Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Mengirim Sinyal Darurat di Gunung: Panduan bagi Pendaki

ilustrasi mengirim sinyal darurat di gunung (pexels.com/Marek Piwnicki)

Insiden kecelakaan saat mendaki gunung bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, bahkan pada pendaki yang sudah berpengalaman sekalipun. Kondisi cuaca yang berubah cepat, medan ekstrem, atau kelalaian kecil bisa berujung pada situasi darurat yang mengancam nyawa. Salah satu teknik survival yang perlu kamu kuasai saat berada di alam bebas yakni cara mengirim sinyal darurat di gunung agar proses pertolongan bisa dilakukan secepat mungkin.

Pengetahuan tentang skill ini bisa menjadi pembeda antara selamat atau terlambat diselamatkan. Banyak kasus di mana korban baru ditemukan setelah berhari-hari karena tidak adanya sinyal yang jelas untuk menandakan keberadaan mereka. Maka dari itu, pemahaman mengenai teknik komunikasi darurat sangat penting untuk dikuasai oleh siapa pun yang berniat mendaki gunung, terlebih pada jalur ekstrem. Berikut panduan lengkap cara mengirim sinyal darurat di gunung yang perlu kamu pahami.

1. Sinyal cahaya bisa bantu menyampaikan posisi kamu secara efektif

ilustrasi mengirim sinyal darurat di gunung (pexels.com/Marek Piwnicki)

Banyak medan gunung tidak memungkinkan untuk komunikasi menggunakan jaringan telepon. Dalam kondisi seperti ini, sinyal cahaya menjadi pilihan utama untuk mengirim tanda keberadaan. Salah satu metode paling umum adalah penggunaan senter atau lampu untuk mengirim sinyal SOS menggunakan kode morse.

Kode SOS bisa kamu kirimkan dalam bentuk morse terdiri atas tiga titik, tiga garis, lalu tiga titik lagi. Cara penggunaannya cukup sederhana, kamu hanya perlu menyalakan cahaya dalam pola tersebut secara berulang. Saat malam hari atau dalam kondisi berkabut, kilatan cahaya yang diatur dalam pola ini bisa terlihat jelas dari jarak cukup jauh oleh tim penyelamat atau pendaki lain.

2. Sinyal berupa gerakan atau suara yang berulang bisa menarik perhatian

ilustrasi mengirim sinyal darurat di gunung (pexels.com/Lukas Medvedevas)

Tidak semua pendaki membawa alat bantu komunikasi atau cahaya berkekuatan tinggi. Dalam kondisi genting, kamu bisa menggunakan benda-benda di sekitar untuk menciptakan gerakan atau suara berulang sebagai tanda darurat di gunung. Gerakan tangan, pakaian mencolok yang dikibarkan, hingga peluit bisa dimanfaatkan saat kamu dalam situasi darurat semacam ini.

Peluit jadi salah satu perlengkapan sederhana namun sangat berguna dalam situasi darurat. Tiupan peluit tiga kali secara berulang biasanya dimengerti sebagai sinyal bantuan di kalangan pendaki. Selain itu, menggunakan cermin untuk memantulkan cahaya matahari juga bisa jadi alternatif saat mengirim sinyal darurat di gunung pada siang hari jika kamu tidak memiliki lampu.

3. Personal locator beacon bekerja melalui sistem satelit

Personal locator beacon (commons.wikimedia.org/Mdarcangelo)

Ada sebuah teknologi darurat yang lebih canggih saat berada di gunung atau perangkat darurat yang kita kenal sebagai personal locator beacon (PLB). PLB merupakan alat genggam kecil yang dapat mengirimkan sinyal darurat saat kamu mengalami kondisi kritis selama pendakian. PLB bekerja menggunakan teknologi satelit sehingga tetap berfungsi meskipun tidak ada sinyal seluler, menjadikan alat satu ini sangat disarankan bagi pendaki atau pemain ski lintas alam.

Meski harganya cukup lumayan tapi saat diaktifkan, PLB akan memancarkan sinyal pemancar yang menunjukkan lokasi kamu secara akurat ke sistem satelit global. Informasi tersebut kemudian diteruskan ke tim penyelamat yang berwenang untuk memulai misi pencarian. PLB sejati hanya memiliki satu fungsi utama mengirim sinyal darurat saat kamu membutuhkan bantuan.

