Tanda Peringatan Dini sebelum Stroke Terjadi, Kenali dan Waspadai

- Gejala stroke sering muncul tiba-tiba, tetapi kadang ada tanda peringatan lebih dulu.
- Tidak semua stroke diawali dengan sakit kepala, tetapi dalam beberapa kasus, sakit kepala yang berat atau berbeda dari biasanya bisa menjadi isyarat awal sebelum serangan stroke terjadi.
- Salah satu tanda peringatan lain sebelum stroke adalah TIA atau mini stroke. Kondisi ini terjadi ketika aliran darah ke sebagian otak terhenti sementara.
Tidak selamanya stroke bisa diprediksi. Namun, beberapa tanda awal memang bisa muncul. Misalnya, rasa pusing mendadak, sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan tiba-tiba.
Terkadang, terjadi fenomena yang disebut transient ischemic attack (TIA) atau “mini stroke”, kejadian singkat yang berlangsung kurang dari lima menit dan tidak menyebabkan kerusakan permanen. Namun, TIA bisa menjadi sinyal bahaya sebelum stroke yang sesungguhnya.
Sebuah studi besar yang dimuat dalam jurnal Neurology pada 2005 menemukan bahwa tanda-tanda awal stroke iskemik bisa muncul sampai tujuh hari sebelumnya, dan tindakan cepat sangat penting untuk mencegah kerusakan otak yang serius. Tim peneliti mengamati 2.416 pasien stroke iskemik. Dari jumlah tersebut, 549 pasien pernah mengalami TIA sebelum stroke terjadi—17 persen pada hari stroke, 9 persen sehari sebelumnya, dan 43 persen dalam rentang tujuh hari sebelum serangan stroke. Hal ini berarti hampir separuh pasien stroke iskemik mengalami peringatan berupa TIA dalam seminggu sebelumnya—mendorong urgensi intervensi secepat mungkin.
Di lapangan, mayoritas kasus stroke merupakan jenis iskemik, terjadi karena penyempitan pembuluh darah atau adanya bekuan yang menghambat aliran darah ke otak
Sakit kepala yang parah atau tidak biasa
Sakit kepala memang umum terjadi, tetapi ada kalanya sakit kepala tertentu bisa menjadi tanda bahaya. Tidak semua stroke diawali dengan sakit kepala, tetapi dalam beberapa kasus, sakit kepala yang berat atau berbeda dari biasanya bisa menjadi isyarat awal sebelum serangan stroke terjadi.
Sebuah studi pada tahun 2020 terhadap 550 orang dewasa menemukan bahwa 15 persen partisipan mengalami sakit kepala sentinel sebelum terkena stroke iskemik. Sakit kepala sentinel merujuk pada sakit kepala yang muncul mendahului suatu peristiwa besar, dalam hal ini hingga satu minggu sebelum stroke.
Yang menarik, sakit kepala ini punya ciri khas: terasa sangat berat atau jelas berbeda dari pola sakit kepala yang pernah dialami sebelumnya. Biasanya, sakit kepala sentinel muncul dalam kurun tujuh hari sebelum stroke dan bahkan bisa terus berlangsung sampai gejala stroke benar-benar muncul.
Penelitian itu juga mencatat bahwa orang yang mengalami sakit kepala sentinel lebih sering memiliki fibrilasi atrium (gangguan irama jantung) dibandingkan kelompok kontrol yang tidak mengalami stroke. Hal ini memberi petunjuk bahwa sakit kepala jenis ini mungkin terkait erat dengan faktor risiko kardiovaskular tertentu.
Perlu diketahui, sakit kepala sentinel juga dikenal sebagai tanda bahaya pada kondisi medis lain, misalnya menjelang pecahnya aneurisme otak. Karena itu, setiap sakit kepala yang terasa tidak biasa, lebih berat, atau berbeda dari biasanya, sebaiknya tidak dianggap sepele. Bisa jadi itu peringatan dini dari tubuh akan terjadinya masalah kesehatan serius.
Mini stroke
Salah satu tanda peringatan lain sebelum stroke adalah TIA atau mini stroke. Kondisi ini terjadi ketika aliran darah ke sebagian otak terhenti sementara. Gejalanya sering menyerupai stroke, tetapi biasanya hilang dalam waktu kurang dari satu jam dan jarang menimbulkan kerusakan permanen. Pada beberapa kasus, gejalanya bisa bertahan hingga 24 jam sebelum benar-benar mereda.
Meskipun tampak ringan dan cepat pulih, tetapi mini stroke bukanlah sesuatu yang boleh diabaikan. Setiap kali gejala muncul, walau cuma sebentar, segera cari pertolongan medis. Mini stroke bisa menjadi peringatan serius bahwa stroke yang lebih berat mungkin sedang mengintai. Faktanya, diperkirakan sekitar sepertiga orang yang mengalami mini stroke akan mengalami stroke lebih parah di kemudian hari.
Menariknya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa jumlah orang yang terkena stroke akut dalam 90 hari setelah mini stroke kini menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini memberi harapan bahwa langkah pencegahan setelah mini stroke—seperti kontrol tekanan darah, obat pengencer darah, atau perubahan gaya hidup—efektif membantu mengurangi risiko.
Namun, bila benar-benar terjadi stroke akut, waktu menjadi kunci. Mereka yang mendapatkan perawatan dalam tiga jam pertama sejak gejala muncul memiliki peluang jauh lebih baik untuk pulih dengan komplikasi jangka panjang yang lebih sedikit.
Siapa pun bisa mengalami mini stroke, tetapi risikonya meningkat seiring bertambahnya usia. Angka kejadian stroke bahkan bisa dua kali lipat setiap 10 tahun setelah usia 55 tahun. Jika sebelumnya pernah mengalami stroke, penting untuk lebih waspada terhadap tanda-tanda mini stroke, karena itu bisa menjadi sinyal adanya stroke kedua di kemudian hari.
Beberapa tanda peringatan yang umum meliputi munculnya gejala secara tiba-tiba, seperti:
Kelemahan, mati rasa, atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh.
Bicara pelo atau kesulitan memahami ucapan orang lain.
Kehilangan penglihatan pada satu atau kedua mata.
Pusing mendadak.
Sakit kepala hebat tanpa penyebab yang jelas.
Faktor risiko utama mini stroke atau stroke antara lain:
Tekanan darah tinggi.
Diabetes.
Penyakit jantung.
Fibrilasi atrium.
Merokok.
Mengenali gejala stroke

Mengenali gejala stroke sejak dini sangat penting, karena stroke bisa berujung pada kecacatan permanen hingga kematian. Di Indonesia, ada cara mudah untuk mengingat gejalanya dengan singkatan “SeGeRa Ke RS”:
Se – Senyum tidak simetris
Salah satu tanda awal stroke adalah senyum yang terlihat miring atau hanya terangkat di satu sisi wajah. Kondisi ini kamu sulit menelan, sering tersedak, atau bahkan sulit minum.Ge – Gerak tubuh melemah
Stroke sering kali menimbulkan kelumpuhan mendadak, biasanya hanya pada satu sisi tubuh. Kamu akan tampak lemas, sulit bergerak, dan kehilangan kekuatan pada tangan atau kaki.Ra – Bicara pelo atau sulit berbicara
Orang yang terkena stroke dapat mendadak kesulitan berbicara, bicaranya tidak jelas, atau tidak mampu memahami ucapan orang lain. Gejala ini dikenal sebagai bicara pelo atau bicara tidak nyambung.Ke – Kebas atau kesemutan
Rasa kebas atau kesemutan pada separuh tubuh juga merupakan gejala khas stroke. Kamu akan sulit mengendalikan gerakan tubuh, sehingga terasa kaku atau tidak responsif.R – Rabun mendadak
Gangguan penglihatan secara tiba-tiba, baik pada satu mata maupun keduanya, juga bisa menjadi tanda stroke. Masalah ini harus segera diperiksakan untuk membedakan apakah hanya masalah mata biasa atau gejala stroke.S – Sakit kepala hebat
Sakit kepala hebat yang belum pernah dirasakan sebelumnya turut menjadi tanda timbulnya stroke. Rasa pusing sebagai gejala stroke disertai dengan tremor hingga sempoyongan. Gejala ini dipicu oleh gangguan keseimbangan pada tubuh sehingga terasa berputar dan gerakan sulit dikoordinasi.
