Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemenkeu: APBN Kita Aman di Tengah Dinamika Global

Febrio Nathan Kacaribu/Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF)
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kemenkeu Febrio Kacaribu
Intinya sih...
  • Ada tekanan dalam penerimaan negara, namun defisitnya kecil
  • APBN semester I-2025 diyakini sesuai prediksi, akan dilaporkan ke DPR RI
  • Berbagai peristiwa global membayangi ekonomi Indonesia hingga Juni 2025

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) aman pada semester I-2025, meski banyak dibayangi peristiwa global.

"APBN kita aman, kita melihat trajectory dari yang kemarin sudah kita laporkan sampai bulan Mei, itu kita lihat trajectory-nya cukup terkendali," kata Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal (DJSEF) Kemenkeu Febrio Kacaribu di Jakarta, dikutip dari ANTARA, Sabtu (28/6/2025).

1. Ada tekanan dalam penerimaan negara

ilustrasi pajak (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi pajak (IDN Times/Aditya Pratama)

Kendati demikian, Febrio mengakui saat ini memang ada tekanan dalam penerimaan negara, dan dari sisi belanja pemerintah sudah mulai mengeksekusi belanja.

"Sehingga kita lihat kemarin defisitnya kecil," ucap dia.

2. APBN semester I-2025 diyakini sesuai prediksi

Ilustrasi APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi APBN. (IDN Times/Aditya Pratama)

Febrio mengungkapkan, Kemenkeu akan melaporkan APBN per semester I ke DPR RI pada 8 Juli 2025. Dalam laporannya, pihaknya meyakini anggaran yang dimiliki negara sesuai dengan arah perkembangan yang diprediksi.

"Nanti kita akan laporkan di laporan semester (lapsem), tetapi sampai akhir Mei kemarin trajectory-nya tetap baik," kata dia.

3. Peristiwa global yang bayangi ekonomi Indonesia

Donald Trump dengan bagan tarif resiprokal pada 2 April 2025 di Gedung Putih (flickr.com/The White House)
Donald Trump dengan bagan tarif resiprokal pada 2 April 2025 di Gedung Putih (flickr.com/The White House)

Adapun berbagai peristiwa global membayangi ekonomi Indonesia hingga Juni, mulai dari penerapan pajak balasan (resiprokal) oleh Amerika Serikat (AS), hingga yang terbaru eskalasi konflik antara Iran-Israel yang berdampak signifikan pada alur logistik dunia.

Untuk resiprokal, batas akhir negosiasi tarif jatuh pada 8 Juli 2025, atau 90 hari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif resiprokal kepada negara-negara mitra dagang utamanya pada awal April lalu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us