Kamu Sah jadi Travel Blogger Kalau Penuhi 5 Syarat Ini!

Karena menjadi travel blogger itu gak mudah!

Sekarang ini rasanya travel blogger sudah menjadi profesi yang diimpikan banyak orang. Terutama bagi yang punya hobi jalan-jalan. Sepintas, kalau dilihat-lihat menjadi travel blogger sangatlah menyenangkan. Karena bisa jalan-jalan ke mana saja gratis, bahkan memang dibayar untuk jalan-jalan.

Tapi nyatanya untuk bisa menjadi seorang travel blogger itu gak mudah. Gak hanya dengan modal suka jalan-jalan atau jago nulis. Apalagi cuma mengandalkan jumlah followers di media sosial yang mencapai ribuan. Untuk bisa menjadi travel blogger, dibutuhkan hal-hal yang lebih penting daripada itu.

Salah satu travel blogger kenamaan di Indonesia, Rijal Fahmi Mohamadi di dalam sebuah webinar yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia bekerja sama dengan IDN Times beberapa waktu lalu berbagi informasi mengenai travel blogger.

Dari materi yang disampaikan, penulis pun menyimpulkan setidaknya ada 5 hal yang harus dipenuhi kalau seseorang mau disebut travel blogger. Apa saja sih?

1. Harus punya blog atau situs sendiri 

Kamu Sah jadi Travel Blogger Kalau Penuhi 5 Syarat Ini!Pexels.com/Canva Studio

Salah satu hal utama dan terpenting yang harus dimiliki seorang travel blogger adalah blog atau situs pribadi. Kenapa penting? Karena blog atau situs pribadi itu layaknya portofolio atau album pribadi bagi seorang traveler. Blog atau situs pribadi juga berfungsi sebagai identitas seorang traveler di dunia maya.

Menurut Fahmi, selama seorang traveler hanya menulis untuk sebuah situs atau perusahaan tertentu tapi ia belum memiliki blog atau situs pribadi dengan tema travel, maka ia belum bisa dikatakan sebagai travel blogger.

Sebenarnya untuk memiliki blog pribadi tidak sulit karena ada banyak penyedia platform blog gratis yang bisa digunakan, seperti Blogger.com, WordPress.com, Medium.com dan banyak lagi.

2. Konsisten traveling dan menulis 

Kamu Sah jadi Travel Blogger Kalau Penuhi 5 Syarat Ini!Pexels.com/Andrea Piacquadio

Meskipun sudah memiliki blog atau situs traveling tapi selama tidak konsisten mengisinya dengan tulisan-tulisan mengenai dunia traveling maka seseorang belum bisa disebut sebagai travel blogger.

Karena itu, di samping konsisten menjadwalkan untuk traveling, konsisten menulis itu sangat penting. Tidak harus setiap hari, paling tidak rutin seminggu sekali mengisi blog atau situs dengan tulisan terbaru. Karena dengan begitu, kita sudah bisa menunjukkan komitmen dalam memberikan konten mengenai dunia traveling kepada publik. Selain itu, konsistensi juga menjadi bukti kalau kita benar-benar serius menjalani profesi sebagai travel blogger.

3. Jelas dalam menggambarkan atau memberikan informasi 

Kamu Sah jadi Travel Blogger Kalau Penuhi 5 Syarat Ini!Pexels.com/Pixabay

Menurut Fahmi ada dua tipe travel blogger dalam menulis. Pertama adalah yang menulis secara story telling dan yang kedua adalah menulis secara travel guide. Story telling lebih fokus pada kekuatan cerita di mana seorang traveler akan menulis berbagai pengalamannya selama pergi ke suatu tempat.

Sementara untuk travel guide lebih sering menulis untuk berbagi tips hingga informasi perjalanan seperti berbagai transportasi yang bisa digunakan, tempat menginap, dan lainnya. Tapi tidak sedikit juga travel blogger yang menggabungkan kedua tipe ini.

Namun, apa pun tipe penulisan yang digunakan, selama seseorang tidak jelas dalam menggambarkan atau tidak lengkap dalam memberikan informasi di dalam tulisannya, maka ia belum bisa disebut sebagai travel blogger. Karena tujuan travel blogger menulis adalah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan publik ketika ingin pergi ke suatu tempat.

4. Rajin promosikan blog dan tulisan sendiri 

Kamu Sah jadi Travel Blogger Kalau Penuhi 5 Syarat Ini!Pexels/Kaboompics .com

Travel blogger bukan cuma punya kewajiban jalan-jalan dan menulis, tapi juga punya kewajiban mempromosikan tulisannya agar dapat dibaca oleh khalayak luas. Terutama bagi mereka yang mau pergi ke suatu tempat. Karena tanpa melakukan promosi peluang tulisan dapat dibaca oleh orang banyak sangat kecil.

Seberapa penting tulisan seorang travel blogger dibaca publik? Jawabannya adalah penting banget. Karena semakin banyak yang membaca maka semakin besar peluang tulisan itu dapat memberi manfaat, baik manfaat untuk traveler karena bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan maupun untuk destinasinya itu sendiri karena bisa diketahui publik secara luas.

Baca Juga: 9 Potret Kece Sarah Azka, Travel Blogger yang Eksotis nan Menawan

5. Menjadi rujukan banyak traveler 

Kamu Sah jadi Travel Blogger Kalau Penuhi 5 Syarat Ini!Pexels.com/Porapak Apichodilok

Blog atau situs pribadi travel blogger pastilah akan selalu dicari dan menjadi rujukan bagi siapa pun yang mau traveling. Tujuan mereka mencari dan mengakses situsnya pun beragam. Ada yang mencari tips jalan-jalan, mencari informasi mengenai rute terbaik untuk menuju ke suatu tempat, atau untuk mencari referensi tempat baru yang mau dikunjungi.

Jadi untuk bisa disebut sebagai travel blogger, maka pastikan kalau blog atau situs pribadi kita sudah menjadi rujukan dan dicari oleh orang banyak ketika mau jalan-jalan. Dengan begitu secara tidak langsung orang-orang akan mengakui kita sebagai travel blogger. Pengakuan secara sosial ini penting juga karena mengingat belum adanya lembaga resmi yang bisa memberikan predikat atau gelar travel blogger kepada seseorang.

Jadi sekarang sudah tahu 'kan kalau sebetulnya nggak mudah untuk bisa menjadi seorang travel blogger. Karena nyatanya seorang travel blogger bukan hanya pergi pelesiran sesuka hati, tapi juga harus rutin memikirkan tulisan yang mesti dimuat di blog atau situs pribadinya. Karena pada dasarnya setiap orang bisa traveling, tapi gak semuanya bisa jadi travel blogger.

Kalau kamu mau traveling saja atau mau jadi travel blogger?

Baca Juga: 6 Rekomendasi Spot Diving ala Satya Winnie, Travel Blogger Indonesia

Rahardian Shandy Photo Verified Writer Rahardian Shandy

Rutin menulis sejak 2011. Beberapa cerpennya telah dibukukan dan dimuat di media online. Ia juga sudah menulis 4 buah buku non-fiksi bertema bisnis. Sementara buku fiksi pertamanya terbit pada 2016 lalu berjudul Mariana (Indie Book Corner).

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya