Kenapa Banyak Kota di Jepang Punya Maskot Lucu?

Kalau bicara tentang kota di Jepang, salah satu hal unik yang langsung mencuri perhatian adalah maskot-maskot lucunya. Hampir setiap kota, bahkan desa kecil, punya karakter imut yang mewakili identitas mereka. Maskot ini bukan hanya sekadar hiasan untuk meramaikan acara lokal, tapi juga berperan besar dalam promosi pariwisata, penjualan produk khas daerah, hingga membangun citra kota di mata warga dan wisatawan.
Fenomena ini tentu bukan kebetulan semata. Ada alasan kuat mengapa Jepang begitu serius menggarap karakter-karakter ini hingga menjadi bagian penting dari strategi branding daerah. Berikut lima penjelasan utama yang bisa membantu memahami kenapa banyak kota di Jepang punya maskot lucu.
1. Pemerintah lokal menggunakan maskot untuk membangun citra kota

Pemerintah daerah di Jepang menyadari bahwa visual adalah salah satu cara tercepat untuk menciptakan kesan. Mereka membutuhkan simbol yang mudah diingat, dekat dengan masyarakat, dan bisa menyampaikan karakter kota secara singkat. Di sinilah maskot di Jepang berperan sebagai duta visual yang menyenangkan.
Karakter lucu dan bersahabat ini dipilih agar mampu menarik perhatian lintas usia. Anak-anak melihatnya sebagai teman, orang dewasa melihatnya sebagai representasi budaya lokal. Pemerintah lokal sering melibatkan warganya saat mendesain maskot sehingga hasilnya punya ikatan emosional yang kuat dengan penduduk setempat.
2. Pendekatan budaya pop Jepang menjadikan maskot lebih menjual

Jepang memang terkenal dengan budaya pop yang kuat, mulai dari anime, manga, hingga idol. Elemen visual yang menggemaskan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kota di Jepang memanfaatkan kecintaan masyarakat terhadap karakter imut ini untuk memperkuat daya tarik mereka.
Alih-alih memakai simbol konvensional seperti logo atau slogan formal, banyak kota memilih maskot karena lebih hidup dan komunikatif. Karakter seperti Kumamon dari Kumamoto atau Funassyi dari Funabashi berhasil meraih popularitas nasional bahkan internasional. Pendekatan ini membuat kota tidak hanya dikenal, tapi juga diingat dengan cara yang menyenangkan.
3. Maskot menjadi media promosi produk lokal secara efektif

Banyak daerah di Jepang bergantung pada hasil pertanian, kerajinan tangan, atau kuliner khas. Sayangnya, promosi produk ini sering terbatas secara jangkauan. Dengan menghadirkan maskot yang tampil di kemasan produk atau acara pameran, penjualan menjadi lebih mudah dan menarik.
Karakter lucu ini sering disesuaikan dengan produk unggulan kota, seperti maskot berbentuk buah, hewan lokal, atau ikon budaya setempat. Hasilnya, produk lokal jadi lebih menarik untuk konsumen, terutama anak-anak dan wisatawan. Efek jangka panjangnya adalah meningkatnya ketertarikan terhadap produk dan daerah asalnya.
4. Media sosial membantu maskot menjangkau audiens lebih luas

Dalam era digital, kehadiran maskot di media sosial juga sangat menentukan visibilitas. Banyak maskot kota di Jepang memiliki akun resmi di platform seperti X (Twitter), Instagram, dan YouTube. Di sana, mereka membagikan kegiatan sehari-hari, ikut tren, bahkan menjawab komentar pengikut.
Gaya komunikasi yang kasual dan penuh humor membuat maskot mudah disukai. Kota jadi punya “wajah” yang aktif berinteraksi dan responsif, menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan publik. Popularitas di media sosial ini sering membawa efek domino yakni maskot viral, kota pun ikut terkenal
5. Maskot jadi sarana edukasi dan keterlibatan masyarakat

Selain urusan promosi dan branding, banyak maskot juga dipakai sebagai alat edukasi. Maskot-maskot tersebut juga hadir di sekolah-sekolah, kampanye lingkungan, acara kesehatan, dan sebagainya. Pesan-pesan penting disampaikan dengan cara yang ringan dan mudah diterima.
Anak-anak lebih tertarik mendengarkan maskot dibanding ceramah formal dari pejabat. Bahkan orang dewasa pun merasa lebih santai saat menerima informasi lewat karakter yang menyenangkan. Pendekatan ini membuat maskot tidak hanya lucu, tapi juga fungsional dalam kehidupan sosial kota.
Kehadiran maskot lucu di hampir setiap kota di Jepang bukanlah kebetulan atau sekadar hiburan visual. Di balik desain menggemaskan itu, terdapat strategi komunikasi yang matang, pendekatan budaya yang kuat, dan tujuan sosial yang jelas. Maskot-maskot ini bukan hanya wajah kota, tapi juga jembatan yang menghubungkan pemerintah, warga, dan dunia luar dengan cara yang menyenangkan dan penuh makna.
Referensi:
"Japan’s Mascot Culture: What are Yuru-kyara and why are they everywhere in Japan?" Kokoro Care. Diakses pada Agustus 2025
"Yuru Kyara Mascots: Your Cute Guides to Exploring Japan!" Japan Travel. Diakses pada Agustus 2025
"Why is Japan fascinated with mascots?" Jobs in Japan. Diakses pada Agustus 2025
"Yuru Kyara: The Adorable and Absurd Ambassadors of Japanese Regional Tourism" Japan Travel. Diakses pada Agustus 2025