3 Wilayah Ini Pernah Jadi Ibu Kota Vietnam, Bisa Tebak?

Indonesia bukan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memindahkan ibu kotanya. Vietnam pun pernah melakukannya beberapa kali, sebelum memilih Hanoi sebagai ibu kota negara seperti sekarang. Bekas kemegahan dan kekayaan sejarahnya masih eksis hingga saat ini.
Buat kamu yang ingin liburan ke Vietnam, coba mampir ke salah satu wilayah bekas ibu kota. Kira-kira wilayah mana saja, ya? Supaya gak penasaran, yuk simak penjelasan berikut!
1. Hoa Lu

Hoa Lu terletak di Provinsi Ninh Binh menjadi ibu kota pertama setelah Vietnam bersatu. Dilansir Discover Ninh Binh, kota kuno ini menjadi saksi Dinasti Dinh menyatukan berbagai klan menjadi negara Dai Co Viet (nama kuno Vietnam). Tokohnya yang terkenal, yakni Dinh Bo Linh dikenal pula sebagai bapak Vietnam modern dan menjadikan Hoa Lu sebagai ibu kotanya.
Di bawah pemerintahan Raja Din Bo Linh (968–980), Hoa Lu menjadi pusat politik, militer, dan administrasi. Wilayah ini semakin berkembang, meski pemerintahan telah diteruskan Dinasti Le (980–1009) dan Dinasti Ly (1009–1010). Pada era Dinasti Ly ini, Raja Ly Thai Yo memindahkan ibu kota ke Tha Long (sekarang Hanoi).
Hoa Lu telah berperan penting sebagai benteng pertahanan dan menjadi saksi bisu kesuksesan melawan China. Namun, negara baru kala itu membutuhkan daratan yang lebih luas. Pembangunan terus dilakukan, sementara ibu kota Vietnam dipindah ke Hanoi, tapi Hoa Lu menjadi pusat selatan negara.
Meski sudah ribuan tahun berlalu, kamu masih dapat menjumpai kemegahan Hoa Lu di masa lampu. Beberapa kuil raja masih terjaga dan memang sengaja dilestarikan sebagai tempat bersejarah di Vietnam. Kamu dapat menjumpai Kuil Raja Dinh Tien Hoang, Kuil Raja Le Dai Hanh, dan Pagoda Nhat Tru.
2. Hue

Kepindahan ibu kota Vietnam dari Hoa Lu ke Hanoi bukanlah yang terakhir. Sebab, saat Dinasti Nguyen berkuasa pada 1802–1945, ibu kota dipindah ke Hue yang kini dikenal pula sebagai Kota Kekaisaran. Nilai sejarahnya yang tinggi dan autentik membuat kota tersebut dilindungi sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Dilansir Vietnam Stay, pada 1802 saat Kaisar Gia Long, pendiri Dinasti Nguyen berkuasa memilih Hue sebagai pusat pemerintahan. Hal ini berdasarkan lokasi Hue strategis dan tata letak feng shui yang harmonis. Hue terletak di antara pegunungan dan Sungai Perfume.
Selama 143 tahun berikutnya, Hue berkembang menjadi pusat politik, budaya, dan agama di Vietnam. Budaya, seni, sastra, dan agama Buddha di Vietnam berpusat di sini. Terdapat banyak pagoda, kuil, lembaga keagamaan, dan Kota Terlarang seperti di Beijing yang dibangun pada masa Dinasti Nguyen.
Konflik penuh gejolak terjadi saat kolonial Prancis merebut kendali Kota Kekaisaran pada 1885. Pertempuran hue pun tidak dapat dielakkan dan membuat Dinasti Nguyen runtuh pada 1945. Setelah itu, terjadi Revolusi Agustus yang dipimpin Viet Minh dan menjadi pertanda berdirinya Republik Demokratik Vietnam.
Kini, Hue menjadi tujuan penting di Vietnam bagi pencinta sejarah dan budaya. Bangunan bersejarah masih terjaga, musik, festival, pertunjukan, hingga kuliner tradisional pun masih kental. Kamu dapat mengunjungi Museum Seni Rupa Kerajaan Hue, Makam Kaisar Khai Dinh, Kaisar Minh Mang, Pagoda Thien Mu, Benteng Kota Kekaisaran, dan tur perahu Sungai Perfume.
3. Ho Chi Minh

