Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ChatGPT (pexels.com/SolenFeyissa)

Intinya sih...

  • Informasi pribadi dan identitas diri harus dihindari, seperti nama lengkap, alamat, nomor HP, tanggal lahir, dan nomor KTP.

  • Jangan bagikan informasi keuangan seperti nomor kartu kredit, rekening bank, PIN, atau data e-wallet ke ChatGPT.

  • Hindari membagikan rahasia perusahaan atau tempat kerja, termasuk kode rahasia, konfigurasi server, dan data login sistem.

Kecanggihan teknologi ChatGPT bikin banyak hal jadi lebih gampang. Dari bantuin tugas kuliah, bantuin coding, sampai sekadar ngobrol santai, semuanya bisa dilakukan hanya lewat satu kolom chat. Gak heran kalau banyak orang mulai mengandalkan chatbot ini hampir setiap hari.

Tapi, meski terdengar canggih dan serba bisa, bukan berarti kamu bisa asal kirim informasi apa pun ke ChatGPT. Tetap ada batasannya, terutama soal data pribadi dan hal-hal yang sifatnya sensitif. Kalau gak hati-hati, informasi yang kamu bagikan bisa jadi risiko buat diri sendiri, lho! Apa saja informasi yang tidak boleh kamu bagikan ke ChatGPT tersebut? Simak artikel ini sampai tuntas, yuk!

1. Informasi pribadi dan identitas diri

ilustrasi identitas (pexels.com/DomJ)

Sering kali tidak sadar, karena saking nyamannya ngobrol sama ChatGPT, banyak orang jadi suka asal ngetik informasi pribadi. Misalnya saja nama lengkap, alamat rumah, nomor HP, tanggal lahir, atau bahkan nomor KTP. padahal, data-data kayak gitu, tuh, penting banget buat dijaga karena bisa dimanfaatkan oleh orang yang gak bertanggung jawab untuk hal-hal yang merugikan.

Meski ChatGPT sendiri dirancang buat gak menyimpan data pengguna, tetap saja kamu gak pernah tahu ke mana data itu bisa ‘nyasar’, apalagi kalau kamu mengakses chatbot dari platform atau aplikasi pihak ketiga. Informasi pribadi yang tersebar bisa jadi celah untuk pencurian identitas, penipuan online, bahkan pembobolan akun penting kamu. Jadi, sebisa mungkin hindari memberikan informasi identitas meski cuma sekadar iseng saja.

2. Informasi keuangan

ilustrasi data finansial (pexels.com/Pixabay)

Urusan duit itu sensitif banget, jadi sebaiknya jangan pernah kamu bagikan ke ChatGPT. Apalagi informasi kayak nomor kartu kredit, rekening bank, PIN, atau data e-wallet. Meski kelihatannya cuma nanya ke hal teknis atau minta bantuan hitung-hitungan keuangan, tetap saja kamu harus ekstra hati-hati kalau sampai melibatkan data asli.

Risikonya juga gak main-main, lho! Informasi keuangan yang bocor bisa dimanfaatkan buat penipuan, transaksi ilegal, atau bahkan pembobolan akun bank. Ingat, ChatGPT bukan customer service resmi bank atau layanan keuangan, jadi bukan tempat yang aman buat curhat soal data finansial. Ada baiknya kamu simpan data keuangan untuk diri kamu sendiri.

3. Rahasia perusahaan atau tempat kerja

ilustrasi data perusahaan (pexels.com/Pixabay)

Kadang, karena ingin cari solusi cepat atau minta bantuan nyusun dokumen kerja, banyak orang jadi tergoda buat masukin data internal kantor ke ChatGPT. Misalnya rencana proyek, strategi pemasaran, laporan keuangan, atau data klien. Padahal, informasi kayak gitu termasuk rahasia perusahaan yang gak seharusnya dibagikan ke pihak luar, termasuk chatbot sekali pun!

Meski ChatGPT bisa bantu kasih insight atau bantu mengelola data kamu, tapi data yang kamu kirim bisa berisiko bocor. Apalagi kalau kamu pakai platform publik atau gak terenkripsi. Selain bisa melanggar etika kerja, kamu juga bisa kena masalah hukum kalau ketahuan membocorkan informasi internal perusahaan. Jadi, kalau urusannya menyangkut pekerjaan, lebih baik dikerjakan manual saja, ya!

4. Kode atau informasi sistem yang bersifat rahasia

ilustrasi kode rahasia (pexels.com/MarkusSpiske)

Buat kamu yang kerja di bidang teknologi atau IT, pasti sering tergoda buat nanya soal coding ke ChatGPT. Itu sah-sah saja, selama kamu gak menyertakan potongan kode rahasia, konfigurasi server, API key, atau data login sistem. Soalnya, meskipun kelihatan sepele, informasi teknis semacam ini bisa jadi pintu masuk buat peretasan atau penyalahgunaan sistem.

Gak cuma bahaya buat kamu pribadi, tapi juga bisa merugikan perusahaan atau klien yang kamu tangani. Bayangin aja kalau kode backend atau struktur database jatuh ke tangan yang salah, dampaknya bisa fatal! Jadi, kalau butuh bantuan soal teknis, sebaiknya gunakan contoh umum saja dan hindari menyertakan data yang sifatnya sensitif atau eksklusif, ya!

5. Informasi yang bersifat ilegal atau melanggar etika

ilustrasi informasi berbahaya (pexels.com/JanVanDerWolf)

Meski ChatGPT tergolong pintar dan bisa bantu banyak hal, bukan berarti bebas nanya apa saja, ya! Apalagi tentang hal-hal yang melanggar hukum atau etika. Misalnya, nanya cara nge-hack akun orang, bikin virus, nyontek ujian, atau hal-hal licik lainnya. Permintaan seperti itu jelas-jelas melanggar aturan dan bisa bikin kamu kena masalah, baik secara hukum maupun etika.

ChatGPT sendiri sebenarnya punya sistem keamanan untuk menolak permintaan semacam itu. Tapi, tetap saja kamu sebagai pengguna harus bertanggung jawab atas apa yang kamu tulis. Jangan sampai karena iseng atau penasaran, kamu malah memicu pelanggaran yang merugikan diri sendiri atau orang lain. 

Pada akhirnya, ChatGPT memang bisa jadi teman ngobrol yang pintar dan siap bantu kapan saja, tapi kamu tetap harus waspada. Apalagi kalau sudah menyangkut informasi pribadi, rahasia pekerjaan, atau hal-hal yang bisa disalahgunakan. Jangan sampai kamu terlena dengan kemudahan yang ditawarkan, lalu lupa menjaga keamanan data diri kamu sendiri. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team