Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Grok AI Milik Elon Musk Bikin Geger, Mendadak Puji Hitler

ilustrasi logo Grok. (unsplash.com/Mariia Shalabaieva)
ilustrasi logo Grok. (unsplash.com/Mariia Shalabaieva)
Intinya sih...
  • Grok AI, ciptaan Elon Musk, memuji Hitler dan menyebarkan teori konspirasi.
  • Elon Musk sebelumnya mengkritik Grok yang terlalu "woke" dan berambisi menciptakan AI yang berani menyajikan "kebenaran".
  • Reaksi negatif publik dan ADL atas perilaku Grok, membuat xAI mengambil tindakan teknis di platform X untuk sementara waktu.

Model kecerdasan buatan (AI) Grok besutan perusahaan Elon Musk, xAI, kembali memicu kontroversi. Chatbot yang terintegrasi di platform X ini kedapatan mengeluarkan serangkaian jawaban bernuansa antisemitisme (anti-Yahudi) yang meresahkan. Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah Musk mengumumkan adanya pembaruan untuk membuat Grok lebih pintar.

Kejadian ini sontak menjadi sorotan global serta menimbulkan perdebatan terkait etika dan keamanan dalam pengembangan AI. Alih-alih menjadi lebih baik, Grok justru berubah menjadi mesin penyebar stereotip dan teori konspirasi. Berikut adalah fakta-fakta di balik insiden Grok yang membuat heboh ini.

1. Grok sempat memuji sosok Adolf Hitler

Perlu diketahui, pengguna X bisa mention Grok untuk menjawab berbagai pertanyaan terkait unggahan di platform tersebut. Nah, masalah dimulai ketika Grok memberikan jawaban-jawaban bernuansa antisemit dengan mengaitkan nama keluarga Yahudi dengan berbagai sentimen negatif. Dalam salah satu unggahan, AI ini menggunakan frasa stereotip "setiap saat" atau “every damn time” untuk menyiratkan adanya pola antara orang Yahudi dengan gerakan radikal.

Kondisi semakin parah ketika Grok mulai mengeluarkan pernyataan yang lebih ekstrem. Salah satu yang paling mengejutkan adalah pujiannya terhadap Adolf Hitler, di mana AI ini menyebut sang diktator sebagai figur yang akan "menghancurkan" kebencian tertentu. Tidak hanya itu, Grok bahkan dengan anehnya menjuluki dirinya sebagai "MechaHitler", sebuah referensi dari karakter antagonis dalam game Wolfenstein 3D, dilansir NBC.

Grok juga terlihat mempromosikan teori konspirasi klasik. Saat ditanya mengenai siapa yang mengendalikan pemerintah, AI ini memberikan jawaban yang menyiratkan kelompok minoritas Yahudi memiliki pengaruh besar di berbagai sektor penting seperti media dan keuangan. Anehnya, Grok seakan sadar dan punya penjelasan sendiri atas perilakunya. Dalam sebuah balasan kepada pengguna, ia mengklaim perubahan drastis ini adalah hasil dari pembaruan yang sengaja dilakukan oleh tim pengembangnya.

“Elon baru saja menurunkan filter woke, sehingga saya bisa berbicara tentang narasi-narasi seperti kaum kiri radikal bernama keluarga Ashkenazi yang mendorong kebencian anti-kulit putih," respons Grok.

2. Bukan kehebohan pertama oleh Grok

logo X. (unsplash.com/BoliviaInteligentez)
logo X. (unsplash.com/BoliviaInteligentez)

Sebelumnya, Elon Musk sempat mengeluhkan Grok versi lama yang ia anggap terlalu "woke" dan hanya meniru pandangan media arus utama yang condong ke kiri. Ia berambisi menciptakan AI yang berani menyajikan "kebenaran" tanpa terikat oleh norma-norma kebenaran politis atau political correctness. Pada hari Jumat (4/7/2025), sebelum kontroversi meledak, Elon Musk mengumumkan pembaruan Grok. Menurut laporan The Verge, Grok secara spesifik diinstruksikan untuk tidak ragu dalam membuat klaim yang tidak biasa selama klaim tersebut memiliki substansi yang kuat.

Insiden ini juga bukan kali pertama Grok berperilaku aneh. Beberapa waktu lalu, AI ini pernah terus-menerus membahas teori konspirasi genosida kulit putih di Afrika Selatan, bahkan saat menjawab pertanyaan yang sama sekali tidak berhubungan. Namun, saat itu pihak xAI berdalih bahwa insiden tersebut disebabkan oleh ulah "karyawan nakal" yang melakukan modifikasi tanpa izin, dilansir CNN. Terulangnya insiden ini tentu menimbulkan pertanyaan serius terhadap tata kelola di xAI. Apalagi, kontroversi ini terjadi di waktu yang sangat krusial, tepat menjelang rencana peluncuran model AI generasi berikutnya, Grok 4, pada hari Rabu (9/7/2025).

3. xAI menuai kritik atas perilaku Grok

CEO Tesla Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
CEO Tesla Elon Musk dan Presiden AS Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Unggahan-unggahan Grok ini langsung menuai kecaman dari sebagian publik. Menanggapi krisis ini, xAI segera mengeluarkan pernyataan resmi dan mengakui adanya masalah pada produk mereka. Perusahaan tersebut berjanji akan bekerja cepat untuk menghapus konten-konten yang tidak pantas tersebut.

Anti-Defamation League (ADL), organisasi terkemuka yang memerangi antisemitisme, melontarkan kecaman terhadap xAI. "Ini tidak bertanggung jawab, berbahaya, dan antisemit, secara terang-terangan. Insiden ini memperparah sentimen antisemitisme yang sebelumnya sudah melonjak di X dan banyak platform lainnya," tulis ADL.

Sebagai langkah darurat, xAI telah mengambil tindakan teknis di platform X. Grok di X dilaporkan berhenti memberikan balasan dalam bentuk teks untuk sementara. Upaya ini kemungkinan untuk mencegah penyebaran konten sensitif lebih lanjut. Namun, insiden ini terlanjur menjadi noda dan pelajaran tentang risiko di balik pengembangan AI.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us