Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa yang Harus Dilakukan saat Kehabisan Air di Gunung?

ilustrasi menampung air dari sumber alami (pexels.com/Jens Johnsson)

Mendaki gunung adalah kegiatan yang seru, menantang, dan penuh kenangan. Namun, di balik keindahan pemandangan dan semangat petualangan, ada risiko yang bisa bikin repot, yaitu kehabisan air. Ya, kehabisan air saat mendaki bisa jadi masalah serius yang gak boleh dianggap remeh. 

Kehabisan air di tengah pendakian bisa memicu dehidrasi, yang bikin kamu lemas, pusing, bahkan pingsan.  Namun, tenang, ada banyak cara cerdas dan aman yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya. Berikut ini adalah beberapa langkah penting yang bisa kamu tempuh kalau tiba-tiba airmu habis saat di tengah gunung.

1. Tetap tenang dan jangan panik

ilustrasi beristirahat di tengah pendakian (pexels.com/Jan Krnc)

Langkah pertama dan paling penting adalah: jangan panik! Panik hanya akan bikin kamu kehabisan energi dan makin cepat haus karena detak jantung naik dan pernapasan jadi lebih berat. Coba duduk sebentar, tarik napas dalam-dalam, dan evaluasi. Berapa jauh lagi ke pos berikutnya? Masih ada teman yang punya cadangan air? Apakah kamu tahu lokasi mata air terdekat? Dengan berpikir jernih, kamu bisa menyusun strategi yang lebih aman dan efisien untuk mengatasi krisis air ini.

2. Jangan banyak bergerak agar hemat energi dan keringat

ilustrasi beberapa orang sedang mendaki (unsplash.com/Diogo Tavares)
ilustrasi beberapa orang sedang mendaki (unsplash.com/Diogo Tavares)

Saat kamu sadar air mulai menipis, segera kurangi aktivitas fisik yang gak diperlukan. Jalan santai, jangan terlalu cepat. Hindari berjalan saat matahari sedang terik-teriknya. Cari tempat teduh dan dingin untuk istirahat. Ingat, semakin kamu banyak gerak, semakin banyak cairan tubuh yang terbuang lewat keringat. Sebaliknya, semakin kamu hemat energi, semakin kamu hemat air dalam tubuh.

3. Cari sumber air alami

ilustrasi menampung air dari sumber alami (pexels.com/Jens Johnsson)

Kalau kamu ingat pernah lihat aliran sungai, mata air, atau danau kecil di sekitar jalur pendakian, saatnya manfaatkan memori itu. Sumber air alami seperti ini bisa jadi penyelamat. Hanya saja, air dari alam gak selalu bersih. Pastikan kamu punya alat penyaring air atau tablet penjernih di dalam ransel. Kalau gak ada, kamu bisa masak air sampai mendidih untuk membunuh bakteri dan parasit.

4. Tampung air hujan

ilustrasi hujan deras (unsplash.com/Christopher)
ilustrasi hujan deras (unsplash.com/Christopher)

Musim hujan bisa jadi berkah kalau kamu kehabisan air. Buka flysheet, mantel hujan, atau plastik besar dan bentuk jadi alat penampung air hujan. Kamu juga bisa gunakan daun-daun besar untuk mengarahkan air ke wadah. Air hujan biasanya cukup aman diminum langsung asalkan langsung tertampung tanpa lewat permukaan tanah.

5. Jangan makan makanan asin atau pedas

ilustrasi keripik (pexels.com/icon0.com)
ilustrasi keripik (pexels.com/icon0.com)

Kalau kamu lagi krisis air, tahan dulu keinginan makan keripik, mi instan, atau makanan pedas. Kenapa? Karena makanan seperti ini bisa bikin kamu makin haus. Tubuhmu butuh cairan lebih banyak untuk mencerna makanan tinggi garam dan bumbu. Kalau harus makan, pilih yang ringan dan gak banyak bumbu, seperti biskuit tawar atau buah.

Kehabisan air di gunung memang bisa bikin panik, tapi bukan akhir dari segalanya. Dengan tetap tenang, mengandalkan naluri bertahan hidup, dan pengetahuan dasar survival, kamu bisa melewati situasi ini dengan aman. Yang terpenting, selalu lakukan persiapan matang sebelum mendaki. Riset jalur, lokasi mata air, dan bawa alat penjernih air adalah langkah antisipasi yang wajib dilakukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us