Trump Desak 17 CEO Farmasi Turunkan Harga Obat di AS

- Trump mengirim surat ke 17 CEO farmasi terkemuka
- Surat meminta komitmen harga obat "most-favored nation" dalam 60 hari
- Ancaman sanksi dan dampak pasar terhadap saham farmasi di New York
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan pada Kamis (31/7/2025) langkah besar dengan mengirimkan surat kepada 17 pimpinan perusahaan farmasi terbesar dunia. Dalam pengumuman di Gedung Putih, Trump menuntut agar harga obat resep di AS disamakan dengan harga yang diterapkan di negara lain.
Sebelumnya, pada Mei 2025, Trump juga telah menandatangani perintah eksekutif yang menekankan agar produsen obat menurunkan harga, jika tidak ingin pemerintah menggunakan kewenangan untuk menurunkan harga atau mengimpor obat dari luar negeri.
1. Surat instruksi ke CEO farmasi terkemuka
Trump membagikan surat-surat yang ditujukan langsung ke CEO perusahaan seperti Eli Lilly, Pfizer, Merck, dan AstraZeneca melalui platform Truth Social. Dalam surat itu, Trump meminta komitmen tertulis dalam waktu 60 hari untuk menerapkan kebijakan "most-favored nation", yaitu harga obat di AS tidak boleh lebih tinggi dari harga terendah di negara maju lainnya.
“Satu-satunya hal yang akan saya terima dari produsen obat adalah komitmen memberikan keringanan segera untuk keluarga Amerika dari harga obat yang sangat tinggi serta mengakhiri beban inovasi Amerika bagi bangsa Eropa dan negara maju lain,” tulis Trump, dilansir Yahoo Finance.
2. Ancaman sanksi dan tindakan lanjutan
Dalam perintah eksekutif bertanggal 12 Mei 2025, Trump memberi wewenang kepada Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) untuk menetapkan target harga serta memfasilitasi pembelian langsung antara pasien dan produsen pada harga most-favored nation.
“Jika Anda menolak untuk bertindak, kami akan menggunakan semua alat yang kami miliki demi melindungi keluarga Amerika dari praktik harga obat yang merugikan.” kata Trump, dilansir The New York Times.
Trump juga mengingatkan pemerintah dapat memberlakukan tarif impor obat dari Eropa hingga 15 persen mulai Agustus 2025 apabila tuntutan tidak dipenuhi, yang bisa menyebabkan kenaikan beban biaya bagi industri farmasi dan berimbas pada harga di pasar domestik.
3. Reaksi industri dan dampak pasar
Setelah pengumuman pada Kamis, indeks saham farmasi di New York langsung anjlok hingga 3 persen dan saham perusahaan seperti Eli Lilly, Pfizer, dan Merck mengalami penurunan signifikan. AstraZeneca menolak berkomentar saat diminta tanggapan, sementara perusahaan lain belum memberikan respon langsung.
“Kemungkinan mereka akan memastikan apakah ada produk yang bisa dijual langsung ke konsumen dengan harga lebih rendah, sesuai permintaan Presiden.” ujar seorang pengamat kebijakan kesehatan, Stacie Dusetzina dari Vanderbilt University, dilansir CTV News.