Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Bandara Paling Ramah Lingkungan di Dunia: Inovasi Hijau dari Tenaga Surya hingga Daur Ulang Energi

ilustrasi bandara paling ramah lingkungan di dunia (pexels.com/Palu Malerba)
ilustrasi bandara paling ramah lingkungan di dunia (pexels.com/Palu Malerba)

Pernah bertanya-tanya seperti apa wujud dari bandara paling ramah lingkungan di dunia? Dalam era di mana perubahan iklim menjadi ancaman serius, dunia penerbangan pun ikut bergerak menuju arah yang lebih berkelanjutan.

Jika dulu bandara dikenal sebagai salah satu penyumbang emisi, saat ini berubah jadi pusat inovasi hijau. Dengan memanfaatkan energi terbarukan, mengelola limbah secara efisien, dan menerapkan desain arsitektur ramah lingkungan, sejumlah bandara global berhasil menunjukkan bahwa teknologi dan kepedulian terhadap bumi bisa berjalan seiring.

Di bawah ini, kamu akan menemukan tujuh bandara internasional yang telah membuktikan komitmen nyata terhadap lingkungan.


1. Cochin International Airport (India), pemimpin bandara bertenaga surya

ilustrasi Cochin International Airport India (commons.wikimedia.org/Akbarali)
ilustrasi Cochin International Airport India (commons.wikimedia.org/Akbarali)

Cochin International Airport (CIAL) di India adalah bandara yang pertama kali memakai energi surya secara penuh untuk operasionalnya. Tempat ini dilengkapi dengan sistem tenaga surya sebesar 50 megawatt yang tersebar di area seluas lebih dari 45 hektar. Produksi energinya mencapai sekitar 48 ribu kWh setiap hari, cukup untuk menggerakkan seluruh fasilitas bandara.

Sejak mulai menggunakan sistem ini pada 2015, CIAL telah mengurangi emisi karbon sebanyak lebih dari 300 ribu ton. Keberhasilannya mendapat pengakuan dari PBB melalui penghargaan Champion of the Earth. CIAL membuktikan bahwa inovasi berkelanjutan di sektor penerbangan benar-benar bisa diwujudkan.


2. Galápagos Ecological Airport (Ekuador), menjaga keseimbangan alam

ilustrasi Galápagos Ecological Airport Ekuador (youtube.com/Aeropuerto Ecológico Galápagos)
ilustrasi Galápagos Ecological Airport Ekuador (youtube.com/Aeropuerto Ecológico Galápagos)

Berlokasi di Kepulauan Galápagos yang dikenal kaya akan keanekaragaman hayati, bandara ini dirancang untuk meminimalkan dampak lingkungan. Lebih dari 80 persen material bangunan berasal dari bahan daur ulang, termasuk baja bekas dari wilayah Amazon. Energi bandara sepenuhnya berasal dari sumber terbarukan, yaitu 65 persen dari angin dan 35 persen dari tenaga surya.

Bangunan ini menggunakan sistem ventilasi alami dan pencahayaan pasif, yang mengurangi kebutuhan energi buatan. Selain itu, teknologi desalinasi air laut digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih tanpa merusak ekosistem. Galápagos Ecological Airport menjadi contoh nyata bagaimana pembangunan infrastruktur dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan.


3. Stockholm Arlanda Airport (Swedia), lebih dari satu dekade netral karbon

ilustrasi Stockholm Arlanda Airport Swedia (commons.wikimedia.org/Dvortygirl)
ilustrasi Stockholm Arlanda Airport Swedia (commons.wikimedia.org/Dvortygirl)

Stockholm Arlanda jadi salah satu bandara pelopor di Eropa yang sukses dengan status netral karbonnya, tepatnya mulai tahun 2009. Bandara ini menggunakan biofuel untuk sistem pemanas serta pendingin alami dari cadangan air bawah tanah. Seluruh energi listrik yang digunakan berasal dari sumber terbarukan.

Selain itu, Arlanda menerapkan teknik pendaratan bertahap (Continuous Descent Approach) yang mengurangi konsumsi bahan bakar pesawat. Kendaraan di bandara juga telah dialihkan ke bahan bakar rendah emisi. Langkah-langkah ini menegaskan bahwa efisiensi dan keberlanjutan bisa berjalan bersamaan dalam operasional penerbangan.


