10 Wisata Religi di Solo dari Masjid hingga Makam Keramat

Siapa yang tidak mengenal masjid ini? Masjid Raya Sheikh Zayed  sukses menjadi perbincangan hangat di Indonesia karena arsitekturnya yang begitu megah dan hibah dari Putra Mahkota UEA.

Dengan luas bangunan sekitar 8.000 meter persegi, masjid ini mampu menampung 10.000-15.000 jamaah, lho! Arsitekturnya yang mengadaptasi Syekh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, membuat masjid ini mampu memikat siapapun yang datang ke sini.

Lokasi: Jalan Ahmad Yani No.128, Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta

Bagi kalian umat Katolik, kalian bisa berkunjung ke Gua Maria Mojosongo. Pada awalnya Gua Maria Mojosongo ini hanyalah sebuah tanah lapang yang dipenuhi belukar dengan salib besi di tengahnya, kemudian pada tahun 1983 tempat ini resmi dijadikan sebagai tempat ziarah umat Katolik.

Suasananya yang sejuk dan rindang karena banyak pepohonan membuat tempat ini cocok bagi kalian yang sedang mencari ketenangan jiwa.

Lokasi: Jalan Debegan, RT 04/RW 05, Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta

Salah satu tempat yang bisa dikunjungi selanjutnya untuk wisata religi ialah Vihara Dhamma Sundara. Tempatnya yang begitu luas, tenang, dan asri cocok untuk kalian yang sedang mencari ketenangan batin. Keunikan vihara ini sendiri terletak pada bangunan utamanya yang atapnya berbentuk limasan.

Tak hanya itu, kalian juga akan menemukan candi putih yang memiliki stupa besar di puncaknya serta beberapa stupa kecil di puncak bawahnya. Vihara yang didirikan pada tahun 2002 oleh Sundara Husea ini sukses menjadi destinasi wisata religi di Solo.

Lokasi: Jalan Ir. Juanda No.223B, Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta

Berkunjung ke wilayah Keraton Kasunanan Surakarta, kurang lengkap rasanya apabila tidak mampir ke Majid Agung Keraton Solo. Masjid yang dibangun pada tahun 1763 ini menjadi bagian dari Keraton Kasunanan Surakarta.

Gaya arsitektur vernakular yang dipakai menjadi keunggulan dan keunikan masjid ini. Adanya perpaduan gaya Arab Persia pada gapuranya dikombinasikan dengan interior masjid yang kental akan nuansa Jawa menjadikan tempat ini sangat unik.

Lokasi: Jalan Masjid Agung No.1, Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta

Didirikan pada tahun 1725, Masjid Al Wustho Mangkunegaran menjadi salah satu masjid tertua di Solo. Masjid yang dibangun oleh Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegara I ini awalnya hanya diperuntukkan untuk pihak keluarga kerajaan, namun seiring berjalannya waktu mulai dibuka bagi umum.

Keunikan masjid ini terletak pada bangunannya yang berarsitektur Jawa dan Eropa. Keberadaan markis atau kuncung juga menjadi pembeda masjid ini dengan masjid lainnya di Kota Solo.

Lokasi: Jalan Kartini No.3, Ketelan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta

Dibangun pada tahun 1986, Pura Indra Prasta menjadi salah satu pura di Solo yang wajib dikunjungi saat berwisata religi. Lokasinya persis berada di tepi Sungai Jenes. Dalam pembangunannya, pura ini menggunakan sebagian material yang berasal dari sisa pembangunan Pura Bhuwana Agung Saraswati.

Jika dilihat dari strukturnya, Pura Indra Prasta ini masuk ke dalam pura berjenis dwi mandala atau memiliki dua bagian halaman. Arsitekturnya yang megah, sayang jika dilewatkan begitu saja.

Lokasi: Gang Tribusono I, Kampung Mutihan, RT 05/RW 11, Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta

Jika di Yogyakarta ada Astana Pajimatan Imagiri atau dikenal dengan Makam Raja-Raja Imogiri, Astana Oetara menjadi kompleks pemakaman K.G.P.A.A. Mangkunegara VI beserta keluarga dan kerabatnya yang berada di Solo.

Kompleksnya ini meliputi beberapa bangunan, mulai dari pendopo utama, makam keturunan dan kerabat Mangkunegaran VI, masjid, hingga galeri kecil untuk belajar sejarah. Makam yang sudah ada sejak tahun 1928 ini kerap dikunjungi oleh para pelancong, baik lokal maupun luar kota untuk sekedar berwisata sejarah sekaligus religi. Tertarik ke sini?

Lokasi: Jalan Nayu, Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta

Digadang-digadang sebagai masjid tertua di Solo, Masjid Laweyan sudah berdiri sejak tahun 1564. Konon masjid ini dibangun pada masa Kerajaan Pajang. Keunikan masjid ini terletak pada gaya arsitekturnya yang menggunakan nuansa Jawa.

Selain itu, jika berkunjung ke sini kalian akan menemukan bedug dan kentongan yang sudah berusia ratusan tahun. Tak hanya itu, meskipun sudah berusia puluhan tahun, masjid ini masih kokoh berdiri hingga sekarang.

Lokasi: Jalan Liris No.1, Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta

Bagi masyarakat Solo, mungkin tidak asing lagi dengan Ki Gede Sala. Beliau dianggap merupakan orang yang berpengaruh dalam pendirian kota Solo. Hingga saat ini, makam Ki Gede Sala menjadi wisata religi yang ramai pengunjung, terutama saat memasuki bulan Ramadhan. Para peziarah tersebut biasanya akan ngalap berkah di makam tersebut.

Lokasi: Jalan Mloyokusuman, Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta

Keberadaan Masjid Laweyan Solo tentunya tidak lepas dari peran Kyai Ageng Henis di dalamnya. Kyai Ageng Henis sebenarnya merupakan keturunan dari Brawijaya V yaitu putra Ki Ageng Sela. Beliau dianggap menjadi orang penting di Kasultanan Pajang dan leluhur raja-raja Mataram yang melahirkan perabadaan kerajaan di Kota Solo saat ini.

Tak hanya itu, beliau juga dikenal sebagai pendakwah beraliran Islam Kejawen dan pernah mengislamkan Ki Ageng Beluk, seorang tokoh masyarakat Laweyan yang beragama Hindu. Setelah berhasil memeluk agama Islam, Ki Ageng Beluk kemudian menyerahkan puranya pada Ki Ageng Henis dan diubah menjadi Masjid Laweyan yang saat ini masih berdiri kokoh dengan usia senjanya.

Lokasi: Jalan Liris No.1, Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta

Itu dia sepuluh wisata religi seru di Solo yang wajib kalian kunjungi saat bertandang ke sana. Tiap wisata religinya memiliki keunikan dan sejarahnya masing-masing ya!