Dengan investasi satu kali seharga beberapa ratus dolar, alat seperti ACR Electronics rescueME PLB1 menyediakan perangkat sederhana dan tahan lama, tanpa fitur tambahan, namun memiliki baterai yang bisa bertahan bertahun-tahun.

4. Mempersiapkan perlengkapan jadi langkah preventif situasi darurat di gunung

ilustrasi perlengkapan mendaki (commons.wikimedia.org/Dan DeChiaro)

Sebelum berangkat mendaki, langkah paling bijak apalagi kalau bukan menyiapkan perlengkapan yang sesuai untuk mengantisipasi kondisi ekstrem. Banyak pendaki mengalami situasi genting karena perlengkapan yang minim, baik dari sisi jumlah maupun kualitas. Jangan pernah meremehkan pentingnya perlengkapan pendakian, terutama jika rute yang ditempuh tergolong berat.

Membawa perlengkapan yang sesuai bukan hanya soal kenyamanan selama mendaki gunung, tetapi juga keselamatan. Persiapan matang bukan hanya akan membuat perjalanan mendaki kamu jadi lebih aman, tapi juga memungkinkan kamu bertahan lebih lama jika amit-amit harus menghadapi situasi genting di tengah alam liar. Sebab di gunung, situasi apapun bisa terjadi bahkan bisa berubah drastis dalam hitungan menit. Berikut merupakan daftar perlengkapan yang sebaiknya gak kamu lewatkan saat mendaki gunung:

  1. Jaket hangat untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil selama di gunung

  2. Ransel berkapasitas cukup agar semua perlengkapan penting bisa masuk

  3. Headlamp sebagai sumber cahaya utama saat malam

  4. Emergency blanket yang membantu menjaga suhu tubuh di kondisi darurat

  5. Botol air berkapasitas minimal tiga liter agar tetap terhidrasi saat mendaki

  6. Sepatu trekking dengan grip yang kuat untuk jalur licin

  7. Softshell seperti jaket puffy atau polar sebagai lapisan tambahan

  8. Peralatan P3K dan obat-obatan umum untuk penanganan awal

  9. Buff atau penutup wajah yang multifungsi

  10. Trekking pole sebagai penyeimbang saat medan menanjak atau menurun

  11. Celana dryfit panjang yang ringan dan cepat kering

  12. Jaket hardshell tahan air dan angin sebagai pelindung cuaca ekstrem di gunung

  13. Alat komunikasi seperti HT jika memungkinkan

  14. Tali webbing untuk keperluan darurat dan pengikat barang

  15. Makanan ringan seperti cokelat, biskuit, dan buah kering jangan ketinggalan

  16. Navigasi digital atau GPS sebagai panduan arah

  17. Sunglasses serta sun protection untuk perlindungan sinar UV selama mendaki gunung

  18. Geiter sebagai pelindung kaki dari lumpur dan pasir

  19. Topi atau kupluk untuk menjaga suhu kepala

  20. Kaos inner berbahan dryfit lengan panjang sebagai lapisan dasar

  21. Survival kit berisi perlengkapan tambahan darurat seperti korek api, pisau kecil, dan tali multifungsi

Pengetahuan mengenai cara mengirim sinyal darurat di gunung menjadi sebuah bekal penting yang seharusnya dimiliki oleh setiap pendaki, baik pemula maupun berpengalaman. Dengan memahami metode seperti yang telah disebutkan di atas serta membawa perlengkapan yang tepat, kemungkinan untuk mendapat pertolongan saat keadaan darurat di gunung menjadi jauh lebih besar. Maka dari itu, pastikan kamu benar-benar memahami cara mengirim sinyal darurat di gunung sebelum memulai pendakian berikutnya.

Referensi:

"6 Best Ways to Call for Help in the Mountains". Advnture. Diakses pada Juni 2025.

"Communication: Signaling". Be Ready Utah. Diakses pada Juni 2025.

"How to Send an Emergency Signal in the Wilderness". Howcast. Diakses pada Juni 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us