- Membawa perlengkapan secukupnya, seperti air minum, senter, dan jaket. Jika barang bawaan kamu terlalu banyak, maka akan membuat langkah lebih berat.
- Pakai sepatu dengan sol yang bagus. Terutama saat musim kemarau, jalurnya berdebu tebal dan licin. Jadi, sebaiknya pakai sepatu hiking atau trekking pole akan sangat membantu.
- Jangan takut sendirian, karena biasanya pendakian dimulai tengah malam sekitar pukul 00.00 WIB. Suasananya ramai sekali, sehingga dijamin tidak akan merasa sepi.
- Siapkan masker gas jika ingin melihat blue fire dari dekat, karena asap belerang cukup menyengat.
- Kenakan pakaian berlapis. Pakai kaos dulu, lalu lapisi engan jaket setelah tubuh mulai hangat. Hindari langsung pakai jaket tebal, karena bisa membuat kaos basah oleh keringat dan terasa panas.
Apakah Kawah Ijen Cocok untuk Pemula?

Kawah Ijen merupakan salah satu destinasi wisata alam paling populer di Indonesia. Terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur. Kawah ini berada di ketinggian sekitar 2.386 meter di atas permukaan laut.
Daya tarik utamanya tentu saja fenomena api biru atau blue fire yang langka, di mana hanya bisa ditemukan di dua tempat di dunia. Selain itu, pemandangan sunrise, danau belerang berwarna hijau toska, hingga aktivitas penambang belerang menjadi daya tarik tersendiri.
Banyak orang mengatakan Kawah Ijen cocok untuk pendaki pemula atau wisatawan yang ingin mencoba naik gunung. Namun, apakah benar Kawah Ijen cocok untuk pemula? Yuk, simak informasi lengkapnya berikut ini!
1. Jalur pendakian yang cukup bersahabat
Salah satu kelebihan Kawah Ijen adalah jalur pendakiannya yang relatif ramah untuk pemula. Jalan setapak menuju kawah dibuat cukup lebar sekitar 3-5 meter. Jadi, wisatawan yang berpapasan bisa tetap nyaman melintas tanpa berdesakan.
Namun, saat berada di satu kilometer terakhir menjelang kawah, jalur mulai menyempit hingga hanya sekitar satu meter. Meski demikian, jalur tetap aman dilalui. Tak heran kalau Kawah Ijen disiapkan untuk menampung sekitar 500-1.000 wisatawan setiap harinya.
2. Jarak tempuh dan durasi pendakian Kawah Ijen

Pendakian ke Kawah Ijen dimulai dari Pos Paltuding dengan jarak sekitar 3,4 kilometer. Jalur ini sudah termasuk tanjakan, serta kelokan yang akan ditemui di sepanjang perjalanan.
Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak adalah sekitar 2,5 jam. Namun, durasi bisa berbeda tergantung kondisi fisik, kecepatan, serta seberapa sering kamu berhenti untuk beristirahat.
3. Fasilitas cukup lengkap
Sebelum memulai pendakian, wisatawan akan berkumpul di Paltuding. Ini menjadi tempat membeli tiket masuk sekaligus area persiapan. Di sini tersedia berbagai fasilitas mulai dari toilet, warung makan, hingga tempat beristirahat.
Sepanjang jalur pendakian pun tersedia beberapa gazebo dan toilet di titik-titik tertentu. Jadi, pendaki tidak perlu terlalu khawatir soal fasilitas umum selama perjalanan menuju kawah.
4. Ojek troli

Bagi kamu yang merasa fisiknya kurang kuat, ada alternatif berupa ojek troli yang ditawarkan warga lokal. Troli ini bisa digunakan untuk naik dan turun menuju kawah.
Biayanya memang cukup mahal, yakni sekitar Rp1,5 juta untuk pulang-pergi, Rp1 juta untuk naik saja, dan Rp500 ribu untuk turun saja. Meski demikian, layanan ini bisa menjadi solusi bagi wisatawan yang benar-benar ingin melihat kawah tanpa harus memaksakan diri untuk mendaki.
5. Tips mendaki Kawah Ijen
Dengan beberapa hal seperti di atas, Kawah Ijen memang bisa dikatakan cocok untuk pemula. Meski demikian, tetap perlu persiapan fisik, perlengkapan, dan kewaspadaan terhadap kondisi jalur, serta asap belerang.
Jadi, kalau kamu ingin mencoba pengalaman mendaki gunung untuk pertama kalinya, Kawah Ijen bisa jadi pilihan yang tepat.