(Pexels/Tima Miroshnichenko)
Digitalisasi yang cepat telah menyoroti tantangan yang terus ada, khususnya kesenjangan gender dalam akses dan penggunaan teknologi, menurut Ulziisuren Jamsran, Perwakilan UN Women untuk Indonesia dan Liaison ASEAN.
"Meskipun semakin banyak perempuan di seluruh dunia yang terhubung ke internet setiap tahun, hanya 20 persen perempuan di negara-negara berpenghasilan rendah yang online," katanya.
Walau banyak tantangan, dia juga mengemukakan AI memiliki potensi yang sangat besar untuk mempercepat kesetaraan gender. Di Indonesia, adopsi AI akan memberikan efek siginifikan, di mana pada tahun 2030 teknologi tersebut diproyeksikan memberikan kontribusi antara 2,83 persen hingga 3,67 persen terhadap PDB Indonesia, setara dengan USD366 miliar.
Indonesia diidentifikasi sebagai global leader dalam adopsi AI di tempat kerja, dengan 92 persen pekerja kantor menggunakan generative AI. Potensi yang besar ini jangan sampai membuat kita terlena.
“Saat ini Indonesia menempati peringkat ke-46 dari 62 negara dalam Global AI Index 2023, yang menekankan pentingnya investasi berkelanjutan dalam infrastruktur digital dan adopsi AI yang merata. Sangat penting untuk mengatasi kesenjangan ini dan memastikan bahwa manfaat AI dapat dinikmati secara adil di seluruh sektor masyarakat” lanjutnya.