TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Babat, Kota Tua di Lamongan yang Jadi Pusat Pemerintahan Belanda

Jadi saksi bisu agresi militer Belanda I dan II

Gedung bekas markas Corps Tjadangan Nasional (CTN) di Babat yang kini terbengkalai. IDN Times/Imron

Lamongan, IDN Times - Sederet bangunan tua masih berdiri kokoh di sepanjang jalan Raya Surabaya-Bojonegoro, tepatnya di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan. Tak sembarang gedung, dahulunya bangunan-bangunan itu merupakan pusat pemerintahan Belanda. Maklum, kota yang terletak sekitar 69 kilometer sebelah barat Surabaya ini merupakan daerah strategis karena menjadi titik pertemuan tiga kabupaten, yaitu Bojonegoro, Tuban dan Jombang. Belanda sendiri berada di Babat mulai tahun 1935 sampai sekitar tahun 1950an.

1. Babat dahulunya adalah ibu kota Kabupaten Lamongan

Bangunan peninggalan Belanda di Babat. IDN Times/Imron

Selain itu, Babat dipilih Belanda karena keberadaan sungai Bengawan Solo. Sungai terpanjang di Jawa yang berada di sisi utara itu memudahkan mereka dalam mengangkut hasil rempah-rempah ke negara asalnya,

"Dahulunya Babat ini sebagai kantor kawedanan, kalau istilah sekarang keresidenan yang membawahi beberapa pemerintahan. Bahkan, dahulunya Babat ini merupakan ibu kota dari Kabupaten Lamongan," kata M. Nafis Abdurouf, pemerhati sejarah dan kebudayaan, Lamongan, Kamis (29/10/2020).

Baca Juga: Sejarah Lahirnya Sumpah Pemuda: Buah Pemikiran Pelajar Indonesia

2. Tak hanya Babat, Belanda juga mempunyai markas di sejumlah kecamatan di Lamongan

Jembatan yang menghubungkan Tuban-Lamongan. IDN Times/Imron

Belanda, saat menjajah Lamongan juga berhasil menguasai beberapa wilayah, di antaranya, Paciran, Sukodadi, Kota Lamongan dan daerah lainnya. Namun dari beberapa kecamatan yang berhasil ditaklukkan, Belanda tidak menjadikan wilayah itu sebagai pusat pemerintahan. Wilayah-wilayah itu hanya dijadikan sebagai daerah pembantu pemerintah, atau istilah saat ini pemerintah kecamatan.

"Kalau daerah lain seperti Lamongan kota itu juga ada bangunan peninggalan Belanda dan kondisinya terawat," jelasnya.

3. Kondisi gedung bekas Corps Tjadangan Nasional rusak karena tak terawat

Gedung bekas markas Corps Tjadangan Nasional (CTN) di Babat yang kini terbengkalai. IDN Times/Imron

Bangunan peninggalan Belanda yang saat ini masih berdiri kokoh di Babat adalah gedung bekas markas Corps Tjadangan Nasional (CTN). Gedung yang dibangun pada tahun 1935 ini tampak rusak dan ditumbuhi semak belukar karena tidak dirawat. Padahal, gedung tersebut merupakan saksi bisu Agresi Militer Belanda I dan II pada tahun 1950-an. Di zaman penjajahan, gedung ini juga digunakan sebagai kantor pusat pemerintahan Belanda di Lamongan.

"Ada sejumlah bangunan peninggalan Belanda di antaranya gudang di depan Pasar Babat. Dahulunya gudang itu dijadikan tempat penyimpanan senjata dan ada pula yang mengatakan sebagai gudang penyimpanan beras," jelasnya.

Baca Juga: Akan Ada RS Mata di Lamongan, Warga Tak Perlu ke Surabaya

Verified Writer

Imron Saputra

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya