Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tips Menghadapi Kabut Tebal saat Mendaki Gunung

ilustrasi pendaki
ilustrasi pendaki (pexels.com/Kampus Production)
Intinya sih...
  • Tetap tenang dan kurangi kecepatan langkah saat kabut tebal datang
  • Gunakan tanda jalur dan perhatikan jejak di sekitar untuk menghindari kesesatan
  • Nyalakan lampu atau gunakan peralatan pendukung untuk menjaga jarak pandang dan komunikasi dalam kelompok
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mendaki gunung merupakan aktivitas yang menyenangkan, tapi juga menuntut kesiapan ekstra, karena risiko di alam terbuka tetap selalu ada. Salah satu tantangan saat mendaki gunung adalah kabut tebal. Kabut bisa datang tiba-tiba tanpa tanda, sehingga bisa mengurangi jarak pandang dan membuat para pendaki pun mengalami kesulitan dalam mengenali jalur yang benar.

Kondisi kabut yang tebal di gunung bukan hanya mengganggu penglihatan, tetapi juga bisa meningkatkan suhu yang ada di sekitar dan tingkat kelembapan yang ada. Jika sampai mengalami kondisi kabut tebal ketika mendaki gunung, maka simaklah beberapa tips berikut ini akan tetap aman dan tidak tersesat.

1. Tetap tenang dan kurangi kecepatan langkah

ilustrasi pendaki
ilustrasi pendaki (pexels.com/Gantas Vaičiulėnas)

Hal pertama yang harus dilakukan ketika kabut datang adalah menenangkan diri dan tidak panik. Panik hanya akan membuatmu mudah kehilangan fokus dan pada akhirnya lebih mudah tersesat akibat mengambil keputusan terburu-buru, tanpa memperhatikan soal situasi sekitar.

Coba kurangi kecepatan langkah dan perhatikan setiap pijakan yang aman sebelum nantinya melangkah, sehingga akan tetap aman. Dengan berjalan secara perlahan, maka kamu pun akan tetap waspada terhadap kondisi medan yang licin, jurang tersembunyi, hingga rute yang tidak jelas akibat tertutup kabut tebal.

2. Gunakan tanda jalur dan perhatikan jejak di sekitar

ilustrasi pendaki
ilustrasi pendaki (pexels.com/India Uttarakhand)

Pada kondisi kabut tebal, biasanya pandangan akan terbatas dan membuatmu kesulitan melihat jalur pendakian. Biasakan untuk selalu memperhatikan tanda, seperti cat penanda, pita, atau tumpukan batu yang pada umumnya dipasang jalur resmi pendakian.

Jika jalurnya terasa samar, maka cobalah untuk mengenali ciri-ciri alam di sekitar, seperti batuan besar, bentuk pohon, hingga aliran kecil yang dapat dijadikan sebagai acuan arah. Hindari pula keluar dari jalur utama, karena kabut bisa membuatmu kehilangan orientasi dalam waktu singkat, sehingga sulit untuk kembali ke arah semula.

3. Nyalakan lampu atau gunakan peralatan pendukung

ilustrasi mendaki malam
ilustrasi mendaki malam (unsplash.com/Nichika Sakurai)

Kabut tebal ternyata bisa membuat suasana di sekitar jadi terlihat gelap, meski masih di siang hari dan penggunaan senter atau headlamp dianggap sangat membantu. Cahaya dari lampu tersebut berfungsi sebagai tanda bagi anggota kelompok lain agar bisa saling melihat dan tidak mudah terpisah.

Jika mendaki dalam kelompok, maka pastikan setiap orang saling menjaga jarak pandang dengan orang di depan dan di belakangnya. Selain lampu, peluit juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi darurat untuk memberitahu posisi pada saat jarak pandang mulai semakin terbatas.

4. Istirahat dan tunggu kabut reda jika kondisinya terlalu bahaya

ilustrasi pendaki
ilustrasi pendaki (unsplash.com/Annie Spratt)

Apabila kabut semakin tebal hingga jarak pandang hanya beberapa meter, maka sebaiknya berhenti sejenak dan cari tempat aman untuk berlindung. Jika memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan dalam kondisi seperti ini, maka bisa berisiko tinggi, terutama di jalur berbatu atau menurun.

Gunakan waktu istirahat sebaik mungkin untuk menghangatkan tubuh, meminum air hangat, atau memeriksa kembali perlengkapanmu. Biasanya, kabut di gunung akan menipis setelah beberapa waktu, sehingga bisa kembali melanjutkan perjalanan pada saat jarak pandang sudah lebih aman dan jelas.

Menghadapi kabut tebal ketika mendaki gunung memerlukan kewaspadaan, ketenangan, dan kemampuan dalam membaca situasi. Justru dengan tenang dan memperhatikan kondisi sekitar, maka bisa mendaki dengan aman tanpa masalah. Lebih baik menunda perjalanan beberapa saat daripada memaksakan diri dan pada akhirnya terjebak bahaya di tengah pendakian!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Travel

See More

[QUIZ] Intip Destinasi Liburanmu dari Karakter KPop Demon Hunters Favoritmu!

15 Nov 2025, 20:30 WIBTravel