Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Pengalaman Budaya yang Wajib Dicoba saat ke Jepang

potret memakai kimono (unsplash.com/Stefan K)
Intinya sih...
  • Upacara minum teh (sado) mengajarkan ketenangan, kesederhanaan, dan penghargaan terhadap momen
  • Mengenakan kimono di distrik tradisional membawa sensasi kembali ke masa lalu
  • Menginap di rumah keluarga Jepang membuka mata tentang kehidupan nyata warga Jepang
  • Belajar kaligrafi Jepang (shodo) melatih fokus dan kesabaran serta membawa beban makna dan emosi dalam setiap goresan

Jepang bukan cuma terkenal dengan kuil, bunga sakura, atau makanan yang menggoda selera. Di balik pesona visual yang sering jadi incaran kamera, Jepang menyimpan kekayaan budaya yang bisa dirasakan secara langsung.

Gak sekadar datang lalu pulang dengan foto-foto cantik, turis bisa menyatu sejenak dengan kehidupan lokal lewat pengalaman budaya yang otentik. Dari upacara minum teh yang penuh makna sampai tinggal bersama keluarga lokal, setiap aktivitas ini memberi kesan yang lebih dalam tentang Jepang.

Mencoba budaya Jepang secara langsung bisa membuka sudut pandang baru tentang tradisi, nilai, dan keseharian masyarakatnya. Gak cuma memperkaya pengetahuan, kegiatan ini juga bisa memberi pengalaman emosional yang susah dilupakan. Terlibat langsung dalam kegiatan budaya juga membantu menghargai hal-hal kecil yang selama ini mungkin cuma dianggap detail.

Nah, berikut beberapa pengalaman budaya yang wajib kamu coba saat ke Jepang. Masing-masing memberikan pengalaman wisata yang mengesankan, lho!

1. Mengikuti upacara minum teh (sado)

ilustrasi upacara minum teh (commons.wikimedia.org/KuboBella)

Upacara minum teh bukan sekadar duduk dan menikmati secangkir teh hijau. Ini ritual yang melibatkan ketenangan, kesederhanaan, dan penghargaan terhadap momen. Dalam ruang tatami yang hening, gerakan tangan, tatapan, dan bahkan diamnya memiliki makna mendalam. Kamu bisa belajar cara menyeduh, menyajikan, dan meminum teh sesuai etika Jepang.

Biasanya, pengalaman ini dipandu oleh seorang sensei yang sudah bertahun-tahun mendalami sado. Setiap gerakan yang terlihat tenang itu ternyata membutuhkan latihan dan fokus tinggi. Gak heran kalau setelah mencobanya, banyak turis merasa lebih menghargai proses dalam kehidupan sehari-hari. Aktivitas ini juga jadi cara yang elegan untuk mendekat pada filosofi Zen.

2. Memakai kimono dan berjalan di distrik tradisional

potret berjalan kaki di Gion (unsplash.com/Yoshihiro)

Berjalan mengenakan kimono di kawasan seperti Gion, Kyoto atau Kawagoe bisa memberikan sensasi seperti kembali ke masa lalu. Kimono bukan sekadar pakaian, melainkan simbol status sosial dan momen penting dalam budaya Jepang. Ketika dipakai, cara berjalan dan bergerak pun harus mengikuti aturan tertentu agar tetap anggun. Banyak tempat penyewaan kimono yang juga menyediakan tata rambut dan aksesori tradisional.

Selain mempelajari cara mengenakan kimono yang benar, turis juga diajak memahami makna di balik pola dan warna kainnya. Warna tertentu dipilih sesuai musim, status, atau acara yang sedang dihadiri. Pengalaman ini terasa semakin berkesan saat menyusuri jalanan berarsitektur lama sambil berpose di depan toko-toko kayu yang klasik. Rasanya seperti hidup di masa Edo selama beberapa jam, lho!

3. Menginap di rumah keluarga jepang (minpaku)

potret berbuar dengan warga Jepang (unsplash.com/Johan Mouchet)

Menginap di rumah keluarga lokal Jepang bisa membuka mata tentang kehidupan nyata warga Jepang yang gak selalu terlihat di hotel-hotel besar. Dari menyantap sarapan buatan rumah sampai membantu tuan rumah membersihkan kebun kecil, semuanya terasa lebih akrab dan manusiawi. Percakapan santai saat makan malam bisa berubah menjadi pertukaran budaya yang hangat. Ini juga jadi kesempatan bagus untuk melatih bahasa Jepang yang selama ini dipelajari.

Beberapa keluarga bahkan mengajak tamu untuk ikut serta dalam kegiatan harian, seperti membuat onigiri, mengantar anak sekolah, atau menonton acara kuis di TV. Momen kecil seperti ini justru sering tertinggal di hati dibanding kunjungan ke tempat wisata populer. Kamu juga bisa merasakan bagaimana budaya saling menghormati dan menjaga privasi begitu kuat dalam ruang domestik Jepang. Kesan yang muncul pun biasanya jauh lebih dalam daripada menginap di penginapan komersial.

4. Belajar kaligrafi jepang (shodo)

potret kaligrafi Jepang (unsplash.com/Niketh Vellanki)

Kaligrafi Jepang atau shodo adalah seni menulis kanji dengan kuas dan tinta, yang lebih mengandalkan perasaan daripada sekadar teknik. Setiap goresan membawa beban makna dan emosi, bahkan dianggap sebagai cerminan jiwa si penulis. Turis bisa mencoba menulis dengan bimbingan instruktur profesional. Proses menulis ini juga sekaligus melatih fokus dan kesabaran.

Rasanya memegang kuas yang menyerap tinta lalu menyentuhkan ke kertas terasa jauh berbeda dibanding menulis dengan pena. Ada tekanan, sudut, dan kecepatan yang harus diperhatikan agar hasilnya memiliki kekuatan ekspresi. Bahkan saat tinta sedikit tumpah, itu tetap dianggap bagian dari keindahan. Setelah selesai, hasil karya bisa dibawa pulang sebagai kenang-kenangan pribadi yang sangat personal.

Mencoba budaya Jepang gak harus selalu lewat atraksi besar atau festival tahunan. Justru dalam kegiatan sederhana, seperti menyeduh teh, menulis huruf, atau mengenakan kimono, kamu bisa lebih memahami esensi kehidupan masyarakat Jepang. Hal-hal ini bukan cuma menyentuh mata, tapi juga hati dan pikiran. Jadi, kalau sedang merencanakan kunjungan ke Jepang, coba sisihkan waktu untuk merasakan budaya dengan cara yang lebih mendalam, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us