Tarif Trump Gagal Dinego, RI Bakal Tetap Borong Gandum AS?

- Pengusaha tetap jalankan MoU meski RI kena tarif resiprokal tinggi
- Impor dilakukan masing-masing perusahaan yang jadi anggota
Jakarta, IDN Times - Kesepakatan pembelian gandum dari Amerika Serikat (AS) oleh sejumlah perusahaan Indonesia dipastikan tetap berjalan, meski pemerintah AS telah menetapkan tarif 32 persen terhadap produk-produk asal Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus “Franky” Welirang menyampaikan nota kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani bersifat tidak mengikat. Namun, hubungan bisnis antara pelaku usaha kedua negara dipastikan tetap terjaga baik.
"MoU tidak mengikat namun secara bussiness kita private tetap punya hubungan yang baik," kata dia kepada IDN Times, Selasa (8/7/2025).
1. Kesepakatan tetap dijalankan meski RI kena tarif resiprokal tinggi

Franky menegaskan, tidak ada kebutuhan untuk meninjau ulang kesepakatan impor gandum meskipun Presiden AS Donald Trump memutuskan tetap mengenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen.
MoU impor gandum antara pelaku usaha Indonesia dan AS sendiri bertujuan memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi guna meringankan tarif dagang yang diberlakukan pemerintah AS.
"Yang terpenting dari sudut swasta kita sudah menunjukkan niat kita untuk bercooperasi secara bussiness," ujarnya.
2. Impor dilakukan masing-masing perusahaan yang jadi anggota

Terkait mekanisme impor, Franky menjelaskan Aptindo hanya berperan sebagai asosiasi. Sementara, impor gandum dilakukan langsung oleh masing-masing anggota yang merupakan pabrik tepung terigu.
"Impor gandum dilaksanakan oleh masing-masing unit usaha anggota, yaitu pabrikan tepung terigu," ujarnya.
3. Volume impor yang dilakukan perusahaan tak dapat diungkap ke publik

Sementara ketika ditanya mengenai jumlah impor yang akan dilakukan oleh Indofood berdasarkan kesepakatan tersebut, pria yang juga menjabat sebagai direktur di perusahaan itu menolak memberikan detail.
Dia menegaskan, informasi tersebut bersifat komersial dan dirinya tidak memiliki kewenangan untuk menyampaikan hal itu atas nama perusahaan.
"Itu rahasia kami masa hal komersial demikian saya harus bicara? Dan saya juga tidak ada hak bicara atas nama Indofood," ujarnya.
Namun berdasarkan dokumen yang diterima IDN Times, proposal yang diajukan Indonesia untuk negosiasi tarif resiprokal ke AS sebelumnya, tercatat Indonesia berencana membeli 2 juta ton gandum senilai 500 juta dolar AS atau sekitar Rp8,1 triliun. Jumlah ini meningkat tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Disebutkan, impor akan dilakukan oleh Indofood.