4 Jalur Pendakian Gunung Arjuno, Punya Jalur Mistis?

Buat kamu yang suka alam dan tantangan, naik gunung pasti jadi aktivitas yang menyenangkan buatmu. Mengingat gunung di Indonesia sebagian besar masih sangat alami dengan pemandangan yang mengesankan, sayang kalau kamu belum pernah mendaki satu gunung pun di Indonesia.
Di Pulau Jawa, Gunung Semeru menjadi primadonanya. Sayangnya semenjak erupsi beberapa tahun lalu, pendakian ke gunung tertinggi di Pulau Jawa ini belum dibuka untuk umum.
Tapi jangan sedih dulu, sebagai gantinya kamu bisa lho berkunjung ke Gunung Arjuno. Memiliki ketinggian 3.339 mdpl, Gunung Arjuno merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa.
Sebenarnya gunung ini memiliki 9 jalur pendakian yang bisa digunakan untuk sampai ke puncaknya, namun hanya 4 jalur pendakian yang disarankan dan jadi favorit para pendaki, termasuk Jalur Purwosari yang terkenal karena aura mistisnya. Kira-kira kamu berani gak ya melewati jalur ini?
1. Jalur Tretes
Dibandingkan dengan jalur lain, Jalur Tretes memiliki medan yang lebih mudah dan merupakan salah satu jalur tercepat menuju puncak. Dengan panjang sekitar 20 kilometer, kamu akan melewati 5 pos berbeda di jalur ini. Dari basecamp hingga pos 2, kamu akan melewati jalur yang sudah dilapisi semen cor-coran sehingga lebih mudah.
Di pos 2, terdapat juga warung yang menyediakan aneka makanan dan minuman hangat. Makanya gak heran kalau pendaki menjadikan pos ini sebagai tempat untuk ngecamp. Pendakian sesungguhnya baru dimulai dari pos 2. Di sini kamu akan melewati jalanan menanjak berbatu hingga Tanjakan Asu yang menyiksa.
Perjalanan akan semakin berat ketika kamu mendekati puncak. Selain harus melipir ke sisi kanan gunung, kamu juga harus naik turun 3 bukit sekaligus sebelum akhirnya sampai ke puncak.
2. Jalur Lawang
Salah satu keistimewaan dari Jalur Lawang adalah kamu akan disuguhi pemandangan Kebun Teh Wonosari yang indah dari basecamp hingga ke pos 1. Namun di balik pesona perkebunan teh, jalur ini juga memiliki tantangan yang cukup menyiksa.
Selepas pos 1, kamu akan memasuki rimba dengan trek jalan berbatu dan menanjak. Lebih parahnya lagi, jalanan menanjak ini gak hanya berlaku untuk satu dua pos aja, melainkan sampai ke puncak.
Jalur Lawang terdiri dari 4 pos yang cukup menguras tenaga. Menjelang puncak, kamu juga akan melewati area Alas Lali Jiwo, yaitu hutan lumut rapat dengan trek berupa tanah keras dan sempit. Dari sana, kamu masih harus melewati hutan cemara, daerah Plawangan yang jadi spot untuk camping, dan memutari lereng gunung sebelum akhirnya tiba di puncak yang ditandai dengan area bebatuan.
3. Jalur Purwosari
Jalur Purwosari merupakan jalur paling istimewa di Gunung Arjuno. Untuk sampai ke puncak dari jalur ini, kamu perlu menempuh jarak yang lebih jauh. Namun sepanjang jalur ini kamu juga akan melewati beberapa situs bersejarah di era Kerajaan Majapahit.
Gak hanya situs bersejarah, kamu juga akan melewati hutan rimbun, perbukitan, dan jalanan curam yang memiliki pemandangan yang indah. Berbeda dengan Jalur Tretes yang lebih ramai, Jalur Purwosari memiliki suasana yang lebih damai.
Terakhir, entah karena keberadaan situs peninggalan sejarah atau suasananya yang tenang, jalur ini juga dikenal karena cerita-cerita mistis yang bikin bulu kuduk merinding.
4. Jalur Sumber Brantas
Khusus jalur satu ini, sebaiknya kamu ditemani oleh pendaki berpengalaman. Bukan hanya karena medan yang berat, namun lebih karena jalur ini memiliki percabangan yang bikin bingung dan rawan tersesat. Sama seperti Jalur Purwosari, Jalur Sumber Brantas juga termasuk jalur yang panjang.
Untuk bisa sampai ke puncak, kamu harus melewati 4 pos dengan total waktu perjalanan sekitar 12 jam. Terakhir, pastikan kamu membawa air dalam jumlah yang cukup banyak kalau melewati jalur satu ini. Pasalnya berbeda dengan Tretes yang punya sumber air melimpah, Jalur Sumber Brantas justru gak memiliki sumber air sama sekali.
Gunung Arjuno bukan hanya terkenal dengan sisi mistisnya, namun juga pemandangan yang indah. Sayangnya gunung satu ini bukan gunung yang ramah untuk pemula. Perjalanan ke puncak yang jauh membuat rata-rata pendaki menghabiskan waktu antara 2-3 hari di gunung ini. Ditambah medan yang lumayan menguras tenaga membuat gunung ini gak disarankan untuk pendaki pemula yang baru pertama naik gunung.