Survei: Perubahan Harga Java Timbulkan Kekhawatiran bagi Perusahaan

Azul, perusahaan penyedia layanan cloud, baru saja merilis Azul State of Java pada Rabu (25/10/2023). Ini merupakan survei & laporan tahunan terkait kondisi pulse saat ini, alur, dan sentimen terkait pemanfaatan Java.
Laporan ini didukung oleh tanggapan dari lebih 2.000 pengguna Java secara global. Salah satu tujuan dari survei ini ada untuk mendapatkan masukan tentang peran Java dalam mempertahankan posisinya di ekosistem teknologi yang dinamis.
Area yang diteliti lebih dalam pada survei ini termasuk tren adopsi Java, efek dari perubahan harga Java terbaru dari Oracle, migrasi aplikasi Java ke cloud dan bagaimana perusahaan mengoptimalkan biaya cloud.
1. Perubahan lisensi Oracle Java membuat perusahaan mencari pilihan lain
Hampir 8 dari 10 responden (82%) yang menggunakan Oracle Java mengatakan kekhawatirannya tentang harga langganan Java SE Universal baru yang diperkenalkan pada bulan Januari. Empat perubahan besar untuk lisensi atau harga utama telah terjadi dalam empat tahun terakhir.
Ini termasuk biaya Oracle Java berubah dari yang didasarkan pada jumlah prosesor yang digunakan menjadi jumlah total karyawan dan kontraktor dalam organisasi.
Karena perubahan tersebut, 7 dari 10 (72%) responden mengatakan mereka mempertimbangkan alternatif open source seperti OpenJDK. Sedangkan mereka yang mengatakan tidak (14%), menjelaskan bahwa mereka tidak terpikir bisa melakukan hal tersebut.
Meskipun Oracle menjadi pemain kuat di pasar Java, 74% dari organisasi menyatakan bahwa mereka juga menggunakan JDK dari setidaknya satu penyedia OpenJDK. Sekitar 60% perusahaan telah memilih distribusi OpenJDK daripada Oracle Java SE.