Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Keunikan Pulau Yakushima di Jepang, Hutan Lumut Abadi Studio Ghibli

potret Pulau Yakushima (unsplash.com/Marek Piwnicki)
potret Pulau Yakushima (unsplash.com/Marek Piwnicki)

Jepang tak hanya memesona lewat gemerlap kota-kotanya yang modern, tetapi juga lewat kekayaan alam yang memancarkan keajaiban. Salah satu destinasi yang seolah keluar dari dunia fantasi adalah Pulau Yakushima, sebuah pulau kecil yang terletak di Prefektur Kagoshima, selatan Jepang. Pulau ini menjadi magnet bagi para pencinta alam, fotografer, hingga animator karena atmosfernya yang seolah membawa pengunjung masuk ke dalam dunia magis.

Yakushima dikenal luas karena hutan hujan purbanya yang lebat dan selalu diselimuti lumut. Hutan ini bahkan menjadi inspirasi utama untuk film legendaris Studio Ghibli, Princess Mononoke. Setiap jengkal tanahnya terasa hidup, seolah menyimpan rahasia kuno yang belum terungkap. Berikut ini beberapa keunikan Pulau Yakushima yang membuatnya layak masuk daftar destinasi impian.

1. Hutan lumut purba yang menyelimuti segala

potret Pulau Yakushima (unsplash.com/Marek Piwnicki)
potret Pulau Yakushima (unsplash.com/Marek Piwnicki)

Salah satu daya tarik paling ikonik dari Pulau Yakushima adalah hutan lumut purba yang menutupi hampir seluruh wilayah pegunungan dan lembah. Lumut-lumut ini tumbuh subur di batang pohon, bebatuan, dan bahkan di sepanjang akar yang menjalar menciptakan lanskap hijau yang tampak seperti lukisan hidup. Suasana ini membuat siapa pun yang berjalan di tengahnya merasa seperti tengah melintasi dunia paralel yang tenang dan sakral.

Tak heran kalau hutan ini dijuluki sebagai “Hutan Ghibli” karena kemiripannya dengan latar film Princess Mononoke. Atmosfer yang lembap, suara gemercik air, dan kabut tipis yang menggantung di antara pepohonan menambah kesan mistis yang begitu kuat. Para pejalan kaki sering menggambarkan pengalaman menyusuri hutan ini sebagai perjalanan spiritual, bukan sekadar kegiatan rekreasi.

2. Rumah bagi pohon tertua di jepang, Jomonsugi

potret Jomonsugi (commons.wikimedia.org/Raita Futo)
potret Jomonsugi (commons.wikimedia.org/Raita Futo)

Di dalam hutan Yakushima terdapat pohon cemara yang usianya diperkirakan lebih dari 7.000 tahun, dikenal dengan nama Jomonsugi. Pohon ini bukan hanya yang tertua di Jepang, tetapi juga simbol kekuatan dan ketangguhan alam pulau tersebut. Ukurannya yang menjulang tinggi dengan batang selebar rumah kecil memberikan kesan megah dan penuh wibawa, seolah menjadi penjaga dari semua kehidupan yang ada di pulau ini.

Untuk mencapai Jomonsugi, pengunjung harus menempuh pendakian sekitar 10 jam pulang-pergi melalui jalur yang menantang. Meski begitu, banyak yang rela menempuh perjalanan ini karena sensasi yang didapatkan jauh melampaui kelelahan fisik. Berdiri di hadapan Jomon Sugi seperti melihat langsung fragmen zaman kuno yang masih bertahan hingga hari ini.

3. Iklim tropis yang unik dan tak terduga

potret Pulau Yakushima (unsplash.com/Marek Piwnicki)
potret Pulau Yakushima (unsplash.com/Marek Piwnicki)

Meskipun berada di wilayah subtropis, Yakushima memiliki curah hujan yang sangat tinggi sepanjang tahun. Bahkan ada ungkapan lokal yang berbunyi “Hujan turun 35 hari dalam sebulan” untuk menggambarkan betapa lembap dan basahnya kondisi pulau ini. Iklim yang ekstrem ini menciptakan ekosistem yang sangat kaya dan beragam, mulai dari hutan dataran rendah tropis hingga hutan subalpin di puncak gunung.

Variasi iklim tersebut menjadikan Yakushima sebagai salah satu lokasi dengan biodiversitas paling tinggi di Jepang. Beragam spesies tumbuhan dan hewan endemik hidup di dalamnya, termasuk rusa Yakushima dan monyet khas pulau. Perubahan vegetasi dari kaki gunung hingga ke puncaknya pun terlihat sangat jelas, membuat pendakian di pulau ini terasa seperti melintasi beberapa zona iklim sekaligus.

4. Sumber inspirasi legendaris Studio Ghibli

potret Pulau Yakushima (unsplash.com/Ryuta F.)
potret Pulau Yakushima (unsplash.com/Ryuta F.)

Hayao Miyazaki, pendiri Studio Ghibli, pernah mengunjungi Yakushima dan langsung terpesona dengan atmosfer magis hutan-hutannya. Pengalaman ini kemudian dituangkan dalam film Princess Mononoke, di mana elemen-elemen alam seperti pepohonan raksasa, lumut yang bersinar, hingga roh hutan diambil langsung dari keunikan Yakushima. Tak sedikit penggemar film animasi Jepang yang datang ke pulau ini demi merasakan sendiri dunia Mononoke yang nyata.

Lebih dari sekadar latar film, Yakushima menjadi simbol hubungan harmonis antara manusia dan alam yang menjadi tema utama film tersebut. Jalan-jalan setapak yang tersembunyi di tengah hutan, suara-suara alami yang mengisi udara, hingga keheningan yang menenangkan, semuanya membawa pesan tentang pentingnya menjaga alam. Pulau ini bukan hanya menyimpan keindahan, tapi juga semacam filosofi hidup yang mendalam.

5. Situs Warisan Dunia UNESCO yang dilindungi

potret Pulau Yakushima (unsplash.com/Erik)
potret Pulau Yakushima (unsplash.com/Erik)

Yakushima telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO sejak tahun 1993 karena keanekaragaman hayati dan pentingnya ekosistemnya. Status ini membuat sebagian besar wilayah hutan dilindungi dengan ketat, termasuk larangan terhadap pembangunan dan eksploitasi alam yang bisa merusak kelestariannya. Hal ini menjadi bukti betapa pentingnya peran Yakushima dalam konservasi lingkungan global.

Pengelolaan pariwisata di pulau ini pun dijalankan dengan pendekatan berkelanjutan. Para pendaki diwajibkan mengikuti jalur resmi dan membawa kembali semua sampah mereka. Edukasi lingkungan menjadi bagian penting dari pengalaman wisata di Yakushima. Pengunjung gak cuma diajak untuk melihat keindahan, tapi juga belajar bagaimana cara hidup selaras dengan alam.

Yakushima bukan sekadar pulau wisata biasa, tapi juga representasi nyata dari dunia yang berjalan pelan, damai, dan penuh kehidupan alami. Keindahannya yang tak biasa membuat banyak orang ingin kembali, bahkan sebelum mereka meninggalkan tempat ini. Di sinilah tempat di mana manusia bisa merasa kecil di hadapan alam yang begitu agung dan penuh misteri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us