5 Perbedaan Gunung Api Strato dan Gunung Api Perisai

Kalau berbicara tentang gunung api, mungkin yang terbayang di pikiranmu adalah letusan besar yang mengeluarkan lava panas dan asap membumbung tinggi. Tapi, ternyata gunung api punya jenis yang berbeda-beda, salah satunya adalah gunung api strato dan gunung api perisai. Keduanya memiliki karakteristik unik yang membuatnya menarik untuk dipelajari lebih dalam.
Mengetahui perbedaan antara gunung api strato dan gunung api perisai bisa menambah wawasanmu soal fenomena alam. Apalagi Indonesia adalah negara yang dikelilingi banyak gunung berapi aktif sehingga informasi ini bisa sangat bermanfaat. Yuk, simak lima perbedaan utamanya berikut ini.
1. Bentuk fisik gunung

Gunung api strato umumnya memiliki bentuk kerucut yang tinggi dan curam. Bentuknya terlihat simetris karena terbentuk dari tumpukan letusan berulang-ulang antara lava kental dan material piroklastik. Itulah sebabnya gunung ini sering terlihat megah dan menjulang tinggi.
Sedangkan gunung api perisai mempunyai bentuk yang lebih landai dan lebar. Lava cair yang keluar dari perut bumi menyebar jauh sehingga lerengnya tidak terlalu curam. Bentuknya mirip perisai yang tergeletak, itulah asal-usul namanya.
2. Jenis lava yang dikeluarkan

Gunung api strato biasanya mengeluarkan lava yang lebih kental. Karena kekentalannya tinggi, lava ini sulit mengalir jauh dan sering menyumbat kawah. Akibatnya tekanan di dalam gunung meningkat dan memicu letusan eksplosif.
Berbeda dengan itu, lava dari gunung api perisai lebih encer. Karena sifatnya cair, lava mudah mengalir ke segala arah dan menutupi area yang luas. Proses ini membuat lereng gunung api perisai semakin landai dari waktu ke waktu.
3. Tipe letusan gunung api

Letusan gunung api strato dikenal lebih eksplosif dan berbahaya. Ketika kawah tersumbat, tekanan gas dan magma yang besar bisa menghasilkan ledakan dahsyat. Abu vulkanik bahkan bisa menyebar hingga ratusan kilometer.
Sedangkan letusan gunung api perisai cenderung lebih tenang. Lava cair akan mengalir perlahan tanpa menimbulkan letusan besar. Meski begitu, luas wilayah yang terkena aliran lava bisa sangat besar.
4. Lokasi persebaran

Gunung api strato banyak ditemukan di daerah pertemuan lempeng tektonik. Mulai dari Indonesia, Jepang, hingga Amerika Selatan adalah contoh wilayah dengan gunung api strato yang aktif. Fenomena ini terjadi karena adanya subduksi lempeng.
Sementara itu, gunung api perisai sering dijumpai di daerah hotspot vulkanik. Salah satu contohnya ada di Hawaii dengan Gunung Mauna Loa yang sangat terkenal. Ukurannya sangat luas meski tidak menjulang tinggi.
5. Dampak bagi lingkungan

Letusan gunung api strato biasanya menimbulkan kerusakan besar. Selain aliran lava, abu vulkanik, dan awan panas, letusannya bisa mempengaruhi kehidupan masyarakat hingga cuaca global. Tidak heran banyak wilayah sekitar strato yang masuk zona rawan bencana.
Gunung api perisai memberikan dampak yang berbeda. Meski letusannya tidak seberbahaya strato, aliran lava yang luas bisa mengubah bentang alam. Bahkan, banyak pulau vulkanik yang terbentuk dari proses ini.
Belajar tentang gunung api ternyata seru banget, ya. Kamu jadi bisa membedakan mana yang termasuk strato dan mana yang termasuk perisai hanya dari bentuk dan letusannya. Jadi, sudah siap kalau suatu saat jalan-jalan ke gunung berapi?