OpenAI Umumkan GPT-4, AI Model Bahasa Generasi Terbaru!

ChatGPT sendiri dibuat dari GPT-3.5, sebuah model bahasa yang diciptakan OpenAI dengan metode deep learning. Untuk semakin menyempurnakan gaya bahasa alaminya, ChatGPT dilatih dengan metode Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF). Dengan metode pelatihan tersebut, akhirnya terlahir ChatGPT seperti yang kita ketahui sekarang.

Dalam sebuah posting di laman resmi mereka, OpenAI mengatakan bahwa perbedaan antara GPT-4 dan GPT-3.5 sejatinya tak terlalu besar jika diaplikasikan dalam percakapan biasa seperti di ChatGPT. CEO OpenAI Sam Altman menuliskan dalam twitnya bahwa GPT-4 "masih belum sempurna" dan "kemampuannya masih terbatas".

"GPT-4 dapat memecahkan masalah yang sulit dengan akurasi yang lebih tinggi, berkat pengetahuan umum yang lebih luas dan kemampuan pemecahan masalah," tulis OpenAI dalam laman resminya.

OpenAI mengatakan bahwa peningkatan GPT-4 terlihat dari kinerja sistem pada sejumlah tes dan tolok ukur, termasuk Ujian Uniform Bar, LSAT, SAT Math, dan ujian Membaca & Menulis Berbasis Bukti SAT. Dalam ujian yang disebutkan, skor GPT-4 pada persentil ke-88 ke atas. Sebuah pencapaian yang impresif!

Selain itu ada beberapa kelebihan lain dari GPT-4 jika dibandingkan dengan versi sebelumnya. Melansir laman resmi OpenAI, beberapa kelebihan GPT-4 dibandingkan dengan versi sebelumnya antara lain:

• GPT-4 lebih dapat diandalkan, kreatif, dan mampu menangani instruksi yang lebih halus daripada GPT-3.5.
• GPT-4 adalah model multimodal yang dapat menerima masukan berupa teks maupun gambar. Sebuah pencapaian yang hebat! 
• GPT-4 juga dapat membaca, menganalisis atau menghasilkan hingga 25.000 kata teks yang merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan versi sebelumnya dari teknologi ini.

GPT-4 sendiri telah diintegrasikan ke beberapa produk. OpenAI telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan termasuk Duolingo, Stripe, Khan Academy dan Microsoft untuk menggunakan GPT-4 ke dalam produk mereka. Selain itu, OpenAI juga bekerja sama dengan Morgan Stanley serta pemerintah Islandia yang menggunakan GPT-4 untuk membantu melestarikan bahasa Islandia.

Dalam postingannya mengenai GPT-4, OpenAI sendiri menekankan bahwa sistem GPT-4 telah melalui 6 bulan safety-training. Hasil pengujian internal mengungkap bahwa GPT-4 “82 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menanggapi permintaan konten yang dilarang dan 40 persen lebih mungkin untuk menghasilkan respons berbasis fakta dibandingkan GPT-3.5.

Meski begitu, bukan berarti GPT-4 tidak melakukan kesalahan, ya. Sebagai AI model bahasa, GPT-4 juga masih memiliki beberapa kekurangan. GPT-4 masih bisa melakukan kesalahan seperti salah menafsirkan konteks, memberikan informasi yang kedaluwarsa, hingga kesalahan faktual.

Patut diingat bahwa GPT-4 ini adalah AI model bahasa yang masih terus dikembangkan. Sebagai pengguna, kita yang harus lebih teliti dan melakukan validasi ulang dari tiap informasi yang ia berikan.