Lebih waspada jika kamu punya faktor risiko stroke
Waspadai faktor-faktor risiko stroke yang mungkin kamu miliki, di antaranya:
Fibrilasi atrium.
Kondisi peradangan kronis (seperti psoriasis, artritis reumatoid, lupus, atau HIV/AIDS).
Penyakit ginjal kronis.
Diabetes.
Riwayat keluarga dengan stroke.
Penyakit jantung.
Pernah mengalami stroke atau mini stroke sebelumnya.
Tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi.
Faktor gaya hidup (kurang aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol berlebihan).
Sindrom metabolik.
Obesitas.
Sleep apnea obstruktif dan gangguan tidur lainnya.
Preeklamsia.
Menopause dini.
Hiperkolesterolemia primer (kadar kolesterol tinggi yang diturunkan).
Penyakit sel sabit.
Minimalkan risiko stroke dengan cara-cara ini
Meskipun stroke tidak selalu bisa dicegah sepenuhnya, tetapi ada banyak langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan risikonya secara signifikan, seperti:
Menjaga tekanan darah tetap dalam batas normal.
Memantau kadar kolesterol, dan melakukan pemeriksaan kolesterol setidaknya setiap lima tahun sekali.
Melakukan pemeriksaan kesehatan jantung dan mengikuti rencana pengobatan bila diperlukan.
Mengontrol kadar gula darah dengan baik, terutama bagi pasien diabetes.
Segera berhenti merokok jika merokok.
Menjaga berat badan tetap dalam kisaran sehat.
Berolahraga secara rutin, idealnya hampir setiap hari dalam seminggu.
Mengonsumsi pola makan sehat dengan membatasi lemak jenuh dan kolesterol.
Menggunakan obat-obatan sesuai anjuran dokter untuk mengelola kondisi medis yang dimiliki.
Gejala stroke sering muncul tiba-tiba, tetapi kadang ada tanda peringatan lebih dulu. Sakit kepala hebat atau berbeda dari biasanya bisa menjadi salah satunya. Mini stroke juga sering menjadi sinyal awal sebelum stroke sebenarnya yang lebih serius. Meski gejalanya biasanya hilang dalam satu jam, tetapi pemeriksaan medis tetap penting. Dengan diagnosis dan penanganan cepat, risiko stroke di kemudian hari bisa ditekan seminimal mungkin.
Referensi
"Stroke Warning Signs Often Occur Hours or Days before Attack." American Academy of Neurology. Diakses Agustus 2025.
Muna Barakat et al., “Factors Associated With Knowledge and Awareness of Stroke Among the Jordanian Population: A Cross-Sectional Study,” F1000Research 10 (January 12, 2022): 1242, https://doi.org/10.12688/f1000research.74492.2.
"Transient Ischemic Attack (TIA)." American Stroke Association. Diakses Agustus 2025.
"Transient ischemic attack." MedlinePlus. Diakses Agustus 2025.
Elena R. Lebedeva et al., “Sentinel Headache as a Warning Symptom of Ischemic Stroke,” The Journal of Headache and Pain 21, no. 1 (June 10, 2020), https://doi.org/10.1186/s10194-020-01140-3.
Zheng Wan et al., “Clinical Characteristics Associated With Sentinel Headache in Patients With Unruptured Intracranial Aneurysms,” Interventional Neuroradiology 27, no. 4 (November 4, 2020): 497–502, https://doi.org/10.1177/1591019920971977.
"Are There Warning Signs Before a Stroke?" Healthline. Diakses Agustus 2025.
"Kenali Gejala Stroke Dengan SeGeRa Ke RS." Kemenkes RI. Diakses Agustus 2025.
Cheryl Bushnell et al., “2024 Guideline for the Primary Prevention of Stroke: A Guideline From the American Heart Association/American Stroke Association,” Stroke 55, no. 12 (October 21, 2024), https://doi.org/10.1161/str.0000000000000475.
"Risk factors for Stroke." CDC. Diakses Agustus 2025.