- Albania: Cagar Biosfer Lembah Vjosa,
- Angola: Cagar Biosfer Quiçama,
- Cina: Cagar Biosfer Daqingshan dan Zhouzhi,
- Djibouti: Archipel des Sept Frères, Ras Siyyan, Khor Angar, dan Cagar Biosfer Godoria,
- Guinea Khatulistiwa: Cagar Biosfer Pulau Bioko,
- Ethiopia: Cagar Biosfer Hutan Anywaa,
- Prancis: Danau du Bourget, antara Rhône dan Pegunungan Alpen; serta Rawa dan Pasang Surut antara Loire dan Cagar Biosfer Vilaine,
- Yunani: Gunung Parnon dan Cagar Biosfer Tanjung Maleas,
- Honduras: Cagar Biosfer Danau Yojoa,
- Islandia: Cagar Biosfer Snæfellsnes,
- India: Cagar Biosfer Gurun Dingin,
- Indonesia: Cagar Biosfer Raja Ampat,
- Yordania: Cagar Biosfer Ajloun dan Yarmouk,
- Madagaskar: Cagar Biosfer Mantadia dan Tsimembo Cagar Alam,
- Malaysia: Cagar Biosfer Kinabatangan,
- Mongolia: Cagar Biosfer Khomyn Tal,
- Oman: Cagar Biosfer Al Jabal Al Akhdar dan Sirrin,
- Portugal: Cagar Biosfer Arrábida,
- Arab Saudi: Cagar Biosfer Imam Turki bin Abdullah,
- São Tomé dan Príncipe: Cagar Biosfer Pulau São Tomé,
- Swedia: Cagar Biosfer Storkriket,
- Tajikistan: Cagar Biosfer Romit,
- Turki: Cagar Biosfer Pegunungan Yýldýz.
Mengenal Cagar Biosfer UNESCO yang Diberikan kepada Raja Ampat

Raja Ampat resmi ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada Sabtu (27/9/2025). Kawasan yang berada di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, ini dinilai memiliki ekosistem laut dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia.
Sebenarnya, apa, sih, yang dimaksud dengan cagar biosfer atau biosphere reserves itu? Untuk memahaminya lebih lengkap, simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
1. Cagar biosfer adalah laboratorium hidup
Sebelum ditetapkan sebagai cagar biosfer, Raja Ampat telah menyandang status sebagai Global Geopark oleh UNESCO pada 2023. Dengan demikian, Raja Ampat memiliki dua status penting dari lembaga tersebut. Tak banyak kawasan di dunia yang bisa menyamai prestasi ini, lho.
Sementara itu, cagar biosfer merupakan laboratorium hidup. Masyarakat, ilmuwan, dan pemerintah bekerja sama untuk menjaga keberlangsungan tempat ini dengan tiga aspek, yakni melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem, mendorong pembangunan ekonomi dan sosial yang berkelanjutan, serta memperkuat riset, pendidikan, hingga pertukaran pengetahuan.
Cagar biosfer Raja Ampat mencakup area sekitar 135 ribu kilometer persegi, dengan sekitar 610 pulau dan hanya 34 pulau berpenghuni. Posisinya yang berada di jantung Segitiga Terumbu Karang membuatnya sangat istimewa, karena menjadi pusat keanekaragaman laut dunia.
Di kawasan ini terdapat lebih dari 75 persen spesies karang yang dikenal di bumi, serta menjadi habitat bagi lebih dari 1.320 spesies ikan terumbu karang dan lima jenis penyu langka atau terancam punah, termasuk penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Terumbu karang tersebut rutin dipantai, sehingga saat ini 60 persennya dalam kondisi baik hingga sangat baik.
Menurut UNESCO, dengan memadukan perlindungan laut dan darat, serta kehidupan berkelanjutan, Raja Ampat dapat menjadi model global untuk konservasi laut. Ke depannya, tempat ini akan menjadi penopang kelangsungan keanekaragaman hayati, warisan budaya, ketahanan iklim di salah satu bentang laut terpenting di dunia.
