Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa China Punya TikTok Versi Khusus untuk Negaranya Sendiri?

ilustrasi aplikasi TikTok (unsplash.com/Solen Feyissa)
Intinya sih...
  • Douyin dikembangkan lebih dulu dibandingkan TikTok oleh ByteDance pada tahun 2016.
  • China memiliki peraturan ketat soal penggunaan media sosial, mulai dari batasan waktu penggunaan hingga jenis konten yang bisa diunggah.
  • China memiliki sejumlah aplikasi media sosial lain versi negara mereka sendiri sebagai alternatif dari platform global yang aksesnya dibatasi di negara tersebut.

TikTok kini menjadi salah satu media sosial paling populer di dunia. Keberadaan format konten pendek yang ditawarkan bikin platform ini jadi cukup digemari oleh berbagai kalangan. Apalagi, konten di TikTok biasanya memang ditampilkan sesuai dengan minat para penggunanya melalui fitur For Your Page atau FYP. Algoritma inilah yang bikin pengalaman scrolling di TikTok jadi terasa personal dan bikin betah.

Menariknya, meski TikTok berasal dari China, aplikasi ini justru malah gak tersedia di negara tirai bambu tersebut, lho! Sebagai gantinya, masyarakat di sana menggunakan aplikasi serupa yang bernama Douyin. Bisa dibilang, aplikasi ini merupakan TikTok versi khusus yang memang diperuntukkan bagi warga negara yang tinggal di sana. Kenapa bisa begitu, ya? Yuk, cari tahu alasannya lewat penjelasan berikut!

1. Douyin sebenarnya dikembangkan lebih dulu dibandingkan TikTok

ilustrasi aplikasi TikTok (pexels.com/cottonbro studio)

Sebenarnya, Douyin diluncurkan lebih dulu dari TikTok oleh ByteDance pada 2016. Dalam rentang satu tahun setelah perilisannya, Douyin berhasil menarik lebih dari 100 juta pengguna di China dan Thailand. Sebagai pendahulu TikTok, aplikasi ini juga memiliki konsep jenis konten video berdurasi pendek yang ditayangkan berdasarkan minat penggunanya.

Melihat keberhasilan Douyin di pasar lokal, ByteDance pun mulai melirik pasar internasional. Pada 2018, perusahaan asal China tersebut merilis TikTok sebagai versi global dari Douyin. Menariknya, TikTok ini sebenarnya lahir dari aplikasi Musical.ly yang lebih dulu populer di kalangan remaja. Setelah diakuisisi oleh ByteDance pada 2017, Musical.ly lalu dirombak total dan disulap jadi TikTok seperti yang kita kenal sekarang.

2. China punya peraturan penggunaan media sosial yang ketat

ilustrasi aplikasi TikTok (unsplash.com/Collabstr)

China dikenal sangat ketat soal aturan penggunaan media sosial. Hal ini bisa dilihat dari gencarnya pemerintah China dalam membatasi akses internet bagi anak di bawah umur. Pada 2021, China mengeluarkan undang-undang buat mendorong pembuatan dan penyiaran konten positif yang bisa mendukung tumbuh kembang anak secara sehat, baik secara mental maupun emosional.

Pada tahun yang sama, Douyin juga mulai menerapkan batas waktu penggunaan maksimal 40 menit per hari bagi pengguna di bawah usia 14 tahun. Aturan ini pun makin diperketat pada 2023. Saat itu, pemerintah China memperkenalkan kebijakan baru yang membatasi waktu screentime bagi anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun menjadi maksimal 2 jam per hari.

3. Douyin bukan satu-satunya media sosial versi China

ilustrasi media sosial (pexels.com/Tracy Le Blanc)

Selain Douyin, China juga punya sejumlah aplikasi media sosial lain versi negara mereka sendiri. Bisa dibilang, beberapa aplikasi ini merupakan alternatif dari platform global yang aksesnya dibatasi di negara tersebut. Misalnya, untuk mengantikan WhatsApp, ada WeChat dengan fitur tambahan untuk mengunggah foto, pembayaran digital, hingga mengakses layanan pemerintah.

Sebagai pengganti X (Twitter) dan Facebook, ada Weibo yang populer digunakan buat mengikuti kabar terbaru, melihat tren, dan mengunggah berbagai jenis konten. Selain itu, ada juga Xiaohongshu (RedNote) sebagai platform media sosial dan ecommerce yang cukup populer di kalangan anak muda. Aplikasi ini biasa dipakai buat berbagi tips lifestyle, melihat review produk, hingga mencari inspirasi belanja.

Dari penjelasan di atas, bisa diketahui kalau ternyata Douyin diluncurkan lebih dulu dari TikTok. Aplikasi ini punya perbedaan peraturan penggunaan dengan TikTok versi global, terutama untuk pengguna di bawah umur. Selain Douyin, China juga punya sejumlah aplikasi media sosial versi lokal mereka sebagai alternatif pengganti platform global yang aksesnya dibatasi. Beberapa di antaranya termasuk WeChat, Weibo, dan RedNote.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us