TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tari Piring Berasal dari Mana? Ini Sejarah dan Faktanya

Tarian khas Minangkabau yang ikonik

ilustrasi orang sedang menarikan tari piring (commons.wikimedia.org)

Tari piring berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Tarian ini menggambarkan hidup masyarakat tradisional Minangkabau ketika bekerja di sawah. Rasa syukur akan hasil panen itulah yang kemudian dituangkan pada tarian ini.

Tari piring kerap dipamerkan pada sejumlah acara penting, baik tingkat daerah, nasional, maupun internasional. Hal ini menandakan kayanya budaya Indonesia di mata dunia. Selain itu, tari piring juga memiliki fakta menarik, lho! Berikut informasinya.

Sejarah tari piring

penampilan tari piring (commons.wikimedia.org/Andipsp11)

Dilansir laman Kementerian Luar Negeri, tari piring merupakan perwujudan rasa syukur penduduk terhadap para dewa akan perolehan hasil panen yang berlimpah. Biasanya tarian ini dilakukan bersama dengan penggunaan sesajen, berupa makanan yang diletakkan di atas piring.

Tari piring sendiri diciptakan oleh seorang seniman asal Minangkabau, Huriah Adam.  Kala itu, Huriah Adam menciptakan beberapa gerakan unik dari tari tradisional Minangkabau. Namun, seiring berjalannya waktu, tari kontemporer ini mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat pada pengiring musik, komposisi pemain, koreografi, hingga gerakan yang dilakukan. 

Baca Juga: 13 Wisata Sumatera Barat yang Hits dan Instagramable

Gerakan tari piring sangat energik

kesenian tari piring (instagram.com/arymotret)

Tarian tradisional dari Minangkabau ini memiliki gerakan menyerupai petani bercocok tanam, panen, dan aktivitas bertani lainnya. Ciri tarian ini ada pada gerakan ayunan para penari yang cepat dan energik.

Sesuai namanya, penari akan memegang dua piring di tangannya. Saat melakukannya, tentu diperlukan latihan dan keahlian khusus. Pasalnya, penari perlu memegang piring serta mengatur ekspresi wajah dalam waktu bersamaan. 

Pada akhir tarian, seluruh penari akan menginjak piring pecah tanpa terluka sedikit pun. Ini bukanlah sulap, melainkan lambang kesucian dari para penari serta tanda bahwa doa dikabulkan oleh Tuhan.

Alat musik pengiring

tari piring dari Sumatera Barat (commons.wikimedia.org)

Menurut masyarakat Sumatera Barat, tari piring memiliki gerakan yang dilakukan secara dinamis, energik, serta didukung suara ketukan piring sang penari. Alat musik tradisional yang digunakan pada tarian ini adalah talempong, saluan, serta decitan piring dari penari. FYI, penari yang membawakan tarian khas Minangkabau ini, harus berjumlah ganjil. Umumnya, terdiri atas tiga sampai tujuh orang. 

Kostum penari

Ilustrasi tari piring karya Mujahidin Rabbani untuk MURI (instagram.com/muri_org)

Ketika membawakan tari piring, setiap penari harus mengenakan kostum khusus. Baik laki-laki dan perempuan memiliki kostum tari yang berbeda. Berikut informasinya.

Kostum penari laki-laki:

  • Pakaian rang mudo berupa baju lengan lebar berhiaskan renda emas
  • Celana berukuran besar khas tari piring yang disebut saran galembong
  • Penari laki-laki menggunakan songket yang dililitkan dari pinggang sampai lutut
  • Untuk mengencangkan kain songket, penari bisa menambahkan ikat pinggang
  • Penari laki-laki wajib memakai penutup kepala berbentuk segitiga khas Minangkabau.

Kostum penari perempuan:

  • Baju kurung yang terbuat dari kain beludru dan kain satin
  • Kain songket yang diletakkan di sisi kiri badan
  • Mengenakan penutup kepala perempuan khas Minangkabau, bernama tikuluak pandu balapak yang menyerupai tanduk kerbau
  • Aksesori lain berupa anting, kalung gadang, dan kalung rambai.

Baca Juga: Mencicipi Kawa, Teh Daun Kopi Legendaris dari Sumatera Barat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya