5 Momen yang Membentuk Pribadi Elon Musk Jadi Tech Billionaire

- Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, menjadi orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih 421 miliar USD.
- Masa kecil Elon Musk penuh tantangan, dari berjualan telur Paskah hingga dibully di sekolah.
- Saat kuliah di Kanada, Musk hanya memiliki uang $1 per hari untuk bertahan hidup.
Forbes baru saja merilis daftar 10 orang terkaya di dunia edisi Januari 2025. Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, adalah salah satu sosok yang menduduki posisi puncak dengan kekayaan bersih mencapai 421 miliar USD (setara 6,8 kuadriliun rupiah). Meski terkesan klise, tentu kesuksesan Elon Musk tidak ia capai dalam semalam.
Dalam perjalanan hidupnya, Elon Musk dipenuhi tantangan dan rintangan yang silih berganti. Siapa sangka, ternyata dulunya ia adalah anak yang menjadi korban perundungan. Namun, kini Musk telah tumbuh menjadi billionaire yang mengusung visi besar bagi masa depan umat manusia.
Elon Musk melalui banyak momen penting yang membentuknya menjadi inovator dan pemimpin visioner. Dari masa kecil yang penuh kesulitan di Afrika Selatan, di mana ia berjualan telur untuk uang saku, hingga bertahan hidup hanya berbekal uang 1 dolarĀ AS (sekitar Rp14 ribu) per hari. Keberaniannya mengambil risiko besar, seperti menjual startup pertamanya, Zip2, untuk membiayai proyek-proyek ambisius, juga turut mewarnai perjalanan hidupnya.
Cari inspirasi dari lima momen penting yang membentuk perjalanan Elon Musk, dari masa kecil yang penuh tantangan hingga menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia teknologi berikut, yuk!
1. Pernah berjualan telur Paskah untuk orang kaya

Elon Musk kecil tumbuh di Afrika Selatan yang penuh tantangan. Namun, ia sudah menunjukkan kecerdikan dan semangat wirausaha yang luar biasa untuk anak seusianya. Salah satu pengalaman awal yang membentuk mentalitas bisnisnya terjadi saat ia menjual telur hias kepada keluarga kaya di sekitarnya pada momen Paskah. Bersama saudaranya, Kimbal, Musk melukis telur-telur tersebut lewat permainan desain menarik yang mencerminkan keindahan dan simbol-simbol Paskah. Ia tidak hanya menjual produk, tetapi juga memahami bahwa keindahan dan keunikan bisa menarik perhatian orang yang bersedia membayar lebih.
Pengalaman ini lebih dari sekadar usaha kecil untuk mendapatkan uang jajan. Ia mengajarkan Musk tentang nilai kerja keras, kreativitas, dan keberanian memulai sesuatu. Dari berjualan telur Paskah, Musk belajar bahwa meski modalnya terbatas, kemauan besar dapat membuka peluang tak terduga. Meski saat itu ia belum sepenuhnya menyadari, pengalaman ini menjadi langkah awal dalam perjalanan panjangnya sebagai inovator dan pengusaha yang mendobrak batasan.
2. Musk menghadapi prahara dengan orang tuanya bercerai sebelum berusia 10 tahun

Masa kecil Elon Musk penuh tantangan. Ia tumbuh di Pretoria, Afrika Selatan, dalam keluarga yang penuh konflik. Ayahnya, Errol Musk, dikenal manipulatif dan kasar sehingga kerap menciptakan suasana rumah yang tidak nyaman. Di sekolah, Musk sering dibuli. Salah satu peristiwa yang sangat traumatis terjadi ketika sekelompok anak mendorongnya dari tangga yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit selama dua minggu.
Kehidupan Musk berubah drastis ketika orang tuanya bercerai. Pada usia belum genap 10 tahun, ia harus menerima kenyataan bahwa keluarganya tidak lagi utuh. Perceraian itu merenggut rasa aman dan membuatnya merasa terasing. Ia memilih tinggal bersama ayahnya. Momen ini yang kemudian menjadi sumber konflik emosional dalam hidupnya.
Perceraian itu juga mempengaruhi pandangannya tentang keluarga dan hubungan interpersonal. Musk belajar bahwa hidup tidak selalu adil, tetapi manusia memiliki pilihan untuk bangkit dari kesulitan. Dalam banyak wawancara, ia mengungkapkan bahwa meski masa kecilnya sulit, pengalaman tersebut memotivasinya untuk melarikan diri dari penderitaan dan mencari sesuatu yang lebih besar. Motivasi ini mendorongnya untuk mengejar impian di luar Afrika Selatan.
Meski hubungan dengan ayahnya penuh tantangan, pengalaman tersebut mengajarkan Musk tentang ketangguhan dan kemampuan bertahan. Ia menyadari bahwa hidup tidak selalu sesuai rencana, tetapi bagaimana seseorang meresponsnya yang menentukan masa depan. Kesedihan masa kecil itu menjadi motivasi bagi Musk untuk menciptakan kehidupan yang lebih layak, baik untuk dirinya maupun dunia.
3. Pernah bertahan hidup hanya bermodalkan uang Rp14 ribu

