Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tips Dokumentasi Upacara HUT RI 2025 dengan Teknik Bird’s Eye View

formasi Paskibraka kelompok 17 dan 8 di Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi, 17 Agustus 2024, di Istana Negara IKN
formasi Paskibraka kelompok 17 dan 8 di Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi, 17 Agustus 2024, di Istana Negara IKN (youtube.com/Sekretariat Presiden)
Intinya sih...
  • Rencanakan lokasi dan sudut terbaik untuk pengambilan gambar
  • Fokus pada simetri dan formasi barisan peserta upacara
  • Manfaatkan bayangan, kontras, format RAW, shutter speed tinggi, kedalaman dengan foreground, dan unsur repetisi dalam pengambilan gambar
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengabadikan momen upacara HUT RI bukan sekadar menangkap momen khidmat seperti pengibaran bendera atau penyerahan duplikat bendera pusaka kepada pembawa baki. Seiring perkembangan teknologi, kini fotografer dan videografer dapat memanfaatkan teknik bird’s eye view untuk menghadirkan sudut pandang yang unik, segar, dan lebih menyentuh secara visual. Terlebih lagi, dokumentasi upacara kini bisa dilakukan menggunakan bantuan drone.

Upacara HUT RI umumnya melibatkan barisan peserta dari TNI, Polri, paskibraka, hingga masyarakat umum yang hadir di lokasi. Sudut pengambilan gambar dari atas sangat efektif untuk menampilkan keselarasan barisan, kerapihan formasi, serta skala kemeriahan acara. Dari ketinggian, bendera Merah Putih yang berkibar di tengah lapangan tampak lebih simbolis dan dramatis. Terlebih, jika diambil bersamaan dengan detik-detik pengibaran menggunakan drone.

Teknik bird’s eye view memungkinkan kita melihat upacara dari perspektif atas, seolah melalui mata burung yang terbang. Hasil akhirnya adalah dokumentasi visual yang tidak hanya indah, tetapi juga penuh makna dan nilai sakral. Berikut ini tips foto upacara HUT RI 2025 dengan teknik bird's eye view. Siapa tahu kamu mau mendokumentasikan upacara HUT RI 2025 dan mempraktikkan langsung tips ini!

1. Rencanakan lokasi dan sudut terbaik

venue Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi - HUT ke-79 RI Tahun 2024 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur
venue Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi - HUT ke-79 RI Tahun 2024 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur (youtube.com/KOMINFO MMC)

Sebelum hari H, luangkan waktu untuk melakukan survei lokasi. Tentukan titik terbaik di mana drone atau kamera bisa mengambil gambar dari atas tanpa mengganggu jalannya upacara. Pilih posisi yang mampu menangkap keseluruhan lapangan, tiang bendera, serta barisan peserta upacara secara utuh. Jangan lupa memperhatikan arah datangnya cahaya matahari agar bayangan tidak mengganggu hasil akhir foto.

Cari sudut yang bukan hanya tinggi, tetapi juga strategis. Misalnya, dari arah belakang panggung utama atau dari sisi lapangan yang memperlihatkan arah hadap peserta. Berbekal perencanaan yang matang, kamu bisa mendapatkan sudut pandang yang unik dan bermakna. Bukan sekadar foto dari ketinggian, tapi visual yang bercerita.

2. Fokus pada simetri dan formasi barisan

Upacara HUT ke-79 RI di Istana Garuda, Nusantara (IKN) - 2024
Upacara HUT ke-79 RI di Istana Garuda, Nusantara (IKN) - 2024 (commons.wikimedia.org/BPMI Sekretariat Presiden Republik Indonesia)

Bird’s eye view sangat efektif untuk menonjolkan pola dan susunan dalam sebuah adegan. Dalam konteks upacara HUT RI, formasi pengisi upacara seperti Paskibraka, pasukan TNI/Polri, hingga siswa-siswi biasanya dibentuk secara simetris. Foto dari atas akan memperjelas susunan ini sehingga simetri dan keindahan formasi tampak lebih menonjol.

Cobalah mengambil gambar saat barisan berada dalam posisi sikap sempurna atau sedang melakukan gerakan baris-berbaris secara serempak saat parade. Momen ini mampu menunjukkan kerapian dan kekompakan dalam satu bingkai ketika mengambil gambar. Demi hasil terbaik, ambillah beberapa foto secara berkala (interval) agar kamu bisa memilih momen yang paling pas dan dramatis.

3. Manfaatkan bayangan dan kontras

Upacara Peringatan HUT RI di Lereng Gunung Merapi, 17 Agustus 2020
Upacara Peringatan HUT RI di Lereng Gunung Merapi, 17 Agustus 2020 (commons.wikimedia.org/Giri Wijayanto)

Waktu terbaik untuk memotret dari atas adalah pagi atau sore hari, ketika cahaya matahari masih miring dan menciptakan bayangan yang panjang. Bayangan dari peserta, bendera, atau tiang bisa memberikan dimensi tambahan dan kesan dramatis pada foto. Pencahayaan miring ini juga menghasilkan kontras alami antara objek dan latar, sehingga garis formasi dan elemen visual lain tampak lebih jelas. Hasil foto pun terlihat lebih hidup karena detail seperti lipatan bendera atau pantulan cahaya di permukaan tanah bisa lebih menonjol.

