TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pesona 8 Desa Bali Aga, Alternatif Wisata di Pulau Dewata 

Harta terpendam Bali yang tak banyak diketahui #LokalIDN

roamindonesia.com

Bali Aga atau juga dikenal dengan sebutan Bali Mula adalah istilah yang merujuk pada penduduk asli yang sudah tinggal di Pulau Bali sebelum kedatangan masyarakat imigran kerajaan Hindu Majapahit pada abad ke-16. Para penduduknya pun masih mempertahankan berbagai macam budaya dan tradisi leluhur mereka di tengah himpitan arus modernisasi saat ini.

Ada begitu banyak Desa Bali Aga yang tersebar di berbagai penjuru pulau Bali dan biasanya letaknya agak terpencil. 

Berwisata ke desa Bali Aga tentunya bisa jadi alternatif bagi kalian yang ingin mencoba pengalaman baru saat liburan ke Bali. Yuk disimak sampai akhir!

1. Desa Tenganan 

balitraveldiary.com

Terletak di timur Pulau Bali tepatnya di Kabupaten Karangasem, Desa Tenganan terkenal dengan tradisi Mekare-kare atau Perang Pandan yang merupakan bentuk pemujaan di hadapan Dewa Indra yang dipercayai sebagai Dewa Perang.

Selain itu desa ini juga terkenal dengan kain Tenun Gringsing yang motifnya sangat unik dan proses pembuatannya yang memakan waktu tidak sebentar.

2. Desa Trunyan 

indonesia.go.id

Desa yang terletak di timur Danau Batur ini bisa dicapai dengan 3 jam perjalanan darat dari Denpasar lalu dilanjutkan dengan menyeberangi danau menggunakan kapal selama 20-30 menit.

Keunikan Desa Trunyan terletak pada tradisi masyarakatnya yang tidak mengenal upacara Ngaben seperti daerah lain di Bali pada umumnya. Mereka memiliki tradisi pemakaman yang disebut Mepasah, di mana mayat hanya diletakkan di permukaan tanah dangkal berbentuk cekungan panjang di bawah pohon Taru Menyan yang menghasilkan aroma wangi sehingga bau tak sedap tidak akan muncul.

3. Desa Sidetapa 

banjar.bulelengkab.go.id

Berlokasi di utara Pulau Bali, Desa Sidetapa diperkirakan telah ada sejak tahun 785 Masehi.

Keunikan desa ini terletak pada rumah adatnya yang membelakangi jalan dan bernama Bale Gajah Tumpang Salu. Bale artinya rumah, Gajah sebagai simbol bangunan berkaki (bertiang) empat, Tumpang berarti Tingkat, dan Salu berarti Tiga. Rumah ini terdiri dari tiga bagian yang digunakan sebagai tempat kegiatan sosial, spiritual, ekonomi, dan budaya.

Baca Juga: 5 Desa Wisata di Jogja yang Menawarkan Berbagai Kegiatan Seru! 

4. Desa Cempaga 

banjar.bulelengkab.go.id

Desa yang terletak di Kabupaten Buleleng ini terkenal dengan banyaknya jumlah tarian sakralnya yaitu Tari Jangkang,Tari Baris, Baris Jojor, Baris Dadap, Tari Pendet, Tari Rejang, Rejang Beneh, Rejang Tuding Pelayon, Rejang Lilit Nyali, Rejang Sirig Buntas, Rejang Embung Kelor, Rejang Galuh, Rejang Pengecek Galuh, Rejang Dephe, Rejang Bungkol,  Rejang Renteng,  Rejang Lilit, Rejang Legong dan Rejang Unda.

Tarian- tarian sakral tersebut hanya boleh ditampilkan setiap enam bulan sekali pada saat upacara besar Sabo Muayon sebagai bentuk peringatan kemenangan Darma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan).

5. Desa Tigawasa 

beritadewata.com

Desa Bali Aga ketiga yang berlokasi di Kabupaten Buleleng ini memiliki tradisi unik bernama Meboros Kidang yaitu kegiatan berburu rusa atau kijang yang nantinya akan digunakan sebagai sarana upacara hari raya Sipeng Adat (Nyepi desa).

Desa ini juga sangat terkenal dengan kerajinan anyaman bambu mereka yang disebut Bedeg dan Sokasi, sebutan untuk tempat masakan dan sarana upacara dalam masyarakat Bali.

6. Desa Pedawa 

bulelengkab.go.id

Masih berlokasi di Kabupaten Buleleng, keunikan desa ini terletak pada rumah adat Bandung Rangki yang masih dilestarikan hingga saat ini. Beratapkan bambu, berdinding gedeg, lantainya tanah, dan menggunakan batu padas sebagai pondasi, Bandung Rangki tidak memiliki sekat antar ruangan didalamnya.

Kamar tidur, dapur, dan tempat pemujaannya tidak dibatasi sekat, sehingga secara otomatis membuat penghuninya lebih cepat dalam melakukan aktivitas di rumah.

7. Desa Penglipuran 

kebudayaan.kemdikbud.go.id

Dibandingkan dengan desa Bali Aga lainnya dalam daftar ini, desa Penglipuran ini termasuk salah satu yang cukup populer. Dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia, sejumlah penghargaan seperti Kalpataru, ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) hingga Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundation pun sudah diterima oleh desa ini.

Rumah adat di Desa penglipuran berderet rapi lengkap dengan adanya pintu gerbang khas Bali atau yang dikenal dengan sebutan angkul-angkul.

Baca Juga: 8 Desa yang Terkenal Angker di Indonesia, Gak Hanya Desa Penari 

Writer

Prisca Lusiani

Even a walk will get us somewhere sometime.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya