges dan relayers. Dengan adanya interoperabilitas yang baik antara blockchain dan protokol yang berbeda, pengguna dapat dengan mudah memindahkan aset digital mereka dari satu blockchain ke blockchain lainnya serta meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas penggunaan Web3.

4. Keamanan yang rentan serangan

5 Tantangan dalam Membangun Web3, Rentan terhadap Serangan? ilustrasi hacker (unsplash.com/Max Bender)

Dalam membangun Web3, keamanan menjadi hal yang sangat penting. Aset digital dan data yang disimpan dalam jaringan blockchain sangat bernilai sehingga menjadi target empuk bagi para penjahat dan peretas. Serangan seperti 51% attack, serangan double-spending, malware, atau serangan phishing dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi pengguna Web3.

Selain itu, kurangnya regulasi dan standar serta ketergantungan terhadap stabilitas koneksi internet dan bisa diandalkan juga membuat Web3 rentan terhadap serangan. Blockchain dan smart contract yang digunakan dalam Web3 tidak sepenuhnya aman serta masih memerlukan pengembangan lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan privasi pengguna. Oleh karena itu, para pengembang dan pengguna Web3 perlu meningkatkan kesadaran tentang risiko keamanan dan mengambil tindakan untuk meminimalkan risiko tersebut.

 

5. Pengadopsian yang perlu ditingkatkan

5 Tantangan dalam Membangun Web3, Rentan terhadap Serangan? ilustrasi pria yang sedang mengoperasikan laptop (unsplash.com/Austin Distel)

Terakhir, pengadopsian adalah tantangan utama dalam membangun Web3. Web3 masih merupakan teknologi yang sangat baru dan tidak banyak orang yang memahaminya dan menggunakannya secara efektif. Ini menghasilkan masalah dalam hal adopsi, di mana banyak pengguna masih lebih memilih menggunakan infrastruktur internet yang sudah ada.

Untuk meningkatkan pengadopsian Web3, perlu ada lebih banyak aplikasi dan layanan yang dibangun di atas teknologi blockchain yang ramah pengguna dan mudah digunakan. Selain itu, edukasi tentang manfaat dan keamanan Web3 juga harus ditingkatkan agar lebih banyak orang dapat memahami teknologinya dan mulai menggunakannya secara aktif.

Di masa depan, Web3 memiliki potensi besar untuk mengubah cara manusia berinteraksi dengan internet dan menciptakan masyarakat yang lebih terdesentralisasi, terbuka, dan aman. Namun, untuk mencapai visi ini, tantangan dalam membangun Web3 harus diatasi dan solusi yang efektif harus ditemukan. Dengan terus mengembangkan teknologi dan menyelesaikan tantangan ini, kita dapat membangun Web3 yang lebih baik dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. 

Baca Juga: Desainer Indonesia Ikut Serta di Pameran Seni Terintegrasi Blockchain

FIQRAH RISAR Photo Verified Writer FIQRAH RISAR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya