Kenapa Hotel Lebih Murah di Weekday? Ini Penjelasannya

Kamu mungkin pernah melihat tarif kamar hotel yang tiba-tiba turun ketika masuk hari kerja, padahal lokasi dan fasilitas hotel tidak ada perubahan apa pun. Hal semacam ini sebenarnya wajar karena hotel bekerja dengan prinsip yang mirip bisnis jasa lain yakni harga menyesuaikan seberapa ramai suatu hari dan seberapa besar peluang kamar terjual.
Pada hari-hari yang cenderung sepi, manajemen akan bermain dengan strategi harga agar okupansi tetap aman. Tarik-ulur tarif seperti ini sudah menjadi hal yang umum dalam dunia perhotelan, sehingga wajar jika mesin pencari memperlihatkan promosi pada hari Selasa, Rabu, atau Kamis. So, berikut lima alasan selengkapnya.
1. Permintaan tamu memang turun pada hari kerja

Saat kalender masuk Selasa hingga Kamis, perjalanan liburan biasanya mulai mereda dan arus tamu leisure berkurang cukup signifikan. Banyak orang memilih liburan saat akhir pekan agar tidak mengganggu ritme kerja, sehingga perputaran tamu pada hari kerja menurun. Kondisi ini membuat kamar yang sebelumnya cepat terisi pada Jumat–Minggu menjadi lebih lama menunggu tamu baru.
Agar kamar kosong tidak terlalu banyak, hotel lebih memilih menurunkan tarif secara terukur daripada membiarkan kamar menganggur. Penyesuaian harga ini membantu menjaga aliran pendapatan agar tetap stabil meskipun permintaan sedang rendah. Dengan langkah tersebut, operasional malam itu tetap berjalan efisien, dan tamu bisa memanfaatkan harga yang lebih bersahabat.
2. Penyesuaian harga dilakukan terus-menerus oleh tim revenue

Di balik layar, staf revenue memantau kecepatan pemesanan sejak pagi hingga malam. Jika laju booking melambat, perangkat lunak yang mereka gunakan akan memberi sinyal untuk menurunkan tarif sedikit demi sedikit. Mekanisme seperti ini membuat harga hotel bergerak jauh lebih dinamis daripada yang terlihat oleh tamu.
Dalam satu hari, satu kamar bisa mengalami beberapa kali perubahan harga karena algoritma membaca kebutuhan pasar secara real time. Ketika penjualan tidak memenuhi target, sistem akan menurunkan tarif agar transaksi baru muncul lebih cepat. Kebiasaan mengecek harga beberapa kali sebelum memesan sering menghasilkan selisih yang cukup terasa, terutama saat weekday ketika pergerakan harga lebih lentur.
3. Jenis hotel sangat memengaruhi tarifnya

Setiap hotel memiliki profil tamu yang menentukan cara mereka menyusun harga. Hotel yang fokus pada tamu bisnis biasanya justru ramai pada hari kerja sehingga tarif cenderung stabil sepanjang minggu. Sebaliknya, hotel yang mengandalkan wisatawan liburan akan lebih terdorong menurunkan harga pada hari kerja karena permintaan dari segmen leisure lebih tinggi pada akhir pekan.
Perbedaan karakter tamu ini membuat strategi tiap hotel tidak bisa disamaratakan. Jika mayoritas tamu adalah keluarga atau wisatawan santai, weekday sering dijadikan waktu khusus untuk menawarkan diskon atau potongan harga agar kamar tetap terisi. Di sisi lain, hotel korporat sangat bergantung pada jadwal rapat, pelatihan, atau konferensi yang kadang membuat tarif naik meski hari tidak menunjukkan tanda-tanda masa liburan.
4. Event yang ada mengubah naik-turunnya harga sepanjang minggu

Tarif hotel tidak hanya mengikuti kalender internal, tetapi juga agenda kota tempat hotel berada. Konser besar, pameran, festival kuliner, atau acara olahraga bisa membuat permintaan kamar meningkat tiba-tiba walaupun acaranya berlangsung pada hari kerja. Ketika permintaan meningkat seperti ini, harga biasanya ikut naik karena ruang kosong semakin sedikit.
Sebaliknya, pada minggu-minggu tanpa kegiatan besar, tarif cenderung melandai karena arus kedatangan tamu menurun. Hotel memanfaatkan masa tenang tersebut untuk menawarkan promo agar aktivitas operasional tetap berjalan dan fasilitas tidak dibiarkan kosong. Dengan memahami ini, mengecek agenda suatu kota sebelum memesan merupakan langkah sederhana yang sering memberikan selisih harga cukup signifikan.
5. Selasa–Rabu sering menjadi masa paling lengang

Jika kedatangan tamu diplot dalam satu minggu, Selasa dan Rabu sering tampil sebagai dua hari paling tenang. Wisatawan akhir pekan sudah kembali ke aktivitasnya, sementara tamu bisnis biasanya mulai berdatangan menjelang Kamis. Pada dua hari di tengah minggu ini, perjalanan yang dilakukan secara spontan juga lebih jarang terjadi sehingga jumlah tamu yang datang menurun.
Penurunan aktivitas tersebut terbaca oleh sistem pemantauan hotel yang kemudian menurunkan tarif agar kamar lebih cepat berputar. Kondisi sepi ini bukan hanya berdampak pada harga, tetapi juga pada suasana hotel secara keseluruhan yang terasa lebih lapang. Bagi tamu yang bisa mengatur ulang jadwal, Selasa dan Rabu hampir selalu memberikan peluang mendapatkan kamar dengan harga paling nyaman di kantong sekaligus suasana yang lebih tenang.
Memahami pola pergerakan harga hotel pada hari kerja membuat proses berburu kamar terasa lebih terarah. Weekday juga memberi suasana yang lebih lengang sehingga pengalaman menginap terasa lebih leluasa tanpa biaya berlebih. Jika jadwalmu cukup fleksibel, memindahkan rencana menginap ke hari kerja dapat menjadi strategi sederhana namun efektif untuk mendapat harga yang lebih ramah.
Referensi:
"What day of the week is it cheaper to book a hotel? A guide for hotel owners" Site Minder. Diakses pada November 2025
"The Real Reason Some Midweek Stays Are Way Cheaper" The Messenger. Diakses pada November 2025
"How is Hotel Room Pricing Decided? + How to Get a Better Deal" Engine. Diakses pada November 2025
"The Best Time to Book a Hotel Room, According to Travel Experts" AFAR. Diakses pada November 2025
"Hotel Room Pricing: Single, Weekday, Weekend & Seasonal Rates" STUDY. Diakses pada November 2025

