4. Denver International Airport (Amerika Serikat), gabungan tenaga surya dan manajemen limbah

ilustrasi Denver International Airport Amerika Serikat (unsplash.com/David Syphers)
ilustrasi Denver International Airport Amerika Serikat (unsplash.com/David Syphers)

Bandara ini memiliki kapasitas panel suryanya yang luas, mencakup lebih dari 150 hektar serta menghasilkan hingga 10 megawatt listrik. Energi ini menyuplai sekitar 8 persen dari kebutuhan listrik total bandara.

Tak hanya itu, Denver menjalankan program Zero Waste Valet untuk mendaur ulang barang-barang tak biasa seperti puntung rokok dan plastik sekali pakai. Sejak program ini dimulai, ratusan ton limbah berhasil diolah kembali. Denver menunjukkan bahwa konsep bandara hijau tidak hanya berkutat pada energi, tapi juga mencakup manajemen limbah yang efektif.


5. Rome Fiumicino Airport (Italia), kombinasi surya dan penyimpanan energi EV

ilustrasi Fiumicino Airport Italia (commons.wikimedia.org/CAPTAIN RAJU)
ilustrasi Fiumicino Airport Italia (commons.wikimedia.org/CAPTAIN RAJU)

Fiumicino Airport di Roma memperkenalkan sistem energi campuran yang inovatif. Mereka memasang ladang panel surya sebesar 22 megawatt dan menggunakan baterai bekas kendaraan listrik untuk menyimpan energi, dengan kapasitas penyimpanan mencapai 10 MWh.

Inisiatif ini ditargetkan mampu menekan emisi karbon hingga lebih dari 16 ribu ton dalam 10 tahun. Di sisi lain, bandara ini juga menerapkan sistem pencahayaan dan pendingin pintar berbasis smart grid. Proyek yang kreatif dan berkelanjutan, ya.


6. Queenstown Airport (Selandia Baru), kolaborasi lingkungan dengan masyarakat

ilustrasi Queenstown Airport Selandia Baru (pexels.com/Jeffry S.S)
ilustrasi Queenstown Airport Selandia Baru (pexels.com/Jeffry S.S)

Di Selandia Baru, Queenstown Airport menunjukkan bahwa bandara kecil pun dapat memberikan kontribusi besar terhadap lingkungan. Sejak 2019, mereka telah berhasil menurunkan emisi operasional sebesar 71 persen.

Upaya ini tak hanya dilakukan secara internal, tapi juga melibatkan masyarakat sekitar, seperti sekolah dan organisasi lingkungan lokal. Program restorasi lahan basah dan pelestarian tanaman asli menjadi bagian dari agenda utama. Tak heran jika bandara ini mendapat pengakuan Platinum dari ACI sebagai bandara ramah lingkungan.


7. Singapore Changi Airport (Singapura), simbiosis kemewahan dan keberlanjutan

ilustrasi Changi Airport Singapura (pexels.com/Vidit Goel)
ilustrasi Changi Airport Singapura (pexels.com/Vidit Goel)

Singapore Changi Airport dikenal bukan hanya karena kemewahan dan pelayanannya, tapi juga karena kepeduliannya terhadap lingkungan. Lebih dari 20 ribu panel surya dipasang di atap terminal serta gudang kargo, dengan kemampuan mengimbangi emisi karbon sekitar 20 ribu ton setiap tahunnya.

Terminal 5 yang akan datang dirancang dengan berbagai fitur hijau seperti district cooling system, taman vertikal, dan atap surya skala besar. Semua ini dibangun sesuai standar Green Mark Platinum, level tertinggi dari Building and Construction Authority  Singapura. Changi membuktikan bahwa desain futuristik dan ramah lingkungan bisa bersatu dalam satu atap.

Dari India hingga Singapura, contoh nyata bandara paling ramah lingkungan ini menunjukkan bahwa perubahan menuju penerbangan berkelanjutan bukanlah mimpi. Setiap bandara dalam daftar ini telah mengambil langkah progresif untuk menekan emisi, memanfaatkan energi hijau, dan melibatkan komunitas. Kamu bisa ikut mendukung gerakan ini dengan memilih bandara yang menerapkan praktik berkelanjutan saat bepergian, kok. Yuk, wujudkan dunia penerbangan yang lebih bersih, cerdas, dan peduli lingkungan, dimulai dari pilihanmu sendiri.




This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us