Microsoft PHK 9 Ribu Karyawan, Digantikan oleh AI?

- Pemutusan hubungan kerja (PHK) Microsoft terjadi pada 9 ribu karyawan secara global
- Divisi gaming dan unit penjualan Microsoft paling terdampak, dengan pengaruh signifikan pada portofolio gaming
- PHK ini dilakukan demi efisiensi organisasi dan kemungkinan terkait dengan fokus perusahaan pada kecerdasan buatan (AI)
Microsoft kembali mengumumkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang akan berdampak pada sekitar 9 ribu karyawan secara global. Microsoft PHK 9 ribu karyawan kali ini menandai gelombang layoff perusahaan tersebut sejak pemangkasan 10 ribu pekerja pada tahun 2023.
Langkah ini menimbulkan pertanyaan besar, mengingat Microsoft baru saja melaporkan keuntungan kuartalan yang meroket hingga hampir 26 miliar dolar AS (sekitar Rp421 triliun). Keputusan ini memengaruhi kurang dari empat persen dari total tenaga kerja global perusahaan ini. Apakah PHK Microsoft kali ini terkait dengan kecerdasan buatan (AI)? Mari kita telusuri lebih lanjut skala dan alasan gelombang PHK terbaru dari Microsoft ini.
1. Skala, divisi, dan proyek Microsoft yang terdampak

Pemangkasan ini tersebar di berbagai tim dan geografi, dengan konsentrasi di sekitar kantor pusat Microsoft. Sebanyak 830 pekerjaan yang dihilangkan berlokasi di Redmond, Washington, yang merupakan basis utama operasi Microsoft selama ini. Laporan dari berbagai media serta memo internal mengungkap divisi gaming (Xbox) dan unit penjualan sebagai area yang paling terdampak. Ini menandakan adanya penyesuaian fokus strategis pada area-area bisnis tertentu di tubuh perusahaan.
Dampak signifikan terlihat pada portofolio gaming Microsoft. Melansir BBC, Microsoft membatalkan beberapa proyek yang sedang dikembangkan, termasuk reboot dari gim populer Perfect Dark dan judul lainnya yang dinanti, Everwild.
Restrukturisasi ini juga berujung pada penutupan studio The Initiative yang mengerjakan reboot Perfect Dark. Selain itu, PHK juga menyasar studio lain di bawah naungan Microsoft, seperti Turn 10 selaku kreator Forza Motorsport dan ZeniMax Online Studios pengembang Elder Scrolls Online.
Para karyawan yang terdampak kini harus menghadapi pasar kerja sektor teknologi yang sedang sangat ketat. Pekerja teknologi dinilai sedang mengalami masa-masa sulit jika dibandingkan era keemasan sebelumnya.
2. Bukan PHK Microsoft pertama di 2025

PHK kali ini bukanlah yang pertama oleh Microsoft di 2025. Sebelumnya, Microsoft telah memberhentikan sekitar 6 ribu hingga 7 ribu karyawan pada Mei dan lebih dari 300 orang pada Juni, dilansir CNBC. Jika ditarik lebih jauh, pola ini sudah terlihat sejak tahun 2023. Pada saat itu, Microsoft juga melakukan PHK signifikan yang melibatkan sekitar 10 ribu karyawannya di berbagai belahan dunia.
Secara historis, pemangkasan terbesar terjadi pada tahun 2014. Kala itu, Microsoft memangkas 18 ribu pekerjaan sebagai bagian dari restrukturisasi besar setelah menyelesaikan proses akuisisi divisi perangkat dan layanan Nokia. Rentetan PHK ini dinilai sangat kontras jika dibandingkan dengan periode perekrutan masif selama pandemi. Karyawan Microsoft sempat mencapai angka rekor 228 ribu orang di seluruh dunia pada tahun 2024.
3. Microsoft beralasan PHK dilakukan demi efisiensi

Secara resmi, juru bicara Microsoft menjelaskan langkah ini sebagai bagian dari perubahan organisasi yang diperlukan. Perubahan ini bertujuan untuk memposisikan perusahaan agar dapat meraih kesuksesan di tengah pasar yang sangat dinamis dan kompetitif.
Salah satu tujuan yang kerap ditekankan oleh para eksekutif adalah untuk merampingkan struktur perusahaan. Fokusnya adalah mengurangi lapisan manajemen agar tim dapat bekerja lebih lincah dan efektif dalam mengeksekusi strategi.
"Demi memposisikan sektor gaming pada kesuksesan yang bertahan lama dan memungkinkan kami untuk fokus pada area pertumbuhan strategis, kami akan mengakhiri atau mengurangi pekerjaan di area tertentu. Kami akan mengikuti arahan Microsoft dalam mengurangi lapisan manajemen untuk meningkatkan kelincahan dan efektivitas," ujar CEO Gaming Microsoft, Phil Spencer.
4. Apakah gelombang PHK Microsoft terkait dengan AI?

Kabar Microsoft PHK 9 ribu karyawan dan digantikan oleh AI belum dikonfirmasi secara langsung oleh pihak perusahaan teknologi tersebut. Meski begitu, pemangkasan ini terjadi bersamaan dengan momen Microsoft mengalokasikan dana sangat besar untuk kecerdasan buatan (AI). Microsoft dilaporkan mengeluarkan biaya hingga 80 miliar dolar AS (sekitar Rp1.299 triliun) untuk membangun infrastruktur AI, seperti pusat data dan chip khusus, dilansir CNN.
Strategi ini juga terlihat dari langkah perusahaan dalam merekrut talenta top, seperti pionir AI Mustafa Suleyman untuk memimpin divisi AI baru. Selain itu, Microsoft juga merupakan investor utama di OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT.
Microsoft secara agresif mengintegrasikan AI ke dalam produk-produknya, terutama melalui asisten AI Copilot. Perusahaan ini juga mendorong karyawannya untuk meningkatkan keterampilan di bidang AI dan menjadikan teknologi ini sebagai tema utama dalam berbagai acara. Analis menilai langkah PHK kali ini ada hubungannya dengan perkembangan AI.
"Mereka semakin fokus pada AI, cloud, dan Microsoft generasi berikutnya, serta benar-benar berusaha memangkas biaya di sekitar Xbox dan beberapa area yang lebih lawas. Saya pikir mereka terlalu banyak merekrut karyawan selama bertahun-tahun. Ini adalah Nadella dan timnya yang memastikan mereka tetap menjaga efisiensi, dan itulah kunci utama di Wall Street," ujar Dan Ives, Analis Wedbush Securities, dilansir PBS.
Potensi efisiensi dari AI juga pernah diungkapkan oleh CEO Satya Nadella. Ia menyatakan bahwa AI telah sangat membantu dalam proses pengembangan, di mana sekitar 20 hingga 30 persen dari kode untuk beberapa proyek Microsoft kini ditulis oleh AI.