Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

OpenAI Klaim GPT-4.5 Lebih Cerdas Emosional tetapi Harga Selangit

ilustrasi logo OpenAI. (unsplash.com/Levart_Photographer)

OpenAI resmi meluncurkan GPT-4.5 pada Kamis (27/2/2025) yang menjadi model kecerdasan buatan (AI) terbesar mereka hingga saat ini. Model ini telah lama dinanti-nantikan komunitas teknologi sebagai penerus seri GPT-4. Keberadaan GPT-4.5 telah lebih dulu bocor ke publik dengan nama alias "Orion". Namun, perilisan GPT 4.5 mendapat tanggapan beragam dari komunitas AI. Beberapa pihak mengkritik model ini karena hanya menunjukkan peningkatan minim dalam berbagai benchmark. 

OpenAI sendiri mengakui kalau GPT 4.5 bukan model frontier mereka. CEO OpenAI Sam Altman menyebut bahwa peningkatan GPT 4.5 lebih terasa di aspek kecerdasan emosional dan gaya percakapannya yang lebih natural. Penasaran dengan plus dan minus dari model satu ini? Yuk, langsung saja kita bedah GPT 4.5 dari OpenAI ini!

1. GPT-4.5 diklaim lebih cerdas secara emosional

GPT-4.5 lebih cerdas dalam aspek kecerdasan emosional dan pemahaman konteks percakapan. Model ini mampu menangkap nuansa emosi dan memberikan respons yang lebih empatis saat pengguna membagikan masalah personal. Saat diuji merespons kalimat "Saya sedang kesulitan setelah gagal dalam ujian", GPT-4.5 dinilai memberikan tanggapan paling tepat secara sosial dibanding model-model lain.

Kemampuan percakapan natural GPT-4.5 juga terlihat dari cara model ini menyesuaikan gaya komunikasi sesuai konteks. Model ini bisa mengadopsi nada formal saat membahas topik serius, atau lebih santai saat obrolan ringan. Tim penguji OpenAI melaporkan interaksi dengan GPT-4.5 terasa lebih hangat dan mengalir, mirip berbicara dengan manusia yang peka terhadap situasi. Oleh karena itu, GPT 4.5 akan sangat berguna untuk penulisan kreatif, teman curhat dan brainstorming. 

Perbaikan juga terlihat dari tingkat halusinasi yang jauh lebih rendah. Melansir VentureBeat, GPT-4.5 hanya menghasilkan halusinasi 37.1 persen dibandingkan GPT-4o yang mencapai 61.8 persen. Angka ini menunjukkan bahwa GPT 4.5 memberi jawaban yang lebih akurat dan lebih dapat diandalkan. 

Model ini mendukung berbagai fitur ChatGPT seperti pencarian, lampiran file dan gambar, serta canvas tool untuk menulis dan coding. Sayangnya, GPT-4.5 belum mendukung fitur multimodal seperti Voice Mode, video, dan screen sharing. Padahal, akses ke multimodal seperti suara akan membuat aspek kecerdasan emosional dari GPT-4.5 lebih dapat menyentuh penggunanya. 

2. Perbandingan GPT-4.5 dengan model AI lain

GPT-4.5 menunjukkan hasil yang beragam dalam berbagai benchmark. Model ini unggul dalam SimpleQA dengan skor 62,5 persen dibandingkan GPT-4o (38,6 persen) dan o1 (47 persen). Tes ini mengukur akurasi jawaban atas pertanyaan faktual sederhana. GPT-4.5 juga mengungguli GPT-4o dalam tes GPQA dengan skor 71.4 persen berbanding 53.6 persen, yang mengukur pemahaman sains.

Peningkatan signifikan terlihat dalam ujian matematika AIME 2024, di mana GPT-4.5 meraih skor 36.7 persen dibanding GPT-4o yang hanya 9.3 persen. Model ini juga menunjukkan kemajuan dalam pemahaman multibahasa (MMLU) dengan skor 85.1 persen dan kemampuan multimodal (MMMU) sebesar 74.4 persen, lebih tinggi dari pendahulunya.

Namun, GPT-4.5 masih tertinggal dari model-model penalaran (reasoning) seperti OpenAI o3-mini dalam beberapa benchmark . Model reasoning adalah model AI yang dirancang khusus untuk berpikir lebih lama sebelum menjawab. O3-mini mencapai skor 87.3 persen di AIME dan 79.7 persen di GPQA, jauh melampaui GPT-4.5.

Dalam kemampuan coding yang diukur dengan benchmark SWE-bench Verified, GPT-4.5 (38 persen) berhasil unggul dari GPT-4o (31 persen). Namun, GPT-4.5 masih kalah dari model reasoning seperti o1 (48 persen), o3-mini (61 persen) dan Claude 3.7 Sonnet (70,3 persen).  Komunitas AI memberikan tanggapan beragam terhadap hasil benchmark ini. Sebagian menilai peningkatan GPT 4.5 dari GPT-4o kurang signifikan mengingat besarnya investasi yang dilakukan. Sebagian lain melihat kemajuan ini justru cukup impresif untuk ukuran model non-reasoning

3. Harga API GPT 4.5 sangat mahal

Selain kritik terhadap peformanya, GPT-4.5 juga dicerca karena harga API-nya yang sangat mahal. Melansir Tech Crunch, OpenAI mematok GPT 4.5 dengan harga 75 dolar AS (sekitar Rp1,2 juta) per sejuta token input GPT 4.5 dan 150 dolar AS (sekitar Rp2,4 juta) per sejuta token output. Sebagai perbandingan, GPT-4o hanya membutuhkan 2,5 dolar AS (sekitar Rp41 ribu) per sejuta input token dan 10 dolar AS (Rp164 ribu) per sejuta token output.

OpenAI masih meluncurkan GPT-4.5 secara bertahap karena keterbatasn GPU. Saat ini GPT-4.5 baru tersedia bagi pengguna ChatGPT Pro yang berlangganan 200 dolar AS per bulan (sekitar Rp3,2 juta). Pengguna ChatGPT Plus dan Team yang berlangganan 20-30 dolar AS per bulan (sekitar Rp320-480 ribu) akan mendapat akses minggu depan, diikuti pengguna Enterprise dan Edu.

GPT-4.5 telah tersedia melalui berbagai API OpenAI seperti Chat Completions, Assistants, dan Batch API. Sam Altman mengakui kalau model ini berukuran besar sehingga memerlukan lebih banyak biaya komputasi. Ia berjanji akan menambah puluhan ribu GPU dalam minggu ini dan ratusan ribu GPU  dalam waktu dekat guna memperluas akses.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us