Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengapa Ada Begitu Banyak Wat di Thailand?

Potret wisata Wat Arun, Bangkok, Thailand
Potret wisata Wat Arun, Bangkok, Thailand (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Saat liburan ke Thailand dan kamu sedang mencari rekomendasi destinasi wisata, kamu akan menemukan istilah "wat" di antara tempat-tempat tersebut. Di antaranya seperti Wat Arun, Wat Pho, Wat Traimit, Wat Phu Khao Thong, Wat Huay Pla Kang, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Tak hanya di Bangkok, Wat ini juga tersebar di berbagai wilayah di Thailand. Seperti Chiang Mai, Ayyuthaya, Phuket, hingga kota-kota kecil lainnya. Kamu pasti penasaran sebenarnya apa itu wat dan mengapa ada begitu banyak tempat ini di Thailand?

Dilansir dari berbagai sumber, simak informasi tentang wat di Thailand berikut, termasuk fungsi dan etika mengunjunginya berikut ini, yuk!

1. Pengertian wat

Kata wat berasal dari Bahasa Sanskerta, vāṭa, yang berarti tempat perlindungan. Selain itu, ada juga sumber yang mengatakan wat berasal dari Bahasa Pali, yakni vatthu-ārāma yang berarti taman atau sekolah. Istilah dari beberapa bahasa tersebut, kemudian merujuk pada kompleks kuil Buddha yang ada di wilayah Thailand, Kamboja, Laos, dan Myanmar.

Namun, tidak semua kuil dapat disebut sebagai wat. Kuil tersebut harus memenuhi beberapa syarat, yakni di dalamnya terdapat sekelompok biksu, wihara, chedi (semacam patung atau stupa), menara lonceng, dan dinding yang mengitari atau melindunginya. Aktivitas keagamaan juga harus rutin dilakukan di sana.

2. Mengapa ada begitu banyak wat di Thailand?

Potret wat di Bangkok, Thailand
Potret wat di Bangkok, Thailand (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)

Alasan utama mengapa ada begitu banyak wat di Thailand, karena sebagian besar penduduk di sini menganut ajaran Buddha Theravada. Wat menjadi pusat aktivitas keagamaan masyarakat Buddha Theravada.

Mereka datang ke sana tidak hanya untuk berdoa, tetapi juga belajar dharma, bermeditasi, hingga merayakan berbagai hari besar keagamaan. Oleh karena itu, setiap wilayah, bahkan kawasan kecil, biasanya memiliki setidaknya satu wat.

Selain fungsi spiritual, sebuah kompleks wat juga menjadi simbol identitas dari komunitas. Warga biasanya bergotong royong membangun dan merawat tempat sebagai bentuk bakti mereka. Tradisi ini terus diwariskan turun-temurun, sehingga jumlah kuil bertambah seiring berjalannya waktu. Tidak heran jika total Wat di Thailand mencapai lebih dari 40 ribu.

3. Fungsi wat di kalangan masyarakat Thailand

Sebelum munculnya sistem pendidikan dan sekolah modern, wat merupakan pusat pendidikan dasar di Thailand. Orangtua pada zaman dulu mengirim anak-anaknya ke wat untuk belajar membaca menulis, filsafat Buddha, hingga etika hidup di sana. Tak terkecuali keluarga bangsawan Thailand juga menjalani pendidikan dasar di wat. Para biksu bertugas sebagai pengajar atau guru mereka.

Hingga saat ini, peran tersebut masih dijaga dengan baik, terutama di wilayah pedesaan. Banyak keluarga yang mendorong anak laki-lakinya untuk menjadi biksu muda selama beberapa waktu (sementara) untuk mendalami ajaran moral, etika, dan disiplin.

Selain sarana pendidikan, wat juga menjadi simbol status dan perbuatan baik. Dalam keyakinan Buddha Theravada, orang-orang yang membangun, merawat, dan merenovasi wat dianggap telah melakukan perbuatan atau karma baik, serta bisa membawa kebahagiaan dan keberuntungan bagi diri sendiri maupun keluarga. Bahkan, raja-raja Thailand zaman dulu membangun banyak wat untuk menunjukkan kekuatan politik, legitimasi, dan spiritual mereka.

Dalam hal kehidupan sosial, wat digunakan sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan penting. Di antaranya seperti Festival Songkran, Loy Krathong, pernikahan adat, atau upacara penahbisan biksu, semuanya berlangsung di sana.

Sekarang kamu tahu alasan ada begitu banyak wat di Thailand. Selain karena sebagian besar masyarakat Thailand menganut agama Buddha, ternyata wat juga memiliki banyak fungsi dalam berbagai aspek kehidupan. Jadi, kalau liburan di Negeri Gajah Putih, sempatkan mampir ke beberapa wat, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dewi Suci Rahayu
EditorDewi Suci Rahayu
Follow Us

Latest in Travel

See More

4 Tips Mencegah Burnout saat Berlibur, Tetap Menyenangkan

10 Des 2025, 23:18 WIBTravel