Saat memulai kehidupan sebagai mahasiswa di Kanada, Elon Musk menghadapi keterbatasan finansial yang begitu pelik. Ia hanya memiliki uang 1 dolar AS per hari atau setara Rp14 ribu untuk bertahan hidup. Untuk mencukupi kebutuhan makan, Musk membeli bahan makanan murah, seperti hot dog, roti tawar, dan pasta tanpa saus. Hidup sederhana menjadi pilihan demi mengejar pendidikan dan impian besar. Dalam kondisi itu, ia belajar mengelola sumber daya yang terbatas untuk bertahan hidup.
Namun, keterbatasan finansial tidak membuatnya menyerah. Sebaliknya, pengalaman ini mendorongnya untuk bekerja lebih keras dan mencari peluang baru. Musk mengambil berbagai pekerjaan serabutan, mulai dari membersihkan ruang boiler hingga bekerja di bidang pertanian. Meski hidup penuh tantangan, ia tetap fokus pada tujuan jangka panjang mengubah masa depan dan menciptakan hal-hal berarti.
4. Musk memilih untuk tidak menyewa apartemen dan memutuskan untuk tidur di kantor dan mandi di YMCA

Saat mendirikan startup pertamanya bernama Zip2, Elon Musk menghadapi dilema finansial yang memaksanya membuat keputusan ekstrem. Untuk menghemat uang dan menjaga kelangsungan perusahaan, ia memilih tidur di kantor kecilnya alih-alih menyewa apartemen. Berbekal hanya kasur lipat dan beberapa barang pribadi, Musk menghabiskan hari-harinya tidur beberapa jam di kantor, lalu pergi ke YMCA terdekat untuk mandi.
Keputusan ini menunjukkan dedikasi Musk pada visinya meski harus mengorbankan kenyamanan pribadi. Tidur di kantor bukan sekadar cara menghemat uang, tetapi juga bukti komitmennya pada pekerjaan. Pengalaman ini mengajarkan Musk tentang arti kerja keras dan pengorbanan yang kemudian membentuk etos kerjanya. Etos ini menjadi kunci kesuksesannya membangun perusahaan besar seperti Tesla dan SpaceX.
5. Untuk melarikan diri dari realitas pahit dalam hidupnya, Musk menemukan pelipur laranya lewat membaca buku

Sejak kecil, Elon Musk menemukan pelarian dari kenyataan hidup yang keras melalui buku. Ia adalah pembaca rakus yang menghabiskan waktu berjam-jam tenggelam dalam dunia fiksi ilmiah, biografi tokoh-tokoh besar, dan buku-buku teknologi. Salah satu buku yang sangat memengaruhinya adalah The Hitchhiker's Guide to the Galaxy karya Douglas Adams. Buku ini mengajarkannya untuk melihat kehidupan dari perspektif yang lebih luas dan tidak menyerah pada kesulitan. Lewat buku, Musk menemukan inspirasi untuk bermimpi besar dan menyadari bahwa masalah yang ia hadapi hanyalah bagian kecil dari gambaran besar kehidupan.
Buku juga menjadi guru terbaik bagi Musk, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan tren teknologi. Ia mempelajari dasar-dasar fisika, teknik, dan pemrograman komputer dari buku-buku yang ia baca. Kebiasaan ini membentuk wawasan intelektualnya dan memberinya keyakinan bahwa pengetahuan adalah kunci untuk mengubah dunia. Buku menjadi pijakan awal bagi Musk untuk membangun visinya tentang masa depan yang lebih baik, termasuk ambisinya menjelajahi luar angkasa dan menyelamatkan umat manusia.
Perjalanan hidup Elon Musk membentuknya menjadi sosok yang tak kenal takut menghadapi tantangan. Tiap kegagalan dan kesulitan ia hadapi bukan sebagai penghalang, tetapi sebagai batu loncatan untuk mewujudkan visinya. Ia belajar untuk tidak terjebak dalam kenyamanan dan terus bergerak maju dengan tekad yang kuat. Keberaniannya mengambil risiko, berinovasi, dan melangkah ke arah yang belum terjamah menjadikannya pemimpin visioner dan inspirasi bagi banyak orang di seluruh dunia.
Kisah hidup Elon Musk mengajarkan bahwa kesulitan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan menuju keberhasilan. Dari menjual telur Paskah hingga tidur di kantor, tiap langkah penuh perjuangan itu membentuk karakter dan visi besarnya. Seperti yang pernah ia katakan, "When something is important enough, you do it even if the odds are not in your favor." Jika disertai dengan keyakinan dan kerja keras, yakinlah bahwa tiap mimpi bisa menjadi kenyataan. Semangat terus untuk kamu yang sedang berjuang menggapai mimpi. Semoga kisah hidup Elon Musk bisa memotivasi kamu untuk terus maju, menghadapi tantangan, dan tidak menyerah meski rintangan datang silih berganti.