Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Aturan Membawa Anak saat Mendaki Gunung, Bikin Aman dan Nyaman

ilustrasi membawa anak saat mendaki gunung (pexels.com/Josh Wilink)

Mendaki gunung bisa menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan sekaligus edukatif bagi anak-anak. Selain memperkenalkan mereka pada alam, kamu juga bisa menanamkan nilai keberanian, tanggung jawab, dan kerja sama sejak dini. Namun, penting untuk memahami bahwa membawa anak ke alam bebas bukan hanya soal petualangan, tetapi juga soal keselamatan, kenyamanan, dan kesiapan mental serta fisik mereka, lho.

Aturan membawa anak saat mendaki gunung wajib kamu pahami dan terapkan sebelum benar-benar mengajak mereka. Mendaki memang memiliki risiko yang cukup tinggi, terlebih bila dilakukan tanpa persiapan matang. Itulah mengapa kamu perlu memahami aturan dan tipsnya agar kamu bisa membuat pengalaman mendaki menjadi aman dan menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga.


1. Pastikan usia dan kondisi anak siap mendaki

ilustrasi membawa anak saat mendaki gunung (unsplash.com/Mike Burke)

Sebelum membawa anak mendaki, kamu harus memahami batas kemampuan fisik dan mental mereka. Umumnya, anak-anak yang sudah berusia di atas 5 tahun mulai bisa diajak mendaki jalur ringan dengan pendampingan penuh. Namun, kesiapan setiap anak berbeda. Perhatikan apakah anakmu sudah cukup kuat berjalan jauh, mampu mengikuti instruksi, dan tidak mudah panik dalam kondisi baru atau darurat.

Kondisi kesehatan juga menjadi pertimbangan utama, lho. Pastikan anak dalam keadaan sehat, gak memiliki masalah pernapasan seperti asma dan gak mudah lelah. Sebaiknya, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter anak sebelum merencanakan pendakian. Lakukan juga simulasi jalan jauh sebelumnya untuk melihat sejauh mana anak bisa bertahan tanpa mengeluh atau kelelahan berlebihan.


2. Pilih jalur pendakian yang ramah anak

ilustrasi pilih jalur pendakian yang ramah anak (unsplash.com/Greg Rosenke)

Memilih jalur pendakian yang sesuai sangat penting agar anak merasa nyaman selama perjalanan. Kamu bisa mencari trail pendek dengan elevasi landai dan pemandangan menarik sebagai bentuk motivasi bagi anak. Hindarilah jalur yang terlalu terjal, licin, atau memiliki risiko jatuh yang tinggi. Beberapa jalur populer seperti nature trail atau family-friendly hiking paths bisa jadi pilihan ideal, lho.

Selain itu, pastikan jalur tersebut memiliki fasilitas penunjang seperti tempat istirahat, sumber air, dan akses komunikasi. Bacalah ulasan dari pendaki lain dan cari tahu apakah jalur tersebut sering digunakan oleh keluarga. Kamu juga bisa bertanya langsung ke pengelola taman nasional atau basecamp pendakian. Jalur yang baik untuk anak harus memiliki waktu tempuh maksimal 2-3 jam, terutama untuk pendakian pertama mereka, ya.


3. Persiapkan peralatan dan bekal sesuai kebutuhan anak

ilustrasi membawa anak saat mendaki gunung (pixabay.com/Marjohnhorn)

Membawa peralatan yang tepat sangat menentukan kenyamanan anak selama mendaki. Kamu wajib menyiapkan pakaian berlapis, jas hujan ringan, topi, dan alas kaki yang sesuai. Gunakan sepatu hiking khusus anak agar mereka gak mudah terpeleset. Jangan lupa membawa carrier khusus bila anak masih kecil dan kemungkinan gak bisa berjalan sampai puncak.

Untuk bekal, siapkan makanan ringan yang disukai anak serta air minum yang cukup. Anak-anak lebih mudah mengalami dehidrasi, jadi berikan mereka minum secara berkala. Sertakan juga perlengkapan P3K, obat pribadi, serta tisu basah dan kantong sampah. Yang tak kalah penting, pastikan semua barang tersimpan dalam ransel kedap air dan ringan agar mudah dibawa selama pendakian.


4. Ajarkan anak tentang etika dan keamanan di alam

ilustrasi membawa anak saat mendaki gunung (pexels.com/Tatiana Syrikova)

Mendaki gunung bukan hanya soal fisik, tapi juga soal karakter, lho. Kamu bisa mulai mengajarkan anak tentang etika di alam seperti gak membuang sampah sembarangan, gak memetik tanaman liar, dan menjaga ketenangan selama perjalanan. Ini menjadi pelajaran penting tentang menghormati alam dan makhluk hidup di dalamnya.

Sisi keamanan juga wajib dipahami anak, tentu dengan cara yang sesuai usianya. Beri tahu mereka pentingnya berjalan bersama, gak menjauh dari rombongan, serta mengenali tanda-tanda bahaya seperti hewan liar atau perubahan cuaca. Karena itulah, kamu wajib memberi pelatihan dasar mendaki gunung, seperti cara meniup peluit darurat atau mengenali marka jalur pendakian.


5. Siapkan mental dan jangan memaksa anak

ilustrasi mendaki gunung bersama anak (pexels.com/Susanne Jutzeler, suju-foto)

Mental anak saat mendaki sangat berpengaruh pada keseluruhan pengalaman. Kamu harus memastikan anak merasa nyaman, senang, dan gak tertekan selama perjalanan. Bila mereka mulai lelah atau gak mau melanjutkan, jangan memaksa. Ingat, tujuan utama adalah membangun pengalaman positif, bukan memaksakan pencapaian.

Untuk membantu membangun mental yang siap, kamu bisa mulai dari cerita-cerita seru tentang mendaki, video edukatif, atau bahkan mengajak mereka ikut dalam persiapan seperti memilih peralatan. Jadikan anak sebagai bagian dari rencana, bukan sekadar peserta pasif. Ini bisa membangun rasa percaya diri mereka sebelum menghadapi medan sesungguhnya, lho.


6. Perhatikan cuaca dan waktu mulai pendakian

ilustrasi perhatikan cuaca dan waktu mulai pendakian saat mendaki dengan anak (pexels.com/Josh Willink)

Cuaca yang buruk bisa menjadi risiko serius, terlebih bagi anak-anak. Maka dari itu, kamu harus selalu memantau prakiraan cuaca sebelum dan selama pendakian. Hindari mendaki saat musim hujan atau cuaca gak menentu. Cuaca cerah gak cuma membuat perjalanan lebih aman, tetapi juga meningkatkan kenyamanan anak selama menjelajah.

Selain cuaca, waktu mulai pendakian juga penting. Mulailah pendakian pagi hari agar kamu memiliki waktu cukup untuk kembali sebelum gelap. Jangan pernah memaksakan anak mendaki hingga malam karena suhu gunung bisa sangat dingin dan berbahaya bagi mereka. Dengan waktu yang tepat, kamu bisa menghindari kelelahan dan memastikan anak tetap bersemangat selama pendakian.

Menerapkan aturan membawa anak saat mendaki gunung jadi langkah penting untuk menciptakan pengalaman yang aman, menyenangkan, dan edukatif bagi anak-anak. Ingat, tujuan utama bukan mencapai puncak, tapi menciptakan pengalaman berharga bersama, ya.


Referensi:

“Hiking with Infants, Toddlers and Kids”. Rei. Diakses Juli 2025.

“Hiking with Kids”. American Hiking Society. Diakses Juli 2025. 

“Hike Smart”. National Park Service. Diakses Juli 2025.



This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us