Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Wat Arun (commons.wikimedia.org/Preecha.MJ)

Thailand dikenal sebagai Negeri Seribu Pagoda. Setiap sudut kota, dari Bangkok sampai Chiang Mai, dipenuhi kuil megah yang memukau mata. Yang paling mencolok dari kuil-kuil ini adalah kombinasi warna emas dan merah yang hampir selalu mendominasi. Warna-warna ini gak cuma jadi pemanis arsitektur, tapi juga punya makna mendalam yang lekat dengan budaya dan spiritualitas masyarakat Thailand.

Bagi banyak wisatawan, pemandangan kuil yang berkilau di bawah matahari terasa seperti potongan surga yang turun ke bumi. Tapi buat masyarakat lokal, warna-warna itu punya filosofi dan cerita panjang yang diwariskan turun-temurun. Gak sembarang warna bisa dipilih, karena tiap warna dipercaya membawa energi dan simbolisme tertentu.

Nah, berikut ini lima alasan utama kenapa kuil di Thailand sangat identik dengan warna emas dan merah.

1.Warna emas melambangkan pencerahan spiritual

potret Wat Arun (commons.wikimedia.org/กสิณธร ราชโอรส)

Dalam ajaran Buddha, emas bukan cuma simbol kemewahan, tapi juga lambang dari pencerahan tertinggi. Warna ini melambangkan kebijaksanaan, kesucian, dan kejernihan pikiran yang menjadi tujuan utama para penganut ajaran Buddha. Gak heran kalau hampir semua patung Buddha dilapisi daun emas atau dicat dengan warna emas yang menyala terang.

Selain itu, warna emas juga dianggap bisa memancarkan energi positif yang menenangkan dan menyucikan lingkungan. Kilau emas di atap dan ornamen kuil bukan sekadar estetika, tapi jadi pengingat visual akan tujuan spiritual yang luhur. Masyarakat percaya bahwa kehadiran warna ini bisa memperkuat kekhusyukan dalam berdoa dan meditasi.

2.Merah sebagai simbol kekuatan dan perlindungan

potret kuil di Thailand (commons.wikimedia.org/Dr. Ondřej Havelka)

Merah adalah warna yang kuat dalam budaya Asia, termasuk Thailand. Dalam konteks keagamaan, merah sering dikaitkan dengan kekuatan batin, keberanian, dan perlindungan dari energi negatif. Warna ini juga dipercaya mampu mengusir roh jahat, makanya banyak bagian dalam kuil menggunakan elemen merah, mulai dari pintu masuk hingga dinding altar.

Secara visual, merah memberi kesan dramatis yang kuat dan energik. Warna ini juga memperkuat kesakralan suasana, apalagi saat dipadukan dengan emas yang hangat dan bersinar. Kombinasi merah dan emas jadi semacam harmoni antara kekuatan duniawi dan kebijaksanaan spiritual, menciptakan atmosfer yang menggetarkan namun tetap damai.

3.Warna-warna ini mengakar dalam tradisi kerajaan

potret Prasat Phra Thep Bidorn (commons.wikimedia.org/Basile Morin)

Thailand adalah negara yang punya sejarah panjang dengan sistem monarki, dan warna emas serta merah juga erat kaitannya dengan simbol-simbol kerajaan. Emas identik dengan kejayaan, kemakmuran, dan keagungan raja, sedangkan merah sering dikaitkan dengan keberanian dan perlindungan negara. Jadi, memakai warna ini dalam arsitektur kuil juga mencerminkan hubungan erat antara agama dan kerajaan.

Pada masa lampau, pembangunan kuil sering kali didanai langsung oleh keluarga kerajaan atau bangsawan. Pemilihan warna emas dan merah menjadi cerminan dari patronase kerajaan sekaligus bentuk penghormatan terhadap institusi spiritual. Sampai hari ini, nilai-nilai tersebut masih terasa kuat dan dijaga dalam setiap renovasi kuil.

4.Emas dan merah menarik perhatian dan memberi kesan sakral

potret Wat Arun (commons.wikimedia.org/Diego Delso)

Kuil di Thailand bukan cuma tempat ibadah, tapi juga pusat komunitas dan simbol kota. Pemilihan warna emas dan merah punya daya tarik visual yang kuat, mampu menarik perhatian dari kejauhan. Ini bukan sekadar estetika, tapi juga cara untuk menunjukkan bahwa tempat tersebut sakral dan layak dihormati.

Warna-warna mencolok ini juga membuat kuil tampak hidup dan penuh energi, apalagi saat terkena cahaya matahari. Pantulan cahaya emas dari atap kuil bisa bikin siapa pun yang melihatnya merasa takjub dan tergerak untuk masuk bersembahyang atau sekadar merenung. Dengan kata lain, warna-warna ini sukses menciptakan suasana magis yang gak bisa ditemukan di tempat lain.

5.Pengaruh kepercayaan lokal dan seni tradisional

potret Kuil Buddha Chiang Mai (commons.wikimedia.org/Vyacheslav Argenberg)

Thailand gak lepas dari pengaruh kepercayaan lokal seperti animisme dan spiritisme yang sudah ada sebelum masuknya ajaran Buddha. Dalam kepercayaan ini, warna merah dipercaya bisa mengikat energi roh baik, sementara emas dianggap sebagai warna suci yang menyenangkan para dewa. Jadi, kombinasi keduanya sudah sejak lama dianggap membawa keberuntungan dan perlindungan.

Di sisi lain, seni dan kerajinan Thailand juga berkembang pesat dengan motif dan pola yang kaya warna. Penggunaan warna emas dan merah dalam ukiran kayu, mural dinding, dan patung bukan cuma karena keindahannya, tapi juga karena nilai-nilai spiritual yang ingin disampaikan lewat seni. Warna bukan cuma hiasan, tapi medium penyampai pesan yang kuat dalam budaya visual Thailand.

Warna emas dan merah di kuil Thailand bukan sekadar dekorasi, tapi penuh makna yang dalam dan berlapis. Setiap guratan kuas dan pilihan warna punya filosofi yang sudah hidup ribuan tahun dalam tradisi masyarakatnya. Begitu tahu alasannya, rasanya jadi makin menghargai keindahan arsitektur kuil di Thailand.

Jadi, lain kali kalau melihat kuil berkilau di Thailand, coba lihat lebih dalam. Di balik gemerlapnya, ada sejarah, budaya, dan spiritualitas yang luar biasa kuat. Dan itu yang bikin setiap kuil terasa hidup dan memikat hati.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team