Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

RI Impor Gandum 1 Juta Ton dari AS buat Muluskan Nego Tarif Trump

ilustrasi tepung gandum (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Pemerintah dorong perusahaan RI teken kesepakatan dagang dengan AS
  • MoU antarperusahaan untuk perkuat posisi Indonesia dalam negosiasi
  • Ada BUMN dan perusahaan swasta yang terlibat dalam proses tersebut

Jakarta, IDN Times – Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo), Franciscus “Franky” Welirang mengungkapkan, Aptindo bersama dengan asosiasi gandum Amerika Serikat (AS) sepakat melakukan pembelian gandum dari AS sebanyak 1 juta ton per tahun mulai 2026 hingga 2030.

Penandatanganan antara Aptindo dengan asosiasi gandum AS telah dilakukan Senin (7/7/2025) siang.

Franky menyampaikan, langkah tersebut diharapkan dapat mendukung kelancaran proses negosiasi tarif resiprokal antara pemerintah Indonesia dengan otoritas perdagangan di AS.

“Saya kira demikian mungkin dapat memperlancar nego tarif pemerintah Indonesia dengan Trump,” ujar Franky kepada IDN Times, Senin (7/7/2025).

1. Pemerintah dorong perusahaan RI teken kesepakatan dagang

Ilustrasi MoU. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi MoU. (IDN Times/Aditya Pratama)

Franky menuturkan, semua anggota Aptindo terlibat dalam kesepakatan pembelian gandum dari AS.

"Seluruh anggota Aptindo. Praktis semua industri tepung terigu yang ada di Indonesia," ujarnya.

Adapun salah satu anggota Aptindo adalah Bogasari Flour Mills, yang merupakan anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk menjadi salah satu dari sejumlah perusahaan Indonesia yang didorong pemerintah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dagang dengan mitra AS.

Indofood tercatat sebagai perusahaan yang memiliki keterkaitan langsung dengan Franky. Selain memimpin Aptindo, Franky juga menjabat sebagai Direktur di Indofood.

2. MoU antarperusahaan untuk perkuat posisi Indonesia dalam negosiasi

Ilustrasi MoU. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi MoU. (IDN Times/Aditya Pratama)

MoU perusahaan merupakan bagian dari upaya memperkuat kerja sama perdagangan kedua negara, sekaligus menunjukkan komitmen pelaku Indonesia dalam menjaga hubungan dagang menjelang pengumuman kebijakan tarif impor terbaru oleh AS.

Juru Bicara Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian, Haryo Limanseto menyampaikan dukungan tersebut diberikan sebagai upaya memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi.

"Karena itu business to business dan melibatkan banyak perusahaan Indonesia maupun Amerika, pemerintah itu cuma bisa mendorong sebelum itu (pengumuman tarif)," kata dia saat dihubungi IDN Times, Senin (7/7).

3. Ada BUMN dan perusahaan swasta yang terlibat

ilustrasi perusahaan (pexels.com/SevenStrom JUHASZIMRUS)
ilustrasi perusahaan (pexels.com/SevenStrom JUHASZIMRUS)

Lebih lanjut, Haryo membenarkan badan usaha milik negara (BUMN) turut terlibat dalam proses tersebut. Namun, dia enggan mengungkap nama-namanya karena kesepakatan belum final dan dapat berubah sewaktu-waktu.

"Tapi dari BUMN dan swasta (yang terlibat) itu bisa saya sebutkan gitu," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us