5 Gunung di Dunia yang Dianggap sebagai Rumah bagi Para Dewa

Dalam berbagai budaya di dunia, gunung bukan sekadar gundukan tanah menjulang ke langit. Gunung sering dianggap sebagai tempat sakral, penuh makna spiritual, dan bahkan menjadi rumah bagi para dewa. Kepercayaan ini mencerminkan hubungan manusia dengan alam yang sangat dalam, serta upaya untuk memahami kekuatan kosmik dan ilahi yang memengaruhi kehidupan mereka.
Pada ulasan ini, terdapat lima gunung dari berbagai belahan dunia yang dipandang sebagai tempat tinggal para dewa oleh masyarakat dan kepercayaan setempat. Dari puncak berkabut Gunung Olympus hingga Mauna Kea yang menjulang di Hawaii, setiap gunung membawa kisah unik tentang kepercayaan, mitologi, dan spiritualitas yang masih hidup hingga hari ini.
1. Gunung Olympus

Gunung Olympus dipandang sebagai tempat tinggal para dewa dalam mitologi Yunani. Masyarakat Yunani kuno meyakini bahwa gunung ini adalah pusat alam semesta dan tempat tinggal dua belas dewa Olympian termasuk Zeus, Hera, dan Poseidon. Istana-istana megah yang mereka tempati digambarkan terbuat dari marmer dan emas, memberikan bayangan akan kemewahan yang tak terjangkau manusia.
Dengan ketinggian 2.917 meter, puncak gunung ini sering digambarkan tertutup kabut dan awan, simbol dari pemisahan antara dunia manusia dan dunia para dewa. Para dewa dikisahkan hidup abadi, menikmati ambrosia dan nektar sambil mengatur urusan dunia dari singgasana mereka di puncak gunung ini. Mitos Titanomachy pun menegaskan pentingnya Olympus sebagai tempat Zeus dan kawanannya menaklukkan para Titan.
2. Gunung Kailash

Gunung Kailash memiliki makna spiritual yang sangat dalam dalam berbagai kepercayaan, terutama Hindu, di mana gunung ini diyakini sebagai tempat tinggal Dewa Shiva. Dalam kepercayaan Hindu, Shiva menetap di Gunung Kailash bersama istrinya, Dewi Parvati dan menjalani kehidupan sebagai yogi. Gunung ini dipandang sebagai Axis Mundi, penghubung suci antara langit dan bumi.
Tidak hanya umat Hindu, para penganut Buddhisme, Jainisme, dan agama Bon juga memuliakan gunung ini sebagai tempat kediaman makhluk-makhluk ilahi. Masing-masing kepercayaan mengaitkan Gunung Kailash dengan tokoh-tokoh sakral mereka. Karena kesuciannya yang luar biasa, gunung ini tidak pernah didaki, melainkan dikelilingi oleh para peziarah.
3. Gunung Athos

Gunung Athos dikenal sebagai pusat spiritual Ortodoksi Timur, dan meskipun tidak dikaitkan dengan dewa-dewi politeistik, gunung ini tetap dianggap sebagai rumah spiritual yang sakral. Dalam tradisi Kristen Ortodoks, Gunung Athos dipercaya sebagai Garden of the Mother of God, yang diberkati langsung oleh Bunda Maria dalam kunjungannya.
Bunda Maria dikisahkan memohon agar gunung ini dijadikan tempat suci bagi dirinya dan mereka yang mencari keselamatan. Sejak saat itu, gunung ini menjadi kawasan eksklusif bagi kehidupan monastik, dihuni oleh para biarawan yang mengabdikan hidupnya untuk doa, kontemplasi, dan kedekatan spiritual dengan Tuhan. Gunung ini dianggap sebagai tempat suci yang membawa mereka lebih dekat kepada surga.
4. Gunung Fuji

Gunung Fuji memiliki tempat yang sangat spesial dalam tradisi spiritual Jepang. Dalam kepercayaan Shinto, gunung ini dihormati sebagai tempat tinggal dewi Konohana Sakuya Hime, yang diasosiasikan dengan gunung berapi dan keindahan bunga sakura. Dewi ini melambangkan kehidupan yang indah namun rapuh, dan kuil-kuil yang didedikasikan untuknya tersebar di kaki hingga puncak gunung.
Gunung Fuji sendiri dianggap sebagai kami atau roh ilahi, sehingga dipuja sebagai simbol kemurnian, perlindungan, dan kekuatan alam. Selain itu, gunung ini juga menjadi tempat penting dalam praktik spiritual Buddhis, terutama sebagai lokasi retret dan kontemplasi yang mengarah pada pencerahan. Dainichi Nyorai, dipercaya memiliki kaitan spiritual dengan gunung ini.
5. Mauna Kea

Mauna Kea dipandang sebagai tempat tinggal para dewa dalam kepercayaan asli Hawaii, dengan statusnya sebagai gunung tertinggi di pulau tersebut memperkuat makna spiritualnya. Gunung ini dianggap sebagai piko atau tali pusar dunia, yang menghubungkan langit dan bumi, serta menjadi titik asal dan pusat spiritual bagi masyarakat Hawaii.
Dalam kosmologi lokal, Mauna Kea diyakini sebagai anak sulung dari ayah langit Wakea dan ibu bumi Papahanaumoku. Di puncaknya dipercaya tinggal dewi salju Poliahu, serta dewa-dewi lainnya seperti Pele, dewi gunung berapi, dan Lilinoe, dewi kabut. Gunung ini tidak hanya dianggap sakral karena penghuninya, tetapi juga karena posisinya sebagai ruang transenden di mana kekuatan ilahi dan alam bertemu.
Gunung-gunung bukan hanya keajaiban geologi, tetapi juga pilar spiritual dalam berbagai peradaban dunia. Setiap gunung dalam daftar ini menyimpan kisah sakral tentang kehadiran para dewa, pusat kosmis, hingga tempat pencarian makna dan keselamatan hidup.