Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Dilarang Melakukan Pendakian Tektok di Gunung Argopuro? 

Gunung Argopuro (commons.wikimedia.org/Snd estrada)

Pendakian tektok merupakan aktivitas pendakian pulang-pergi dalam satu hari tanpa menginap. Istilah 'tektok' sendiri berasal dari singkatan 'trek-tok', yang berarti kegiatan mendaki dan langsung turun kembali.

Pendakian tektok cocok digunakan pada beberapa gunung yang memilki jalur relatif pendek. Oleh karena itu, kamu dilarang melakukan pendakian tektok di Gunung Argopuro yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Larangan pendakian tektok memiliki berbagai alasan, mulai dari faktor keselamatan pendaki hingga keterbatasan fasilitas dan pengawasan.

1. Keselamatan pendaki

pendaki gunung (unsplash.com/Bayu Syaits)

Jalur pendakian Gunung Argopuro dikenal sebagai salah satu yang terberat dan terpanjang di Pulau Jawa. Medan di sini bervariasi, mulai dari hutan lebat, tanjakan curam, hingga area yang membutuhkan stamina tinggi.

Melakukan pendakian tektok di Gunung Argopuro dapat meningkatkan risiko kelelahan ekstrem, dehidrasi parah, bahkan cedera serius. Keterbatasan waktu dan tuntutan fisik, seringkali membuat pendaki tidak memiliki cukup waktu untuk beristirahat.

2. Jalur pendakian yang panjang

jalur gunung (unsplash.com/Will Wilson)

Gunung Argopuro memiliki jalur pendakian yang panjang dan butuh waktu berhari-hari untuk didaki. Medannya yang kompleks, dengan banyak percabangan jalur dan minimnya penanda, membuat pendaki menjadi bingung dan rawan tersesat.

Jika pendaki terburu-buru untuk menyelesaikan tektok, fokus mereka pada navigasi dan keselamatan dapat berkurang, sehingga pendaki kemungkinan tersesat di tengah hutan. Oleh karena itu, larangan tektok merupakan langkah preventif untuk mengurangi insiden hilangnya pendaki atau kecelakaan serius.

3. Keterbatasan fasilitas dan pengawasan

perkemahan di Danau Taman Hidup, Gunung Argopuro (commons.wikimedia.org/Suryabhinay)

Fasilitas pendukung di sepanjang jalur pendakian Gunung Argopuro, termasuk pos pantau dan area perkemahan mungkin memiliki keterbatasan dalam hal jumlah personel dan ketersediaan peralatan. Hal ini akan menyulitkan petugas untuk melakukan pengawasan yang efektif terhadap seluruh pendaki, terutama jika mereka tidak menginap di pos-pos yang telah ditentukan.

Pendaki tektok yang tidak melapor atau melewati pos tanpa berhenti, membuat pemantauan keberadaan dan kondisi menjadi sulit, sehingga jika terjadi insiden, respons penyelamatan akan terhambat. Keterbatasan inilah yang berpotensi membahayakan pendaki dan menyulitkan upaya pencarian, serta penyelamatan jika mereka tersesat.

Tujuan utama dari larangan ini adalah untuk menanamkan kesadaran ekologis pada setiap pendaki. Dengan durasi pendakian yang lebih normal, pendaki diharapkan dapat lebih menikmati dan menghargai alam.

Kebijakan ini diambil demi keselamatan pendaki, serta menjaga kelestarian ekosistem di sekitar Gunung Argopuro. Dengan memahami dan mematuhi larangan ini, kita tidak hanya melindungi diri, tetapi menjaga keasrian area gunung.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us