2. Daftar 30 cagar biosfer baru UNESCO 2025
Selain Raja Ampat, ada 30 cagar biosfer baru di dunia yang ditetapkan UNESCO, antara lain:
Kawasan-kawasan di atas menambah daftar 759 cagar biosfer di 130 negara yang sudah ditetapkan UNESCO sebelumnya. Seluruh cagar biosfer mencakup lebih dari lima persen daratan di bumi dan sekaligus menjadi rumah bagi 275 juta penduduk.
3. Cagar biosfer UNESCO di Indonesia
Sebelum Raja Ampat, UNESCO telah menetapkan 20 kawasan lain di Indonesia sebagai cagar biosfer, di antaranya:
- Bantimurung Bulusaraung-Ma'rupanne, Sulawesi Selatan,
- Belambangan, kawasan darat dan laut di Jawa Timur, termasuk Taman Nasional Alas Purwo, Baluran, dan Meru Betiri serta Kawah Ijen,
- Berbak-Sembilang, mencakup Taman Nasional Berbak di Jambi dan Taman Nasional Sembilang di Sumatera Selatan,
- Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu di Kalimantan Barat, yang mencakup Taman Nasional Betung Kerihun dan Taman Nasional Danau Sentarum serta kawasan penyangganya,
- Bromo Tengger Semeru-Arjuno di Jawa Timur yang mencakup Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Cagar Alam Raden Soerjo, dan kawasan penyangganya,
- Bunaken Tangkoko Minahasa di Sulawesi Utara yang mencakup laut Bunaken serta daratan Tangkoko dan Minahasa,
- Cibodas, yang mencakup wilayah Kabupaten Bogor, Sukabumi, dan Cianjur dengan zona inti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat,
- Giam Siak Kecil-Bukit Batu, kawasan lahan gambut di Provinsi Riau yang sebagian besar berada di Kabupaten Bengkalis dan Siak,
- Gunung Leuser di Taman Nasional Gunung Leuser, yang terletak di antara Provinsi Aceh dan Sumatera Utara,
- Karimunjawa-Jepara-Muria, yang meliputi kepulauan Karimunjawa di Laut Jawa, Pegunungan Muria di Jawa Tengah, dan kawasan administrasi Kabupaten Jepara, Jawa Tengah,
- Pulau Komodo, yang mencakup Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur,
- Lore Lindu, yang mencakup Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah dan wilayah sekitarnya,
- Merapi Merbabu Menoreh, yang mencakup Taman Nasional Gunung Merapi, Taman Nasional Gunung Merbabu, dan Suaka Margasatwa Sermo,
- Rinjani Lombok, yang mencakup Gunung Rinjani Lombok, Nusa Tenggara Barat,
- Samota, yang mencakup Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat,
- Siberut, mencakup seluruh pulau di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat,
- Taka Bonerate-Kepulauan Selayar di Sulawesi Selatan yang mencakup Taman Nasional Taka Bonerate, salah satu atol terbesar di dunia dan kaya terumbu karang,
- Tanjung Puting di Kalimantan Tengah yang berpusat di Taman Nasional Tanjung Puting, salah satu konservasi orangutan terbesar di dunia,
- Togean Tojo Una-Una di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, dan mencakup Kepulauan Togean sekaligus sebagian daratan utama di sekitarnya, serta
- Wakatobi, yang mencakup Taman Nasional Wakatobi di Sulawesi Tenggara.
Wah, bangga banget dengan prestasi ini! Semoga ke depannya semakin banyak tempat di Indonesia yang tak hanya mendapat pengakuan dunia, tetapi juga memberikan dampak yang baik untuk keberlangsungan hidup semua makhluk. Jadi, kapan kamu mau liburan ke Raja Ampat, nih?