6 Fakta Sumatra Barat, Daerah yang Kental dengan Budaya Minang

Sering disebut sebagai kembaran Big Ben di London, Jam Gadang merupakan ikon paling mencolok di Bukittinggi, Sumatra Barat. Monumen ini adalah hadiah Ratu Wilhelmina dari Belanda dan dikonstruksi oleh arsitek asli orang Minang.

Tidak hanya kembaran Big Ben, Jam Gadang memiliki mesin langka yang hanya diproduksi dua unit di dunia oleh pabrik Jerman. Terlebih lagi, unit mesin yang kedua itu juga digunakan di Big Ben!

Salah satu fitur umum bangunan tradisional khas Sumatra Barat adalah atap yang meruncing ke atas menyerupai tanduk. Ini adalah ciri khas arsitektur Minangkabau yang berbeda dari yang lain dan sangat dibanggakan oleh masyarakat Minang. 

Rumah adatnya yang terkenal dengan nama "Rumah Gadang" merupakan perwujudan budaya Minangkabau yang patut dilestarikan. Rumah Gadang berfungsi bukan hanya sebagai tempat tinggal, melainkan juga tempat pelaksanaan upacara adat dan bermusyawarah. 

Apabila di Pulau Madura ada Karapan Sapi, di Sumatra Barat ada Pacu Jawi, festival balapan sapi khas masyarakat Minang di Kabupaten Tanah Datar. Berbeda dari Karapan Sapi yang menggunakan arena di tanah yang datar dan kering, Pacu Jawi dilakukan di sawah yang basah atau berlumpur. 

Pacu Jawi dilaksanakan sebagai hiburan sekaligus bentuk rasa syukur para petani setelah masa panen. Momen yang biasanya diadakan setiap tiga tahun sekali ini juga dimanfaatkan oleh pedagang lokal untuk membuka pasar kuliner Minang di sekitar arena balap. 

Selama ini, Sumatra Barat umumnya selalu dikaitkan dengan budaya dan suku Minang. Padahal, masih ada komunitas adat lain yang tinggal di suatu daerah yang juga masuk ke dalam Provinsi Sumatra Barat, yaitu suku Mentawai di Kepulauan Mentawai, khususnya Pulau Siberut. 

Peneliti meyakini bahwa nenek moyang suku Mentawai tiba di Kepulauan Mentawai pada sekitar tahun 2000 sampai 500 Sebelum Masehi, sehingga dianggap juga sebagai salah satu suku tertua di Sumatra. Suku ini masih memegang erat tradisi, upacara adat, seni tato, dan bahasa mereka sampai sekarang.

Taman Nasional Kerinci Seblat sebagai taman nasional terbesar di Sumatra berperan dalam melindungi beragam flora dan fauna langka, seperti harimau sumatra, gajah sumatra, bunga bangkai, dan yang tidak asing lagi, Rafflesia arnoldii.

Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki banyak sekali suaka margasatwa, hutan lindung, dan cagar alam yang juga tersebar di beberapa provinsi sekitar Sumatra Barat. Taman ini memperoleh penghargaan sebagai Taman Warisan ASEAN dan Situs Warisan Dunia dari UNESCO. 

Provinsi Sumatra Barat memiliki begitu banyak destinasi pantai yang memesona dan instagramable. Di Padang dan sekitarnya, terdapat beberapa pantai, seperti Pantai Carolina, Pantai Padang, dan Pantai Pasumpahan yang masing-masing memiliki sensasi atau keunikan tersendiri. 

Kepulauan Mentawai juga memiliki pantai-pantai cantik yang cocok untuk surfing, sehingga banyak menarik wisatawan mancanegara untuk datang ke Mentawai sekaligus bertemu dan berinteraksi dengan suku Mentawai.

Nah, itulah enam fakta Sumatra Barat yang menjadikan provinsi ini tidak kalah menarik dengan yang lainnya. Daerah yang penuh dengan pesona dan keindahan ini sama sekali tidak rugi dikunjungi, lho!