Virus corona atau COVID-19 yang pertama kali ditemukan pada Desember 2019 lalu di Tiongkok, kini telah menjadi fenomena pandemi yang tersebar di semua benua di dunia kecuali Antarktika, dengan lebih dari 13 juta kasus positif dan 500 ribu korban meninggal.
Namun, beberapa negara ini mengklaim masih bebas dari virus corona. Negara-negara apa sajakah itu dan bagaimana penjelasannya?
Perwakilan WHO untuk Korea Utara Edwin Salvador mengatakan bahwa hingga kini, kementerian kesehatan Korea Utara terus melaporkan bahwa tidak terdapat kasus positif corona dalam laporan mingguan yang diberikan kepada WHO.
Dilansir dari BBC, Presiden Kim Jong Un dengan bangga menyebut negaranya telah berhasil mencegah serangan virus corona dan sedang menjalani masa yang stabil dan aman.
Sejak 30 Januari lalu, Korea Utara telah menutup akses perbatasannya dan mengisolasi ribuan warganya untuk mencegah penyebaran virus, khususnya yang berasal dari luar negeri. Presiden Kim juga mengatakan bahwa kesuksesan tersebut disebabkan oleh kepemimpinan yang baik dari Komite Sentral Partai.
Sejumlah ahli menunjukkan rasa skeptis terhadap pernyataan tersebut. Pasalnya, Korea Utara berbatasan langsung dan kerap kali melakukan aktivitas dagang dengan Tiongkok – tempat awal mula virus corona ditemukan. Tenaga medis dan ketersediaan obat-obatan di Korea Utara juga masih diragukan. Namun, sistem lockdown yang telah diterapkan sejak dini memungkinkan Korea Utara untuk terbebas dari virus.
Turkmenistan merupakan satu-satunya negara di wilayah Eropa yang hingga kini belum melaporkan satu pun kasus positif virus corona di wilayahnya.
Bahkan, pihak pemerintah dan media lokal menolak untuk menggunakan istilah “virus corona”, sebagaimana dituliskan dalam Global News. Istilah tersebut juga telah dihapus dari brosur-brosur kesehatan yang disebarkan di sekolah-sekolah, rumah sakit, dan perkantoran. Meski demikian, Menteri Luar Negeri Rashid Meredov mengatakan bahwa Turkmenistan tidak menyembunyikan informasi apa pun pada masyarakat.
Belakangan ini, WHO mendorong Turkmenistan untuk meningkatkan layanan kesehatan masyarakatnya akibat meningkatnya jumlah pasien dengan gejala pneumonia, yang juga dapat dipicu oleh virus corona.
Sepuluh negara kepulauan di Samudera Pasifik juga mengklaim masih terbebas dari virus corona. Negara-negara tersebut adalah Kiribati, Kepulauan Marshall, Micronesia, Nauru, Palau, Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga, Tuvalu, dan Vanuatu.
Sejak bulan Februari, negara-negara tersebut menerapkan larangan bepergian baik masuk maupun keluar. Meski Oceania adalah salah satu destinasi pariwisata yang paling terkenal di dunia, namun kebijakan ini tetap dilaksanakan untuk mencegah penyebaran virus dari luar negeri.
Larangan bepergian di Micronesia adalah yang paling ketat dibandingkan yang lain. Siapa pun yang berasal dari negara yang memiliki satu kasus positif saja, tidak diperbolehkan masuk ke wilayah Micronesia. Sebaliknya, rakyat Micronesia juga dilarang untuk bepergian ke negara mana pun.
Antarktika adalah satu-satunya benua yang tidak terpapar virus corona. Dilansir dari NBC News, telah dilakukan sejumlah langkah-langkah preventif untuk mencegah penyebaran antara lain karantina, mengurangi jumlah staf yang bekerja, dan melarang acara-acara sosial.
Dituliskan dalam BBC, masuknya virus corona di Antarktika akan sangat membahayakan karena kurangnya kesiapan medis dan sulitnya akses transportasi. Kemungkinan penyebaran juga menjadi lebih tinggi.