Beberapa pelinggih di Pura Penambang Agung (dok.pribadi/Natalia Indah)
Pura Penambang Badung dibagi menjadi 3 mandala. Mandala pertama atau pintu masuk pura, berupa Candi Bentar yang dihiasi dengan 2 buah meriam yang dikenal dengan nama Gora dan Gori. Kemudian ada mandala kedua yang berupa bangunan terbuka sebagai wantilan pura.
Berikutnya, ada madya mandala atau area utama yang paling luas dan dipenuhi dengan pelinggih. Saat memasuki area utama ini, kamu akan melewati sebuah candi kurung yang dihiasi 2 buah arca di kanan dan kiri, yang disebut dengan arca Jaksa dan Jaksi. Suasana di bagian ini, mirip dengan kerajaan-kerajaan pada zaman dahulu. Jajaran pelinggih yang menghiasi utama mandala tersusun apik, sesuai dengan fungsi serta kedudukannya masing-masing.
Di samping itu, ada tradisi unik yang dilaksanakan di Pura Penambang Badung. Di antaranya adalah tradisi Tari Baris Tangklong yang dipentaskan saat Penampahan Galungan. Lalu, ada tradisi Siyat Sampian yang dilaksanakan pada waktu Manis Kuningan.
Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Pura Penambang Badung telah diinventarisasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali pada tahun 2016 dengan nomor 3/14-09/STS/12. Kini, pura ini bisa menjadi destinasi wisata sejarah di Kota Denpasar. Jalan-jalan sambil mengenal sejarah di Pura Penambang Badung ini terselenggara atas kerja sama IDN Times Community bareng Kultara pada tanggal 23 November lalu.