Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Qwen 2.5-Max, AI dari Alibaba yang Siap Ungguli Kompetitor

Alibaba (flickr.com/ASHISHVERMA1986)

Dunia kecerdasan buatan (AI) semakin memanas dengan kehadiran para pemain baru yang terus berinovasi. Salah satu yang terbaru dan cukup menghebohkan adalah Qwen 2.5-Max, model AI canggih besutan Alibaba.

Model AI ini bukan sembarang pendatang baru. Qwen 2.5-Max diklaim mampu mengungguli pesaing beratnya, DeepSeek V3, dalam beberapa uji tolok ukur. Apa yang membuat model AI ini begitu istimewa? Dan bagaimana kemampuannya dibandingkan dengan model AI lainnya? Mari kita bahas lebih lanjut.

1. Apa itu Qwen 2.5-Max?

Model AI ChatGPT (unsplash.com/Solen Feyissa)

Perusahaan teknologi raksasa, Alibaba, baru saja meluncurkan kecerdasan buatan (AI) terbarunya yang bernama Qwen 2.5-Max. Model AI ini dirancang untuk bersaing dengan model-model AI terkemuka lainnya seperti GPT-4o dari OpenAI dan DeepSeek. Menurut Business Today, peluncuran Qwen 2.5-Max dilakukan tepat pada hari pertama Tahun Baru Imlek, seolah-olah sebagai jawaban atas persaingan yang semakin ketat di dunia AI, terutama dari perusahaan-perusahaan lokal Tiongkok seperti DeepSeek.

Qwen 2.5-Max adalah model generalist yang dirancang untuk bersaing dengan GPT-4o (OpenAI), Claude 3.5 Sonnet (Anthropic), dan DeepSeek V3. Dilansir Datacamp, model ini dilatih dengan 20 triliun token data. Namun, berbeda dengan model reasoning seperti DeepSeek R1, Qwen 2.5-Max tidak menampilkan proses berpikirnya secara transparan.

Alibaba mengklaim Qwen 2.5-Max unggul di hampir semua aspek dibandingkan kompetitor. Datacamp menyebutkan, skornya di benchmark Arena-Hard (89.4) mengalahkan DeepSeek V3 (85.5) dan Claude 3.5 Sonnet (85.2). Artinya, responsnya lebih disukai manusia dalam uji preferensi.

2. Arsitektur canggih

ilustrasi 'otak' AI (pexels.com/Google DeepMind)

Model AI Qwen 2.5-Max menggunakan teknologi yang disebut "Mixture-of-Experts" (MoE) atau campuran para ahli. Datacamp menjelaskan bahwa MoE bekerja seperti tim ahli. Misalnya, jika kamu bertanya tentang fisika, maka hanya bagian dari model yang khusus mengenai fisika yang akan bekerja. Hal ini membuat model AI menjadi lebih efisien dalam menggunakan sumber daya komputer, meskipun ukurannya sangat besar.

Selain itu, Alibaba juga menggunakan teknik pelatihan yang canggih untuk membuat Qwen 2.5-Max lebih baik, yaitu Supervised Fine-Tuning (SFT) dan Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF). Mereka menggunakan data yang sudah diberi label dan feedback dari manusia untuk melatih model AI ini. Hasilnya, Qwen 2.5-Max bisa memberikan jawaban yang lebih alami dan sesuai dengan konteks pertanyaan.

3. Qwen 2.5-Max vs Kompetitor

DeepSeek AI (flickr.com/Tim Reckmann)

Menurut data dari Datacamp, berdasarkan benchmark yang dirilis di GitHub Alibaba, Qwen 2.5-Max unggul di beberapa bidang kunci. Di LiveBench (kemampuan umum), skornya 62.2, mengalahkan DeepSeek V3 (60.5) dan Claude 3.5 Sonnet (60.3). Di bidang matematika (GSM8K), skornya 94.5, jauh di atas kompetitor.

Namun, kelemahannya ada di MMLU-Pro (penalaran kompleks), di mana Claude 3.5 Sonnet masih memimpin (78.0) dan Qwen (76.1). Menurut AI News, Alibaba masih optimis bahwa versi berikutnya (mungkin Qwen 3) akan menutup celah ini melalui peningkatan post-training.

4. Cara mencoba Qwen 2.5-Max

chat.qwenlm.ai

Kamu hanya perlu menuliskan di kolom pencarian browser "Qwen Chat" kemudian klik laman yang berdomain "chat.qwenlm.ai". User interface dari AI ini terbilang friendly, cocok bagi yang penasaran tapi tidak mau ribet.

Untuk developer, Alibaba menyediakan akses API via Alibaba Cloud. Kabar baiknya, format API-nya kompatibel dengan OpenAI, jadi mudah diintregasi. Langkahnya, pertama daftar akun, aktifkan Model Studio, dan generate API key. Nama model-nya "qwen-max-2025-01-25". 

Menurut AI News, Alibaba sengaja membuat model ini mudah diakses untuk menarik komunitas global. Tetapi ingat, Qwen 2.5-Max bukan open-source. Jadi, bobot modelnya tidak tersedia untuk publik.

5. Dampak Qwen 2.5-Max di industri AI

ilustrasi chip AI berkualitas tinggi dari NVIDIA (pexels.com/Stas Knop)

Kehadiran Qwen 2.5-Max mempertegas panasnya persaingan AI di Tiongkok. The Straits Times mencatat, perusahaan seperti ByteDance bahkan buru-buru untuk update model AI mereka 2 hari setelah DeepSeek R1 dirilis.

"Perang model AI tidak lagi hanya antara Tiongkok versus AS - persaingan di dalam Tiongkok juga semakin ketat karena perusahaan-perusahaan seperti DeepSeek, Alibaba, dan lainnya berinovasi dan mengoptimalkan model mereka untuk melayani pasar domestik berskala besar," kata Neil Shah, mitra dan salah satu pendiri Counterpoint Research, dikutip melalui laman ComputerWorld.

Tekanan ini juga memaksa perusahaan AI di Tiongkok berinovasi lebih cepat, ditambah lagi dengan keterbatasan akses chip canggih dalam pengembangan model AI mereka.

"Perusahaan-perusahaan Tiongkok didorong untuk berinovasi lebih jauh karena keterbatasan sumber daya, termasuk akses terbatas ke semikonduktor tercanggih, data berskala global, peralatan, infrastruktur, dan audiens," lanjut Neil Shah, mengutip ComputerWorld.

Dengan investasi yang terus berlangsung dalam industri AI, Alibaba mungkin akan membawa terobosan baru yang tak terbayangkan di masa depan. Namun, apakah model-model seperti Qwen 2.5-Max bisa terus bersaing dengan model-model besar lainnya dari OpenAI? Hanya waktu yang akan menjawab, tetapi yang pasti, Qwen 2.5-Max telah memasuki wilayah persaingan AI yang sebenarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agam Praminsya
EditorAgam Praminsya
Follow Us