"Di sini, kita memiliki kesempatan unik untuk mengubah ide menjadi komitmen dan komitmen menjadi tindakan. Masyarakat kita mengharapkan pemerintah yang transparan, gesit, mudah diakses, dan inklusif. Kami berdua menyadari bahwa transformasi digital adalah kunci untuk memenuhi harapan," ujarnya.
Indonesia dan Uni Emirat Arab Kompak Bangun Pemerintah Digital

- Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) menjalin kerja sama erat dalam membangun pemerintahan digital.
- Kedua negara fokus pada transformasi digital, pendidikan, talenta, inovasi, dan kolaborasi multipihak untuk melayani masyarakat lebih baik.
- Program pertukaran pemimpin pemerintahan antara Indonesia dan UEA menjadi model kolaborasi yang memperkuat institusi pemerintah dan kepercayaan masyarakat.
Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) kini punya kerja sama yang sangat erat, jauh melebihi hubungan biasa antarnegara. Keduanya baru saja menggelar acara "Indonesia-UAE Government Experience Exchange Retreat" di Jakarta, pada Senin (15/09/2025).
Di acara ini, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria bertemu dengan sejumlah pejabat UEA. Kemitraan ini bukan sekadar perjanjian di atas kertas, melainkan dibangun di atas rasa saling percaya dan nilai-nilai yang sama.
Keduanya ingin membuat pemerintahan jadi lebih modern dan melayani masyarakat dengan lebih baik, terutama di era digital ini.
Fokus SDM dan transformasi digital

Kedua negara punya pandangan yang sama soal pentingnya transformasi digital untuk melayani masyarakat. Nezar mengakui bahwa meskipun ekonomi digital kita berkembang pesat, ada tantangan besar, yaitu kesenjangan talenta digital.
Untuk mengatasinya, pemerintah Indonesia menetapkan lima prioritas, di antaranya
- Transformasi pendidikan digital untuk membekali generasi muda dengan keterampilan yang mereka butuhkan.
- Mempercepat platform talenta digital nasioanl agar dapat dimanfaatkan secara global di dunia kerja.
- Memperkuat ekosistem inovasi dan kewirausahaan digital untuk membina tidak hanya pengguna, tetapi juga inovator.
- Mendorong kolaborasi multipihak karena kemajuan memerlukan komitmen bersama dari pemerintah, industri dan akademisi.
- Perkuat tata kelola untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang.12
10 juta developer
Assistant Minister of Cabinet Affairs for Competitiveness and Experience Exchange, Abdulla Nasser Lootah menunjukkan komitmen serupa melalui inisiatif 10 juta pengembang perangkat lunak.
Program ini bertujuan melatih generasi muda dengan keterampilan digital, seperti pemrograman dan akal imitasi (artificial intelligence/AI). Ini membuktikan bahwa baik Indonesia maupun UEA tidak hanya fokus pada teknologi, tapi juga pada manusianya, agar bisa bersaing di era ekonomi digital.
"Program ini adalah contoh bagaimana kami membekali anak muda dengan keterampilan digital untuk masa depan. Dengan memberikan pelatihan dalam pemrograman, kecerdasan buatan, dan literasi digital, kami memberdayakan anak muda untuk berkontribusi pada pembangunan nasional, berpartisipasi dalam ekonomi digital, dan menjadi inovator masa depan," katanya.
Belajar melalui program pertukaran

Poin menarik lainnya adalah perubahan cara pemerintah bekerja. Nezar dengan tegas menyatakan bahwa pemerintah tidak boleh lagi hanya menjadi regulator yang membuat aturan, tapi harus menjadi fasilitator yang mempermudah inovasi dan pertumbuhan. Ini adalah perubahan besar yang menempatkan masyarakat dan inovator sebagai penggerak utama.
Model kolaborasi ini juga terlihat dari bagaimana kedua negara belajar dari satu sama lain melalui program pertukaran. Lootah menyebutkan, program ini memungkinkan para pemimpin dari kedua negara untuk berbagi wawasan dan mencari solusi bersama. Hal ini tidak hanya memperkuat institusi pemerintah, tapi juga memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah mereka.