Selain itu, perhatikan juga permainan warna yang kontras. Misalnya saat mendokumentasikan upacara di sekolah, perpaduan seragam putih-merah peserta dan warna merah-putih bendera akan tampak mencolok di atas latar hijau rumput atau cokelatnya lapangan tanah. Kombinasi antara bayangan yang tajam dan warna-warna kuat ini dapat menciptakan komposisi foto yang lebih menarik dan penuh makna.

4. Gunakan format RAW dan Shutter Speed tinggi

ilustrasi memegang kamera
ilustrasi memegang kamera (unsplash.com/Kai Cheng)

Selalu gunakan format RAW saat memotret menggunakan drone atau kamera DSLR/mirrorless. Format ini menyimpan data gambar secara menyeluruh, sehingga kamu bisa lebih leluasa mengatur ulang pencahayaan, warna, dan detail saat proses penyuntingan tanpa mengurangi kualitas gambar. Selain itu, pastikan menggunakan shutter speed (kecepatan rana) minimal 1/500 detik agar foto tetap tajam, terutama saat subjek bergerak atau kamera mengalami getaran. Misalnya saat drone melayang di udara atau ketika merekam barisan Paskibraka yang sedang berjalan.

Kecepatan rana 1/500 detik sangat disarankan dalam fotografi aksi, terutama ketika kamera dan subjek sama-sama bergerak. Shutter speed ini membantu menghindari hasil foto yang buram akibat gerakan cepat, sehingga gambar tetap terlihat jelas dan tajam. Mengutip Digital Photography School, kecepatan rana 1/500 detik atau lebih cepat umumnya direkomendasikan saat memotret gerakan, terutama jika menggunakan lensa panjang atau ketika subjek bergerak cepat. Kecepatan rana ini menjadi standar aman untuk situasi luar ruangan yang penuh aktivitas, seperti momen pengibaran bendera, langkah barisan upacara, atau drone yang melayang dalam kondisi berangin.

5. Ciptakan kedalaman dengan foreground

tiang bendera dan sekeliling di Istana Negara IKN
tiang bendera dan sekeliling di Istana Negara IKN (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Meskipun mengambil gambar dari atas, kamu tetap bisa bermain dengan elemen depan atau foreground. Misalnya, sudut pengambilan drone yang sedikit miring dapat memperlihatkan tiang bendera atau gapura sebagai elemen pembuka dalam frame. Foreground semacam ini memberikan kesan kedalaman dan membantu mata penonton lebih mudah “masuk” ke dalam gambar.

Jangan ragu untuk menyisipkan elemen seperti atap gedung atau bagian panggung di sudut bawah foto guna menciptakan perspektif dan skala. Sebagai contoh, saat memotret bendera dari atas, kamu bisa memasukkan sedikit ranting pohon di tepi frame. Efeknya, foto akan terasa seolah-olah sedang “mengintip” momen penting dari kejauhan sehingga memberikan efek naratif yang kuat.

6. Perhatikan unsur repetisi

ilustrasi anak SD
ilustrasi anak SD (unsplash.com/Syahrul Alamsyah Wahid)

Formasi barisan, deretan tiang bendera, hingga jajaran kursi peserta bisa menjadi elemen repetisi yang menarik secara visual. Jika dilihat dari atas, pola-pola yang berulang ini akan tampak jauh lebih jelas dan rapi. Cobalah mengambil gambar dari sudut yang dapat menampilkan repetisi tersebut secara utuh. Misalnya, membingkai barisan siswa di lapangan yang membentuk pola teratur. Unsur repetisi seperti ini mampu menciptakan kesan harmoni visual dan menghadirkan nuansa keteraturan yang kuat dalam sebuah foto.

Teknik bird’s eye view adalah cara mengambil gambar dari ketinggian dengan sudut pandang vertikal atau semi-vertikal. Gambar yang dihasilkan seolah memperlihatkan dunia dari langit, membuka sudut pandang baru terhadap objek yang sudah familiar. Teknik ini lazim digunakan dalam fotografi lanskap, arsitektur, hingga dokumentasi acara berskala besar.

Formasi barisan Paskibraka yang membentuk pola simetris, bendera merah putih yang tegak gagah berkibar, hingga deretan peserta upacara yang tertata rapi. Semuanya akan tampak lebih dramatis dari atas. Upacara yang biasanya kita lihat dari permukaan tanah bisa berubah total saat direkam dari ketinggian.

Melalui perencanaan yang matang dan pemahaman dasar teknik pengambilan gambar, dokumentasi upacara bukan hanya sekadar arsip digital, tetapi bisa menjadi karya visual yang menyentuh rasa nasionalisme. Tertarik mencoba tips foto upacara HUT RI 2025 dengan teknik bird's eye view? Siapkan peralatannya, tentukan angle terbaikmu, dan tangkap suasana khidmat selama upacara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us