Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Pendaki Pemula Sering Tersesat di Gunung? Ini Penyebab Utamanya

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Oziel Gómez)

Pernah dengar cerita pendaki pemula yang tiba-tiba hilang di gunung? Bukan karena gunungnya angker atau jalurnya yang wingit, tapi kadang karena hal-hal sepele yang juga dilakukan oleh pendaki tersebut.

Banyak pendaki pemula yang nekat naik tanpa persiapan matang dan akhirnya bingung sendiri di jalur pendakian. Padahal kalau kamu tahu penyebabnya, risiko tersesat bisa banget diminimalisir lho. Nah, dalam artikel ini akan dijelaskan apa saja penyebab yang bikin banyak pendaki pemula sering tersesat di gunung. Yuk, simak sampai selesai ya!

1. Kurang memahami rute jalur utama

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Andrei Tanase)

Salah satu penyebab utama pendaki pemula sering tersesat di gunung adalah kurangnya pemahaman terhadap rute jalur utama dari gunung yang akan didaki. Banyak pendaki pemula yang hanya mengandalkan petunjuk dari orang lain atau aplikasi GPS tanpa mempelajari peta resmi jalur pendakian.

Padahal, setiap gunung memiliki jalur yang berbeda-beda dengan titik persimpangan yang bisa sangat membingungkan, terutama saat gunung dalam kondisi cuaca buruk seperti kabut dan angin kencang. Tanpa pengetahuan dan pemahaman rute yang jelas, risiko tersesat akan meningkat drastis.

2. Meremehkan tanda atau patokan pada jalur pendakian

ilustrasi tanda atau patokan di jalur pegunungan (pexels.com/Maël BALLAND)

Banyak pendaki pemula yang masih sering mengabaikan atau tidak memahami fungsi tanda di jalur pendakian seperti pita warna, cat di pohon, tumpukan batu, atau patok resmi. Ini sering menyebabkan para pendaki pemula sering berjalan tanpa memperhatikan penanda.

Padahal itulah panduan utama saat ada jalur bercabang, kabut turun, kondisi gelap, atau kehilangan sinyal. Akibatnya, pendaki bisa tersesat jauh dari jalur resmi yang sudah ditentukan karena melewatkan belokan penting atau salah membaca arah.

3. Terlalu mengandalkan rombongan tanpa mencatat rute

ilustrasi mendaki berkelompok (pexels.com/Eric Sanman)

Pendaki pemula sering merasa aman karena berjalan bersama rombongan, sehingga malas mencatat atau mengingat jalur yang dilalui. Ini adalah sebuah mindset yang salah dan berbahaya, karena setiap orang tidak akan pernah tahu kapan dirinya terkena musibah seperti terpisah dari rombongan.

Saat terpisah untuk sekedar buang air, istirahat, atau tertinggal karena kelelahan, pendaki pemula cenderung kebingungan mencari arah kembali. Hal ini sangat berbahaya terutama di jalur pendakian dengan banyak cabang atau medan yang mirip. Untuk keamanan, setiap anggota rombongan harus tetap memperhatikan rute, mencatat patokan, dan tahu prosedur yang harus dilakukan jika terpisah.

4. Tidak memperkirakan waktu dan cuaca dengan benar

ilustrasi mendaki saat kabut tebal (pexels.com/Kampus Production)

Pendaki pemula sering meremehkan pentingnya perencanaan waktu dan prakiraan cuaca selama berada di jalur pendakian. Banyak yang kadang memulai pendakian terlalu siang, sehingga kehabisan waktu sebelum sampai ke pos aman atau puncak.

Kondisi malam dengan kabut yang tebal atau hujan deras bisa membuat jalur licin, tertutup dedaunan basah, atau hilang sama sekali dari pandangan. Akibatnya, para pendaki ini bisa dengan mudahnya tersesat atau malah terjebak di jalur tanpa bisa melanjutkan ke pos berikutnya.

5. Kurangnya persiapan mental dan pengetahuan navigasi dasar

ilustrasi seseorang sedang membaca kompas (pexels.com/Pixabay)

Banyak pendaki pemula yang berangkat tanpa membekali diri dengan kemampuan navigasi paling dasar. Mereka tidak tahu cara membaca peta topografi, menggunakan kompas, atau mengoperasikan GPS offline dengan baik dan benar.

Bahkan tanda-tanda alam seperti arah matahari, aliran sungai, atau bentuk punggungan juga masih sering diabaikan. Saat sadar bahwa pendaki ini tersesat, mentalnya akan dengan mudah goyah dan panik, sehingga sering berjalan sembarangan atau makin menjauh dari jalur.

Dengan mengetahui beberapa penyebab ini, seharusnya para pendaki pemula bisa lebih siap dan waspada sebelum melakukan pendakian. Jangan remehkan persiapan, pelajari jalur dengan seksama, dan latih kemampuan navigasi dasar. Ingat, keselamatan selalu lebih penting daripada mencapai puncak.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us