Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Tipe Colokan di Luar Negeri, Info Penting bagi Traveler

ilustrasi tipe colokan di luar negeri (pexels.com/ready made)

Ketika kamu merencanakan perjalanan ke luar negeri, ada satu hal kecil tapi penting yang sering terlupakan, yakni colokan listrik. Banyak traveler baru menyadari bahwa perangkat elektronik mereka gak bisa diisi daya karena perbedaan bentuk colokan dan tegangan di negara tujuan. Padahal, tipe colokan di luar negeri sangat bervariasi tergantung pada wilayah dan standar nasional masing-masing negara, lho. 

Dari bentuk pin, konfigurasi lubang, hingga voltase dan frekuensi arus, semuanya bisa berbeda. Informasi ini akan membantumu memahami perbedaan setiap tipe colokan berdasarkan kategori internasional dari A hingga G dan lainnya. Dengan begitu, kamu bisa bepergian tanpa khawatir soal pengisian daya perangkat elektronik, nih.


1. Tipe A dan B digunakan di Amerika dan Jepang

ilustrasi colokan tipe A Jepang (YouTube.com/Andrew Lam)

Tipe A memiliki dua pin pipih paralel, sedangkan tipe B menambahkan satu pin pembumian bulat. Colokan ini umum digunakan di Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, dan Jepang. Meski bentuknya mirip, Jepang dan Amerika memiliki sedikit perbedaan pada ukuran pin dan sistem grounding.

Jika kamu membawa perangkat dari Indonesia ke negara dengan tipe A atau B, kemungkinan besar kamu akan butuh adaptor. Selain itu, tegangan di negara-negara ini umumnya hanya 100–127 volt, berbeda dengan 220–240 volt yang biasa digunakan di Indonesia. Jadi selain adaptor, kamu mungkin juga memerlukan voltage converter, ya.


2. Tipe C dan F, paling umum di Eropa dan Asia

ilustrasi colokan tipe C (YouTube.com/Robs Rave Reviews)

Tipe C yang dikenal juga sebagai Europlug, menjadi salah satu colokan paling umum di dunia. Colokan ini mempunyai dua pin bulat dan dipakai di sebagian besar negara Eropa, Asia, Afrika, serta Amerika Selatan. Karena fleksibilitasnya, banyak adaptor universal yang menjadikan tipe C sebagai standar.

Sedangkan, tipe F dikenal sebagai Schuko plug, mempunyai dua pin bulat serta dua klip pembumian di sisi colokan. Digunakan secara luas di Jerman, Belanda, Rusia, dan beberapa negara lain di Eropa. Tipe C dan F kompatibel satu sama lain, jadi kamu gak perlu khawatir jika bepergian antarnegara Eropa. Namun, pastikan perangkatmu bisa menangani tegangan 220–240 volt.


3. Tipe G, khas Inggris dan Negara Persemakmuran

ilustrasi colokan tipe G (YouTube.com/LRN2DIY)

Tipe G adalah colokan tiga pin berbentuk persegi panjang dan cukup besar. Colokan ini dipakai di Inggris, Irlandia, Hong Kong, Singapura, Malaysia, serta negara-negara di Timur Tengah. Sistem ini dianggap sangat aman karena memiliki sekring internal dan penutup otomatis di soket.

Bentuk yang unik membuat tipe G gak kompatibel dengan colokan lainnya. Jadi, kamu wajib membawa adaptor jika bepergian ke negara yang menggunakan tipe ini. Selain itu, colokan tipe G hanya bekerja dengan tegangan 230 volt dan frekuensi 50 Hz, yang cocok dengan sebagian besar perangkat asal Indonesia.


4. Tipe I, sangat umum di Australia dan Selandia Baru

ilustrasi colokan tipe I (YouTube.com/TravelMaxing)

Tipe I dipakai di Australia, Selandia Baru, Fiji, dan beberapa bagian China. Bentuknya memiliki dua pin miring dan satu pin pembumian vertikal, menyerupai huruf "V" terbalik. Meski gak seumum tipe C atau G, colokan ini cukup penting diketahui jika kamu berencana menjelajahi Oseania, lho.

Tegangan di negara-negara tersebut adalah 230 volt dengan frekuensi 50 Hz. Banyak travel adapter modern sudah mencakup tipe I, tapi tetap pastikan perangkatmu kompatibel dengan tegangan yang digunakan. Untuk perangkat seperti curling iron atau hair dryer, kamu mungkin memerlukan converter.


5. Tipe D, M, dan L digunakan di India, Afrika, dan Italia

ilustrasi colokan tipe M (YouTube.com/RajuGinni Com)

Tipe D dipakai di India, Sri Lanka, dan Nepal dengan tiga pin bulat membentuk segitiga. Ini jadi versi lama, tapi masih dipakai di wilayah Asia Selatan. Meski bentuknya mirip dengan tipe M, keduanya gak kompatibel.

Tipe M digunakan di Afrika Selatan, Botswana, serta negara-negara Afrika lainnya. Ini merupakan versi yang lebih besar dari tipe D dan biasanya digunakan untuk peralatan berdaya tinggi. Tipe M sering dipakai untuk AC, mesin cuci, dan alat rumah tangga besar. Tegangan umumnya berada di kisaran 220–240 volt, sehingga kamu perlu berhati-hati jika ingin menggunakan perangkat kecil seperti phone charger melalui soket ini.

Tipe L dimanfaatkan di Italia dan sebagian Chili, memiliki tiga pin sejajar secara vertikal. Karena bentuknya yang cukup spesifik, kamu butuh adaptor khusus jika bepergian ke negara-negara ini.


6. Tipe N, sistem baru di Brasil dan Afrika Selatan

ilustrasi colokan tipe N (YouTube.com/cocktail cocktail)

Tipe N termasuk colokan yang relatif baru yang mulai dikembangkan sebagai pengganti banyak standar colokan di Brasil. Ini memiliki tiga pin bundar yang sejajar, dua untuk arus dan satu untuk grounding, mirip secara visual dengan tipe C dan M tapi berbeda dalam dimensi dan konfigurasi.

Brasil secara resmi mengadopsi tipe N sebagai standar nasional, meski banyak properti masih menggunakan tipe C. Tegangan di Brasil bisa bervariasi antara 127V dan 220V tergantung kota, jadi kamu perlu memperhatikan info spesifik saat berkunjung, ya.


7. Tipe O jadi standar nasional Thailand

ilustrasi colokan tipe O (YouTube.com/Thunderjoon)

Tipe O merupakan standar resmi colokan di Thailand, terdiri dari tiga pin bulat dalam konfigurasi segitiga, mirip dengan tipe B tetapi bulat. Meski sudah diumumkan sebagai standar nasional sejak 2006, penggunaannya belum sepenuhnya merata dan masih banyak rumah yang menggunakan tipe C dan B.

Colokan tipe O mendukung grounding dan aman digunakan untuk perangkat elektronik modern. Tegangan di Thailand adalah 220 volt dengan frekuensi 50 Hz, mirip dengan Indonesia, sehingga kamu tidak perlu converter, hanya adaptor bentuk colokan jika diperlukan.

Mengetahui tipe colokan di luar negeri menjadi langkah kecil yang bisa membuat perjalananmu jauh lebih nyaman. Gak semua negara menggunakan colokan yang sama dan membawa adaptor yang tepat akan menghindarkan kamu dari masalah besar seperti hak bisa mengisi daya ponsel atau laptop. Oh oya, jangan lupa juga untuk memperhatikan voltase dan frekuensi listrik agar perangkatmu tetap aman. Selamat merencanakan perjalanan dan semoga bebas dari masalah charging!




This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us