Satu lagi wilayah yang pernah menjadi ibu kota Vietnam, yakni Ho Chi Minh. Kota yang bernama lain Saigon ini, terletak di Provinsi Gia Dinh, Vietnam Selatan. Letak dan sejarahnya berbeda dari kedua wilayah sebelumnya.
Dilansir Britannica, dahulu wilayah ini menjadi bagian Kerajaan Kamboja. Orang Vietnam pertama kali masuk ke wilayah tersebut pada abad ke-17. Pada abad ke-18, pedagang dan misionaris Prancis menetap di daerah ini.
Setelah Prancis berhasil merebut kendali Hue pada 1885, Ho Chi Minh pun diserahkan oleh Kaisar Tu Duc kepada Prancis pada 1862. Saat itu bernama Saigon, menjadi kota pelabuhan utama dan pusat metropolitan bergaya Eropa. Saigon menjadi ibu kota Cochinchina dan titik pengumpulan utama untuk ekspor beras yang ditanam di Delta Sungai Mekong.
Pada 1940, Saigon diduduki Jepang, tapi Prancis masih mengelola Vietnam hingga tahun 1945. Namun, Hanoi masih menjadi pusat administrasi selama pendudukan Jepang (1940–1945). Saat Perang Dunia II, Jepang menyerah dan Viet Minh di bawah pimpinan Ho Chi Minh berhasil merebut kekuasaan Hanoi.
Singkatnya, Saigon menjadi Ibu Kota Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dan Hanoi kembali menjadi Ibu Kota Republik Vietnam (Vietnam Utara). Kendati Vietnam mendeklarasikan kemerdekaannya dari Prancis pada 2 September 1945, tapi konflik sempat terjadi antara Vietnam Utara dan Selatan. Kemudian reunifikasi pada 1975 dan menjadi Republik Sosialis Vietnam pada 1976.
Sekarang, Saigon juga disebut Ho Chi Minh untuk menghargai tokoh penting dalam kemerdekaan Vietnam. Kamu gak perlu bingung, sebagian orang tetap menyebutnya Saigon, bahkan kode bandara dan beberapa tempat masih menggunakan SGN. Sebagian penduduk lokal menyebutnya sebagai Ho Chi Minh, termasuk sejumlah tanda dan rambu di kota tersebut.
Ho Chi Minh menjadi kota terbesar di Vietnam dan pamornya bersaing dengan Hanoi. Kota ini juga menjadi pintu masuk serta destinasi wisata populer Vietnam Selatan. Terutama buat kamu yang ingin mengunjungi pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Kota ini menawarkan suasan kota metropolitan yang dinamis, perpaduan antara Vietnam lama dan baru. Kamu dapat mengunjungi destinasi wisata yang beragam, seperti War Menants Museum, Jade Emperor Pagoda, Katedral Basilika Saigon, Landmark 81, dan Bin Quoi Tourist Village. Sebagai kota metropolitan, Ho Chi Minh menyediakan wisata malam di Bui Vien Street dan wisata belanja di Ben Thanh Market.
Ketiga wilayah yang pernah menjadi ibu kota Vietnam di atas tersebar di Vietnam Utara, Tengah, dan Selatan. Sisa kemegahan kerajaan hingga masa kolonial masih dapat kamu jumpai di masing-maisng wilayah, Hoa Lu, Hue, dan Ho Chi Minh. Ketika traveling ke Vietnam, tak ada salahnya untuk mengunjungi tempat-tempat di atas.